Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

DBA: Selamatkan Bumi dan Kesehatan dengan Daur Ulang Botol Minum

27 Juli 2019   08:41 Diperbarui: 8 Agustus 2019   19:44 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Bicara soal plastik,  paradigma yang sering salah adalah plastik itu penyebab dari  matinya lumba-lumba, pembuat bumi makin rusak .  Perlu diketahui bahwa ada banyak manfaat dari plastik. Setiap hari kita perlu barang-barang terbuat dari plastik. Sifat plastik sendiri tahan lama, ringan dan juga ekonomis.  Produk plastik dapat digunakan dalam menunjang kehidupan sehari-hari.  Kenyataannya plastik juga berkontribusi pada peningkatan produktivitas sumber daya alam.   Kemasan plastik mengurangi limbah makanan, memperpanjang penyimpanan makanan , mengurangi konsumsi bahan bakar untuk transportasi karena bobot ringan.

Dibalik manfaat plastik ada hal yang salah dalam pengeloaan sampah plastiknya dan terbatasnya infrakstruktur persampahan untuk hindari sampah plastik berakhir di lingkungan.

Ketika ditemukan ikan lumba-lumba mati karena makan sampah plastik sebanyak 5 kg , maka berita itu menjadi viral. Bukan hanya sekedar viral saja, tapi terjadi suatu kesadaran dari mereka yang dulunya tidak memahami bahayanya sampah plastik.  

Sekarang mereka mengetahui bahwa sampah plastik itu penyebab pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup dan ekosistem perairan dan dapat membahayakan kesehatan manusia.

Sebagaimana diketahui bahwa jumlah sampah plastik di dunia itu sudah mencapai 380 juta di tahun 2018.  Jumlah sampah plastik sebesar 3,2 juta yang tidak dikelolah dengan baik.  Sampah plastik bisa bertahan hingga  puluhan dan ratusan tahun untuk bisa terurai Jika sampah plastik itu dibuang  ke laut maka tingkat pencemarannya akan merusak  ekosistem perairan dan kesehatan manusia.  

Yang jadi masalah sebenarnya bukan plastiknya .  Plastik dapat dibuat untuk berbagai macam fungsi seperti pakaian, alat-alat makan, botol dan sebagainya. Masalahnya adalah kita tidak dapat mengelola sampah plastik dengan benar.

 Indonesia masuk kategori penyumbang sampah plastik nomer 5 di dunia. Boleh dikatakan bahwa kondisi sampah plastik sudah jadi darurat sampah plastik mulai dari pantai di Pulau Jawa sampai ke seluruh kepulauan di Indonesia.

Bahkan, Presiden Jokowi telah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 83 tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut, salah satu dari langkah itu adalah Pemerintah Indonesia harus menangani sampah plastik di laut sebesar 70% sampai dengan 2025 dengan langkah percepatan yang komprehensif dan terpadu.

Salah satu solusi untuk mengurangi plastik yang ramah lingkungan adalah dengan mengubah sistem produksi dan penggunaan kemasan plastik.  Penggunaannya plastik ramah lingkungan di Eropa jauh lebih besar ketimbang di Asia .    Tetapi, sayangnya justru Asia tidak mampu untuk mendaur ulang dari sampah plastik dengan baik.  Eropa berhasil mendaur ulang  hingga 53% sampah plastiknya.

Bagaimana kita mengelola sampah plastik?

Sampah plastik diperkirakan 9% telah didaur ulang , dan diperkirakan 12% telah dibakar.   Sisanya tentu dibuang ke pembuangan sampah . Dari pembuangan sampah, sebagian besar akan dikonsumsi oleh burung laut dan sebagian besar yang lain akan masuk ke lautan dan akan dikonsumsi oleh binatang yang berada di laut.   

Hampir sebagian besar binatang  yang makan sampah plastik akan mati. Demikian juga yang berada di landfill atau tempat pembuangan sampah akan merusak lingkungan hidup.

Sampah plastik terdiri botol plastik dan plastik-plastik yang lainnya.    Setiap kali kita membeli barang baik itu di supermarket atau di pasar tradisional, selalu dibungkus dengan plastik. Lalu plastik itu kita bawa pulang dan digunakan untuk memungkus sampah-sampah makanan dan lainnya.

Salah satu produsen terbesar minuman kemasan atau galon adalah  Danone, dibawah perusahaan, PT. Tirta Kencana,  atau yang dikenal dengan sebutan Danone AQUA sebagai produk yang terkenal.    

Menyadari tanggung jawabnya sebagai produsen minuman yang menggunakan kemasan plastik, maka Danone Aqua pun sudah menggalakan dan mengkampanyekan Daur Ulang Sampah Plastik.

Pada tahun 1993 Danone Aqua ini sudah menyadari botol-botol yang digunakan oleh konsumen itu biasanya  akan langsung dibuang oleh konsumen tanpa bisa dilakukan daur ulang. Oleh karena itu bentuk tanggung jawab dari Danone telah melakukan inovasi  dan inisiatif  AQUA PEDULI (Pengelolaan Daur Ulang Limbah Plastik) .    

Model Social business daur ulang ini dikembangkan di Aceh,Bandung, Tohpati, dan Lepang di Bali, Pasuruan dan Tangerang Selatan dengan bentuk RBU. Di Bali ada dua RBU dan telah diserahhterimakan dan dikembangkan lebih lanjut ke Bali PET pada tahun 2013.  

Kegiatan PET di Bali itu melibatkan masyarakat pemulung , TPST3R (Tempat Pembungan Sementara Terpadu  Reuse,Reduce dan Recyle) dan bank sampah untuk diolah menjadi flake.   

Mereka juga membangun fasilitas klinik kesehatan   dimana pemulung, dan masyarakat sekitar dapat berobat gratis dan mendapatkan akses BPJS.

Kapasitas RBU mencapai 6000 ton dan mempekerjakan 80 orang pemulung dan masyarakat sekitar.     Selain di Bali,  Danone Aqua juga menjalin kerja sama dengan PT. Namasindo Plas untuk mengembangkan RBU di Bandung dengan kapasias lebih 6000 ton /per tahun. Kini,  dalam bisnis Daur Ulang telah menggunakan teknologi yang dapat menggubah botol bekas kemasan itu menjadi botol daur ulang baru .

Cara  pengelolaan bisnis daur ulang ini awalnya adalah mengumpulkan semua botol bekas  oleh pemulung atau siapa saja yang mau ikut berpartisipasi  dan menyerahkan ke Unit Bisnis Daur Ulang.  Lalu botol itu dipilah-pilah, dicuci dan dimasukkan ke karung.   

Dikirimkan dan diantarakan  ke pabrik biji plastik. Di pabrik , botol itu akan diproses menjadi biji plastik kecil-kecil , lalu dibentuk lagi menjadi botol plastik daur ulang.  Botol daur ulang itu kualitasnya sama dengan botol kemasan yang baru, juga kemurnian air minum yang dimasukkan ke dalam botol daur ulang juga tidak terkontaminasi.

Kampanye #BijakBerplastik

KoranJakarta.com
KoranJakarta.com

Danone Aqua bukan hanya mendaur ulang botol kemasan plastik, tetapi juga melakukan kampanye #BijakBerplastik  di hampir seluruh Jawa dan dua kali di Bali.   Pertama kali ikut serta dalam event /ajang Balii Marathon 2018  yang diselenggarakan oleh PT.Bank Maybank Indonesia bulan September 2018 yang lalu.   

Selaku salah satu sponsor ajang Bali Marathon 2018 itu , Danone Aqua  telah berkontribusi menjaga kesehatan para pelari dengan membagikan botol-botol kemasan minuman Aqua.   Minuman ini sangat bermanfaat agar pelari tidak terhidrasi karena banyaknya peluh air keringat yang mengalir ke luar.  

Media.Indonesia
Media.Indonesia
Namun, Danone Aqua juga mengedukasi semua peserta agar membuang semua botol kemasan yang telah habis itu  dikumpulkan lagi di tempat-tempat (ada 15 unit) yang telah disediakan oleh Danone seperti kaleng sampah besar berwarna biru dengan logo Danone-Aqua.   

Semua botol-botol itu nantinya akan   dikirim dan diantarkan ke  Unit bisnis Daur Ulang/Recycling Business Unit (RBU) untuk diproses hingga hancur menjadi cacahan plastik (flakes)  dan jadi bahan baku produk baru dari botoll kemasan daur ulang .  

Danone Aqua  telah berkomitmen kuat agar pada tahun 2018 ini 70% dari seluruh botol plastik kemasan yang dibuang dapat di daur ulang , dan pada tahun 2025 tercapai hampir 100%  dari semua botol yang diproduksi akan di daur ulang secara keseluruhan.

Partisipasi semua pihak:

Pekerjaan daur ulang itu tak mudah dilakukan.  Perlu kerjasama dan kontribusi dari  pelanggan atau konsumen dan semua masyarakat untuk  bersedia mengumpulkan botol bekas kemasan itu ke RBU yang telah ada di kota Anda.  Mulai dari hal-hal yang kecil, kita dapat berkontribusi sukseskan menjaga lingkungan dan menyehatkan manusianya.

Apabila lingkungan kita  sehat maka manusia yang ada di dalamnya pun ikut sehat dan sejahtera.

Yuk belajar untuk jaga lingkungan dan lestarikan alam secara berkelanjutan demi membangun manusia sehat , bumi sehat dan ekosistem sehat,   "One Planet One Health".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun