Ada tiga orang di Banyumas yang tanpa gejala sama sekali, lalu, besoknya, sudah meninggal dunia .
Tentu saya tidak bisa menjawab secara details dan science tentang Happy Hypoxia karena saya bukan seorang tenaga  medis.
Perbedaan antara kondisi wajar vs Happy Hypoxia:
Saat kondisi wajar, otak memerintahkan tubuh mengambil oksigen dengan bernafas cepat. Â Tapi ketika kurangnya oksigen dalam darah tiba-tiba turun, Â terjadi inflamasi pada pasien. Â Akibat inflamasi ini menghambat sinyal tubuh ke otak mengambil oksigen lebih banyak . Pasien jadi sesak nafas.
Bahaya Happy Hypoxia:
Orang yang terpapar Covid19 tanpa gejala itu  kadar oksigen dalam darah turun jadi 50% (normalnya 92%).  Tidak ada gejala sesak nafas tapi organ vital tubuh sangat kekurangan oksigen.  Akibatnya kinerja organ vital terutama paru-paru jadi memburuk .  Pasien pun jatuh pingsan, dan hal ini dapat akibatkan atau berujung kepada kematian.
Cara Mencegahnya:
- Protokol Kesehatan Ketat:Â Selalu menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan. Â Dan tidak berkumpul dalam kerumunan orang banyak. Â Akhir-akhir ini, klaster keluarga pun sudah ada. Jadi kita tidak bisa mengganggap remeh jika keluarga kita bukan orang OTG. Â Apabila kita lengah, dan tidak lakukan pencegahan, maka kita mudah terpapar.
- Pastikan Tidak Terjangkit:Â Â Melakukan Rapid dan Swab tests, juga memiliki alat yang disebut dengan Oxymeter untuk memonitor berapa kadar oxygen dalam darah kita, apakah masih normal atau dibawah normal.
- Cek Paru-paru:Â Jika ada rasa sesak dan pneumonia, segera memeriksakan rontgen paru-paru , seberapa parah kerusakan paru-paru akibat covid yang menyerang paru-paru kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H