Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai "Happy Hypoxia", Penyebab Kematian Mendadak Tanpa Gejala

8 September 2020   16:46 Diperbarui: 8 September 2020   17:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oxymeter Alat deteksi Happy Hypoxia.Sumber: kompas.com

Ada tiga orang di Banyumas yang tanpa gejala sama sekali, lalu, besoknya, sudah meninggal dunia .

Tentu saya tidak bisa menjawab secara details dan science tentang Happy Hypoxia karena saya bukan seorang tenaga  medis.

Perbedaan antara kondisi wajar vs Happy Hypoxia:

Saat kondisi wajar, otak memerintahkan tubuh mengambil oksigen dengan bernafas cepat.   Tapi ketika kurangnya oksigen dalam darah tiba-tiba turun,  terjadi inflamasi pada pasien.  Akibat inflamasi ini menghambat sinyal tubuh ke otak mengambil oksigen lebih banyak . Pasien jadi sesak nafas.

Bahaya Happy Hypoxia:

Orang yang terpapar Covid19 tanpa gejala itu  kadar oksigen dalam darah turun jadi 50% (normalnya 92%).  Tidak ada gejala sesak nafas tapi organ vital tubuh sangat kekurangan oksigen.   Akibatnya kinerja organ vital terutama paru-paru jadi memburuk .  Pasien pun jatuh pingsan, dan hal ini dapat akibatkan atau berujung kepada kematian.

Cara Mencegahnya:

  • Protokol Kesehatan Ketat:  Selalu menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan.  Dan tidak berkumpul dalam kerumunan orang banyak.  Akhir-akhir ini, klaster keluarga pun sudah ada. Jadi kita tidak bisa mengganggap remeh jika keluarga kita bukan orang OTG.  Apabila kita lengah, dan tidak lakukan pencegahan, maka kita mudah terpapar.
  • Pastikan Tidak Terjangkit:   Melakukan Rapid dan Swab tests, juga memiliki alat yang disebut dengan Oxymeter untuk memonitor berapa kadar oxygen dalam darah kita, apakah masih normal atau dibawah normal.
  • Cek Paru-paru:  Jika ada rasa sesak dan pneumonia, segera memeriksakan rontgen paru-paru , seberapa parah kerusakan paru-paru akibat covid yang menyerang paru-paru kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun