Tepatnya tanggal 10 Januari 2020 adalah hari Lingkungan. Hari Lingkungan kali ini lebih banyak sunyi, senyap tanpa peringatan apa pun, atau publikasi yang membuat publik atau masyarakat mengetahui apa program hari Lingkungan Hidup Indonesia tahun ini.
Bagi mereka yang belum mengetahui program apa  Hari Lingkungan Indonesia, program ini disebut dengan Hari Gerakan Menanam Sejuta Pohon.  Tujuannya Gerakan Satu  pohon ini adalah agar semua warga peduli dengan lingkungannya yang telah rusak, perlu menanam dan melestarikan pohon.
Ketika hujan dengan intensitas besar terjadi pada  tanggal 31 Desember yang lalu dan menimbulkan banyak rumah warga kebanjiran, maka dua hal yang dapat dilakukan pembenahan oleh warga terhadap lingkungan adalah pembersihan sampah dan penanaman  pohon .
Pembersihanan sampah:
Masih hangat dengan Banjir tanggal 1 Januari 2020. Â Paska banjir, yang terlihat adalah bertumpuknya sampah-sampah dari sisa barang-barang maupun sisa-sisa hanyutnya kotoran di banjir.
Setiap keluarga membersihkan  sampah dari rumahnya.   Lalu, keluarga  mengumpulkan sampahnya di luar  rumah ke tempat di ujung jalan . Nach , kumpulan atau tumpukan sampah itu diletakkan di ujung gang .Â
Warga merasa tugasnya sudah selesai, Â tugas berikutnya adalah tugas dari Petugas Kebersihan dari PEmda yang membawa tumpukan sampah ke TPA. Â Â
Sayangnya, petugas Pemda pun tidak datang-datang, bahkan jika datang, mereka juga bingung dibawa kemana tumpukan sampah dan bagaimana mengelola begitu banyaknya tumpukan sampah itu.
Inti dari masalah utamanya adalah sampah. Â Apakah kita semua ingin agar banjir tidak terjadi lagi? Â Tentu semua warga menginginkan banjir tidak ada lagi. Â Tapi bagaimana dengan cara pengelolaan sampah yang setiap hari datang dari rumah kita masing-masing.
Pengelolaan sampah itu harus dimulai dari rumah:
Sampah harus dipilah dari rumah tangga:
Dari jumlah sampah yang menumpuk di TPA itu ternyata diketahui jumlahnya terbesar dari sampah rumah tangga dan sampah plastik dan sampah kertas, menggunung menjadi satu tanpa bisa diolah sama sekali.
 Lalu kenapa tiap rumah tangga memulai memilahnya sampah dari rumah tangga masing-masing.  Penyuluhan pemilahan sampah sudah sering dilakukan oleh setiap aktivitis  lingkungan.
Sayangnya, kita semua enggan melakukannya. Â Sekarang ini sudah saatnya kita semua mulai dari setiap rumah tangga untuk memilah sampah . Sampah organik dan sampah non organik.Â
Untuk sampah organik tentunya berasal dari sisa-sisa makanan baik itu dari makanan olahan dimana dapat terurai secara alami oleh bakteri tanpa perlu tambahan kimia. Â Sampah organik sangat ramah lingkungan.
Untuk sampah non organik yang dihasilkan dari berbagai proses, dimana sampa ini tidak dapat terurai oleh bakteri secara alami. Â Contohnya plastik, kaleng, kertas dan lain-lainnya.
Begitu kita pilah, hal ini akan memudahkan TPA untuk bisa mensortirnya, untuk sampah organik bisa dijadikan pupuk sementara yang non organik perlu didaur ulang.
Mari kita semua mulai dari diri kita untuk jaga alam demi kebaikan kita semua.
Spiderman dari Pare-Pare  Indonesia:
Melihat tempat itu kotor penuh sampah , atau kotor karena vandalistme, dia tak segan-segan mengambil dan membersihkant empat yang kotor itu.
Ketika ditanyakan apakah aktivitasnya itu hanya untuk menarik perhatian atau membuat sensasi saja, dia mengatakan "Bukan", Â awalnya, dia ingin mengajak orang lain untuk membersihkan, tapi tidak ada yang peduli. Â
Saat dia mengenakan Spiderman yang disukai oleh anak-anak karena dianggap hero untuk melawan kejahatan, dia pun terinspirasi untuk bisa melakukan sebagai "hero" untuk pembersihan sampah.
Patut dicontoh bukan, jika kita tidak mungkin meniru  atraksi "Spiderman" dalam memamerkan diri membersihkan sampah,  tetapi lebih baik jika kita mampu meniru aktivitasnya dengan membersihhkan sampah dari rumah kita sendiri demi kenyamanan dan kebersihan lingkungan yang pada akhirnya  lingkungan bersih akan membuat aliran air menjadi lancar, mengurangi tingkat banjir.
Penanaman Pohon:
Melihat banyaknya tanah longsor di sekitar Bogor, karena resapan air sudah tidak ada lagi, menghijaukan lingkungan dengan menanam pohon adalah salah satu cara untuk melindungi bumi kita dari banjir.
Jika satu keluarga menanam pohon, dalam satu RT/RW aka nada lebih dari 35-40 pohon , dan paling sedikit membantu air untuk meresap di antara pepohonan itu.
Sederhana yang dilakukan tetapi optimal usaha menjaga lingkungan dari  banyaknya curah hujan/air yang tak terbendung.
Mengurus KTP dengan membawa sampah:
Kebijakan ini dmulai sejak 2 Januari 2020. Tujuannya  untuk edukasi kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah plastik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H