Bersih diri sebelum Ramadan menjadi satu budaya dan tradisi . Saya membaca dari sudut /perspektif agama Islam. Bersih diri fisik itu adalah mandi. Mandi besar yang diwajibkan atau disunahkan. Dengan berbagai aturan untuk bisa bersih diri itu dilakukan sebelum Ramadan tiba. Makna untuk bersih diri ini, bukan sekedar bersih fisik, tapi jiwa dan rohani pun perlu bersih.
Kali ini saya ingin menuliskan tradisi budaya "bersih diri" di beberapa daerah di Indonesia.
Tradisi Mandi Pangir atau Marpangir:
Pangir adalah daun pandan wangi, serai, daun kalkausar dan beberapa daun lainnya. Daun pangir ini dibeli dari pedagang di pasar tradisional dengan harga per paket sekitar Rp.2 ribu. Setelah membeli pangir, anak dan orang dewasa diwajibkan mandi pangir sehari sebelum melaksanakan ibadah puasa. Mereka meyakini bahwa dengan membersihkan tubuh dengan pangir, maka ibadahnya pun akan diterima.
Walaupun tradisi yang berasal dari Melayu ini sudah dilakukan beberapa tahun , tetapi menurut Ani seorang pedagang pangir mengatakan tahun ini penjualan pangir turun drastis dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena ekonomi masyarakat Asahan yang sedang merosot.
Tradisi Belangekhan atau Belangiran :
Ada makna yang dalam mengenai mandi di sini, yaitu mandi suci yang berfungsi untuk hilangkan sial atau bala dan tepatnya untuk penyembuhan. Air yang digunakan untuk belangekhan diambil dari tujuh sungai atau tujuh sumur tua. Air tersebut biasanya disimpan dalam kibuk/kendi tanah liat.
Bukan hanya kendi saja, tetapi ada perlengkapan lain seperti kembang aneka rupa, daun pandang dan setanggi.
Persiapan dilakukan sehari sebelum upacara. Tugas para pemuda untuk mengumpulkan aneka keperluan belangekhan , lalu tugas para pemudi adalah merangkai bunga itu menjadi satu rangkaian bunga yang indah pada malam hari.
Keesokan harinya, benda-benda itu diserahkan kepada tetua untuk didoakan. Setelah selesai didoakan, semua perangkat itu dituangkan bersama di tempat yang akan digunakan untuk mandi besar secara beramai-ramai.
Diharapkan dengan pembersihan diri itu bukan hanya berupa fisiknya /badaniah saja, tetapi juga lahiriah . Bersih dari dengki, sombong, iri dan dendam kepada orang yang pernah menyakiti , melakukan hal yang tidak baik kepada kita.
Tradisi Mandi Balimau :
Mereka mempercayai bahwa mereka dapat menyucikan diri dengan mandi bersih dengan limau. Alasan mereka gunakan limau karena zaman dulu tidak setiap orang bisa mandiri bersih karena mereka tidak punya sabun. Alasan lain adalah karena daerah mereka itu kekurangan air, atau mereka sangat sibuk bekerja sehingga tidak ada waktu untuk mandi.
Mandi ala balimau adalah Jeruk limau dicampur dengan bunga kenanga dan akar tumbuhan gambelu. Untuk memeriahkan tradisi ini, pada zaman dulu hanya lelaki yang boleh beramai-ramai menuju ke Sungai Lubuk Miturun dan Lubuk Paraku. Di sana mereka berbondong-bondong menceburkan diri di sungai. Sekarang ini ,lelaki dan perempuan menceburkan diri karena dianggap sebagai wisata bukan penyucian diri. Suatu kegembiraan dalam menyambut Ramadan.
Tradisi Bersih-Bersih Rumah:
Meskipun, Lebaran kali ini kita harus di rumah karena Covid-19, namun, secara umum umat Muslim di bulan Ramadan selain menyucikan diri dengan fisik dan rohani, juga membersihkan rumah sebelum Lebaran. Lebaran akan menyambut tamu-tamu yang datang ke rumah. Rumah yang bersih dan rapi akan membuat tamu merasa nyaman ketika bersilaturahmi ke rumah kita.
Rumah mewakili bersihnya hati ketika bersilaturahmi. Ada beberapa bagian rumah yang perlu dibersihkan .
Halaman Rumah:
Halaman rumah jadi bagian terdepan di lihat oleh tamu. Begitu tamu menginjakkan rumah, yang terlihat pertama adalah halaman rumah. Agar terlihat bersih, maka teras , halaman atau taman perlu dibersihkan sehingga menghadirkan kesan “baru” saat tamu melihat halaman rumah.
Bersihkan temboknya, bersihkan taman dari rumput-rumput liar, bersihkan ubin dari kerak atau lumpur.
Kamar Mandi:
Beberapa tamu yang datang dari jarak jauh , biasanya mereka akan menumpang untuk ke kamar mandi untuk buang air kecil. Kesan pertama apabila kamar mandi kotor , tentu tamu merasa tidak nyaman. Bersihkan dinding berlumut dan lantai dari kotoran dan berikan pewagi. Keramik harus disikat hingga lebih mengkilat.
Pakaian:
Tidak perlu pakaian baru, tapi pakaian yang dikenakan dengan rapi, wangi dan sopan akan membuat tamu merasa disambut dengan hati yang bersih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H