Pertanyaan sederhana disampaikan kepada teman-teman saya: "Bagaimana anak-anak muda sekarang bisa berinvestasi saat pandemi?"
"Kenapa tidak?"
"Mereka harus kerja Work from home (WFH), sehingga pendapatannya berkurang!" jawab teman.
PErspektif bekerja di rumah dengan gaji berkurang itu belum tentu benar. Slaema perusahaan tempat bekerja itu masih kuat menggaji pekerjaan yang WHF seperti sediakala sebelum WHF, tentunya tidak ada masalah dengan pendapatan.
Kecuali apabila perusahaan minta pekerja bekerja di rumah dan hanya masuk ke kantor dua atau tiga kali seminggu, lalu gajinya dikurangi , misalnya dulunya pekerja digaji RP.5 juta per bulan, karena masuk hanya dua kali seminggu, hanya digaji RP.2.5 jtua per bulan.
Selama para milenial bekerja di rumah makin produktif dan tidak punya masalah dengan pendapatan yang berkurang, tentunya masalah berinvestasi perlu dilanjutkan.
Beberapa artikel yang saya baca, menyatakan bahwa dalam kondisi pandemi, milenial mencari "excuse" untuk berhenti dulu berinvestasi.
Padahal untuk berinvestasi di masa depan itu harus dimulai saat milenial bekerja, tidak perlu mencari berbagai alasan.
Para finansial planner menegaskan bahwa berinvestasi  tetap jadi prioirtas di masa pandemi.  Apabila Anda sebagai karyawan terima gaji bulanan sebagai sumber penghasilan, pasti punya kebutuhan berbagai macam baik itu kebutuhan primer maupun tersier.
Tetapi tetap diingat untuk karyawan yang punya penghasilan tetap itu masih ada kesempatan untuk naik gaji sehingga jumlah pemasukan yang lebih itu masih bisa bersisa untuk mencukupi kebutuhan dan sebagian besar untuk investasi.
Ingat bahwa karyawan produktif itu harus terus bekerja agar masa produktif itu digunakan untuk berinvestasi . Semakin lama berinvestasi maka semakin besar hasil investasi yang dapat digunakan untuk dipakai saat pensiun. Â Kebalikannya jika Anda berhenti ditengah-tengah, maka hasil investasi makin kecil dan akhirnya uang yang akan digunakan untuk pensiun makin kecil. Â
Mungkin ada yang beranggapan karena Anda bekerja PNS sehingga tak perlu berinvestasi untuk uang pensiun. Perlu diperhitungkan berapa uang pensiun yang akan anda terima pada 20 tahun yang akan datang, apakah masih mencukupi untuk kebutuhan pensiun dengan angka inflasinya. Apalagi kebutuhan lansia itu bukan menurun tapi kadang naik karena banyak biaya kesehatan yang dikeluarkan.
Tetapi ada yang mengatakan bahwa banyak pekerja yang terpaksa diberhentikan dari pekerjaan . Mencari pekerjaan di saat kondisi covid , tak mudah, apalagi harus memaksakan diri untuk menabung.
Memang benar, Anda harus bertahan untuk bisa cari pekerjaan lain. Begitu dapat pekerjaan lagi, maka ANda harus punya  kemampuan menyisihkan untuk kesejahteraan masa depan.
Resesi belum berakhir:
Pada kuartal ketiga ini , pertumbuhan ekonomi masih minus 3,49% , memang ada perbaikan dibandingkan kuartal kedua yang minus 5,32%. Â Untuk bisa bertumbuh diperlukan investasi dan konsumsi. Â Investasi tidak dimungkinkan karena investor asing yang masuk ke Indonesia tidak bertambah, bahkan turun.
Sementara konsumsi, pemerintah telah menggenjot dengan adanya PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) dimana dianggarkan sebesar  695,2 triliun untuk bantuan sosial langsung, bantuan bagi pekerja maupun UMKM.  Serapan dananya baru mencapai 30,9 persen per September 2020.  Artinya untuk mendongkrak kenaikan konsumsi dari kalangan bawah belum bisa tercapai maksimal.
Konsumsi yang diharapkan dari warga tingkat bawah sampai atas itu bisa memutarkan peredaran dana. Tetapi , sayang dari pihak perbankan melihat banyak dana dari warga kalangan menengah ke atas yang masih tersimpan dalam tabungan dan belum dipakai konsumsi. Â Pemerintah terus mendorong agar warga kelas menengah atas gunakan dananya untuk konsumsi.
Kebijakan Pemerintah untuk dorong konsumsi  dengan adanya kebijakan BI Rate yang diturunkan terus mencapai 3.75% .  Diharapkan BI Rate turun agar dana yang dikelola oleh perbankan dapat mendongkrak perbankan untuk menyalurkan kredit lebih besar ketimbang  likuidatas tabungan.
Harapan agar pasar modal bergerak melalui sentimen positif dari vaksin yang akan dapat didistribusikan di Indonesia dengan pendistribusian bertahap.
Sayangnya, aktivitas manufaktur , bisnis bidang pariwisata pun belum bisa menggeliat, masih butuh waktu cukup lama untuk bisa kembali pulih seperti sediakala.
Trik dan tips untuk dapat berinvestasi saat dan paska pandemi:
 1. .Menetapkan anggaran bulanan agar memiliki dana untuk pos investasi masa depan. Pengertian investasi masa depan adalah investasi jangka panjang, lebih dari 5 tahun. Saat ini dianjurkan untuk berinvestasi sesuai dengan profil investor, jika Anda seorang yang konservatif maka investasi di sektor obligasi pemerintah (ORI,SBR, ST, SR) dan reksadana terproteksi adalah pilihannya, jika Anda seorang moderat, investasi di sektor reksadana saham jadi pilihan tepat , jika Anda seorang agresif, tentu Anda bisa memilih saham-saham blue chip atau saham berfundamental baik yang sekarang sedang menggeliat untuk bisa rebound.
Ketika Anda sudah menetapkan investasi jangka panjang, tentu Anda punya tujuan perencanan keuangan. Â Dalam perencanaan keuangan terdiri dari kebutuhan utama pun harus diperinci secara jelas, pangan, rumah, pendidikan, asuransi/kesehatan, dan investasi.
Saat masih muda, anggaran bulanan tentu dibagi dengan prioritas awal yang harus dijadikan anggaran, tapi tetap punya pos investasi jangka panjang  terutama untuk dana pensiun 10 tahun, disiapkan setiap bulannya.
2.Menyisihkan alokasi gaji untuk inestasi masa depan. Â Umumnya, setiap karyawan tetap bisa menyisihkan 10-15% dari gaji untuk mendanai pensiun. Contohnya jika Anda berpenghasilan 10 juta maka sisihkan 1 juta untuk pos investasi jangka panjang. Â Â
Bagi mereka yang gajinya sudah dipotong oleh perusahaan untuk Program Jaminan Hari Tua dari Jamsostek, maka otomastis 5,7 % dari gaji pokok sudah dipotong . Jadi Anda tinggal menabung sisanya saja, jauh lebih ringan bukan.
3. Menggunakan auto debit untuk menabung sehingga Anda tak perlu ragu atau lupa ketika habis menerima gajian. Â Dari hasil tabungan itu Anda bisa gunakan untuk berinvestasi sesuai dengan perencanan keuangan yang telah ditetapkan di nomer 1.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H