Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kehidupan Anak Tanpa Ayah (Meninggal) Menjadi Seorang "Leader"

15 November 2019   19:43 Diperbarui: 15 November 2019   19:45 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata ada Brad lain seperti Abraham Lincoln, Frankin Roosevelt juga  mengalami hal yang sama.  Ketiga tokoh ini kehilangan ayahnya saat mereka masih di usia dini. Tapi mereka punya motivasi kuat untuk menjadi "leader" di dunia .

Seorang cendekiawan  dalam psikologi berpendapat tidak ada teori atau riset yang membuktikan bahwa kehilangan ayah itu akan membuat anak itu berjuang dengan motivasi kuat dan memiliki "leadership" di masa mendatang.

Penelitian hanya menunjukkan bahwa anak-anak yang kehilangan ayahnya itu jika sang ibu atau keluarga dekat memberikan penguatan dan mendukung agar anak menemukan passion, dan mendorongnya agar dia harus menjadi "kebanggaan" dari ibunya yang hidup sendiran, maka anak itu pasti akan berjuang menggapai apa yang diimpikan oleh ibunya.

Satu hal yang memang saya temukan dari satu contoh kehidupan ketika ada satu keluarga dengan enam orang anak, ibunya seorang ibu rumah tangga biasa, ketika tiba-tiba tulang punggung keluarga yaitu ayahnya harus berpulang atau meninggal dunia.  

Si sulung itu telah mendapat pesan dari ayahnya sebelum meninggal untuk bisa mendampingi ibunya dan membantu membesarkan adik-adiknya.  

Si sulung ingat pesan ayahnya itu. Dia berjuang sampai selesai kuliah dan mendapat gelar dokter.  Dokter yang cukup berhasil . Dia bisa membantu menyekolahkan lima orang adik-adiknya . Setelah adik semua selesai, barulah dia akan menikah karena merasa tanggung jawab dia sudah habis.

Tentu dibalik semua itu tidak semua anak yang ditinggalkan ayahnya punya motivasi kuat untuk jadi "leader".  Ada beberapa anak justru yang terjerumus dalam kenakalan dan hal-hal yang tidak baik seperti kejahatan, narkoba, mabuk dan lain-lainnya.   Mereka seolah kehilangan figur ayah yang tidak ditemukan ditangan ibunya. 

Oleh karena itu peran ganda ibu sebagai ayah dan ibu menjadi penting sekali agar masa depan anak untuk jadi "Leader" bagi hidupnya dan bagi masyarakat dapat diwujudkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun