Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Waspadai "Happy Hypoxia", Penyebab Kematian Mendadak Tanpa Gejala

8 September 2020   16:46 Diperbarui: 8 September 2020   17:05 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir 6 bulan kita terus hidup berjuang bersama dengan Covid-19.  Saya bukan professional yang  bergelut dalam dunia medis atau kesehatan.   Pengamatan sebagai seorang awam yang melihat pasien-pasien yang terpapar covid-19.

Gejala awal yang mereka tunjukkan tentunya terlihat sesak nafas dan kelelahan.   Virus Covid ini menyerang ke paru-paru dan kekebalan tubuh. Namun, efek dari serangan virus covid-19  dari seorang kepada orang lain sangat berbeda.  Efek beda dan juga gejalanya.  

Jelasnya virus itu datang melalui sel hidung, mata dan tenggorakan.  Ketika menempel mata, hidung dan tenggorokan dan pembuluh halus paru-paru.  Jika sudah sampai di paru-paru dan dalam jumlah yang sangat banyak, virus covid akan mereplikasi dalam jumlah yang besar sehingga mengganggu saluran pernafasan dan sesak nafas.

Covid 19 bukan hanya menyerang paru-paru saja, tapi bisa juga sampai merusak imunitas tubuh, membuat seseorang yang punya sakit bawaan terkena stroke atau jantung.

Orang yang terlihat gejala sesak nafas dan lelah itu merupakan salah satu dari tanda-tanda terpapar covid.  Untuk itu orang tersebut harus dicheck atau ditest dengan rapid test . Jika hasil rapid test menunjukkan reaktif maka dia harus menjalani Swab test.  

Apabila hasil swab test menunjukkan positif, maka dia harus dirawat di rumah sakit atau di rumah  untuk karantina mandiri. Mereka harus melalui proses perawatan dan penyembuhan selama hampir 14 hari.  Setelah  14 hari, mereka dites dua kali dengan swab test dan hasilnya dinyatakan negative, barulah mereka dianggap sembuh.

Namun, di hari-hari belakangan ini saya sungguh kaget ketika mendengar baik dari berita maupun dari keluarga teman.   Pasien-pasien itu tidak ada gejala apa, atau tidak menderita apa-apa , bahkan tidak punya penyakit bawaan ternyata besoknya sudah meninggal dunia.  Hal ini terjadi dua orang di Banyumas dan 1 orang dari saudara teman saya.

Menurut dunia kedokteran meninggalnya pasien-pasien itu disebabkan oleh  "Happy Hypoxia" Saya bukan dokter atau tenaga medis yang akan cerita detail tentang Happy Hypoxia.  Tapi saya sangat trenyuh ketika melihat di media beberapa orang yang meninggal tanpa ada gejala.

Menurut Dokter Spesialis paru , Dr. Agus Dwi Susanto:  "Happy Hypoxia adalah kondisi seseorang dengan kadar oksigen renda dalam tubuh. Normalnya, kadar oksigen dalam tubuh seseorang adalah di atas 94%".

Penyebabnya adalah peradangan paru-paru atau pneumonia yang membuat perputaran oksigen terganggu.

Ngeri rasanya mengapa virus ini semakin ganas atau justru ada hal baru yang menyerang tubuh kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun