"Ibu sudah senior, lebih baik tidak usah datang ke Rumah Sakit apabila tidak perlu!"
Itulah ucapan dokter kulit yang masih terngiang hingga saat ini. Ketika saya terpaksa mencari dokter kulit dan datang ke rumah sakit gara-gara luka di sekitar bekas operasi (kolid). Ditengarai infeksi karena terasa sakit, maka saya mau tidak mau harus ke rumah sakit. Memasuki rumah sakit swasta di awal April itu, bagaikan suasana yang menyeramkan. Protokol sangat ketat.Â
Di depan resepsionis, diperiksa dan diinterogasi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan Covid. Awalnya, saya didesak untuk ketemu dulu dokter spesialis dalam berkaitan dengan Covid. Padahal tujuan saya akan ke dokter kulit bukan spesialis dalam. Akhirnya, setelah saya berikan alasan kuat, saya diperbolehkan ke dokter kulit langsung. Dokter yang memeriksa saya pun memakai pelindung muka dan jarak kami berbicara cukup jauh.Â
Jelang Ramadan, perubahan cuaca dan perubahan pola konsumsi selama kita beribadah tentunya membuat tubuh kita juga mengalami perubahan dalam metabolisme.
Sebelum puasa dimulai, sebaiknya bagi yang punya penyakit kronis seperti maag, gerd atau Irretable Bowel Syndrome (IBS), diabetes, jantung, tekanan darah tinggi, dan lain lainnya, harus berkonsultasi kepada dokter lebih dulu.
Biasanya dokter akan memberikan konsultasi makanan apa yang sebaiknya di konsumsi selama puasa dan tidak boleh dikonsumsi.
Ada juga vitamin-vitamin yang diberikan oleh dokter konsulen agar tubuh kita tetap fit selama menjalani puasa.
Memang bagi yang tidak punya sakit kronis, tidak perlu khawatir tentang kesehatannya. Tetapi ketika sekarang ini saat pandemic Covid-19 sedang merebak di seluruh pelosok Indonesia, maka menjaga kebugaran dan stamina sebelum dan selama puasa itu sangat penting sekali.
Untuk mengatasi penyakit ringan, biasanya kita punya obat-obatan di rumah yang dapat digunakan dalam keadaan emergency. Sekarang ini tidak mudah untuk datang ke dokter atau ke rumah sakit, karena pertama kesibukan dokter mengatasi pasien yang begitu banyak terkena dan terpapar covid, kedua kondisi rumah sakit sekarang penuh dengan pasien yang sakit berat.
Namun, ada beberapa penyakit ringan yang mungkin terjadi ketika awal puasa. Untuk mengatasinya kita mencoba untuk mendiagnosa diri kita dan mengatasi dengan kemampuan kita dulu.
Berikut ini beberapa penyakit yang mungkin timbul saat puasa:
Dehidrasi:
Apabila kita kurang konsumsi minum saat buka puasa hingga sahur, kita berisiko mengalami dehidrasi. Dehidrasi ini karena kurang cairan sehingga volume otak menyusut dan kurang asupan oksigen. Untuk hindari hal ini tentu harus cukup konsumsi minuman saat buka puasa hingga sahur. Tidak perlu minuman manis. Tetapi minuman air putih yang menyegarkan.
Hipoglikemia:
Kondisi dimana kadar glukosa turun. Kadar glukosa  dibutuhkan oleh otak untuk sumber energi. Ketika tidak ada makanan atau asupan maka kekurangan glukosa yang dipompa ke otak tidak ada. Untuk mengatasi hal ini tentunya Anda terpaksa harus buka puasa terlebih dahulu. Makan dan minum secukupnya.
Gejala Putus Kafein
Bagi mereka yang suka sekali minum kopi atau kafein, ketika tidak ada asupan sama sekali, kepala terasa berat sekali. Untuk mengurangi rasa berat kepala, mual, gelisah, sulit berkonsentrasi, pijatlah ringan wajah dan kepala dengan membuat gerakan melingkar dengan jari, dari kedua tulang pipi, kemudian bergeser jari semakin ke atas, sisi luar kedua mata. Teruskan sampai jari-jari bertemu di dahi.
Maag:
Pola makan yang berbeda waktunya membuat metabolisme tubuh berubah. Bagi penderita maag ringan (bukan akut), sediakan obat-obatan yang cocok sesuai dengan anjuran dokter. Â
Saat buka puasa tidak konsumsi makanan/minuman yang memicu timbulnya sakit maag. Saya sendiri sering mengalami IBS apabila puasa sebentar dan ketika buka puasa, tidak taat untuk hindari makanan yang mengandung asam, pedas atau lemak, maka perut saya pun segera protes dengan berkali-kali diare.
Tidak makan berlebihan pada saat sahur dan berbuka puasa. Lebih baik cukup saja. Setelah dua jam baru ditambahkan lagi. Â
Bagi semua yang berpuasa, tetap sehat dalam menjalani ibadah puasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H