Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Jakarta Terancam Tenggelam

1 April 2019   14:07 Diperbarui: 1 April 2019   14:25 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diingatkan sekali lagi prioritas untuk Jakarta adalah mengurangi emis dengan kebijakan dengan menguatkan transportasi publik.  Sekarang sudah ada MRT. Ayo gunakan MRT dengan semangat untuk kurangi emisi bukan semangat untuk pamer selfie atau wefie. Jika semangat untuk kurangi emisi artinya penggunaan MRT dilakukan secara reguler dan berkesinambungan dan bukan hanya sekali-kali.

Jika penggunaan kendaraan pribadi turun maka otomasti akan mengurangi emisi. Penggunaan kendaraan publik seperti MRT selain itu juga bus terintegrasi seperti Trans Jakarta. Lebih baik lagi apabila Bus itu juga memakai bahan bakar listrik atau gas.

Sumber: aqicn.org
Sumber: aqicn.org

Polusi udara di Jakarta sudah sedemikian parahnya sampai Indeks Kualitas Udara mencapai 161 pada tanggal 30 Uly 2018. Bahkan sampai mencapai 195 dimana terburuk dibandingkan dengan Beijing dan New Delihi kota yang terkenal polusinya tertinggi di dunia. Tugas pemerintah Jakarta dan warga Jakarta sendirilah yang harus menurunkan tingkat emisi.

Apabila hal ini tidak dilakukan sampai waktu yang telah ditentukan , pasti Jakarta akan berpelung tenggelam. Tanda-tanda penurunan muka tanah sudah terlihat dan terutama di Jakarta Utara akan berada di permukaan air laut kalau tidak dilakukan langkah yang dramatis dan mencegahnya.   Dalam jangka waktu 50 tahun 80 persennya akan dibawah air laut.

Apa kebijakan negara lain seperti China?

Beijing sebagai kota terbesar di China telah melakukan investasi terbesar untuk publik transportasi. Bahkan mereka menggunakan teknologi maju dan sistemnya yang juga sangat canggih dan berbayar cukup mahal untuk bertansportasi dengan kendaraan pribadi. Sebagian penduduknya sudah mengganti transportasinya dengan sepeda karena pemerintah juga menyediakan tempat lalu lintas untuk sepeda.

Sayangnya,  kebijakan pemerintah nya masih mendua hati. Pemerintahnya menginginkan agar kotanya terlihat maju dengan memperbolehkan penggunaan mobil. Akibatnya Beijing pun menjadi kota yang berpolusi udara terburuk.

Akhirnya, kebijakan publik dalam transportasi itu tidak boleh mendua hati, jika mendorong warga gunakan sepeda, tentunya tidak memberikan kelonggaran lagi untuk pengendara kendaraan pribadi. Beijing segera berbenah diri membuat jalur-jalur untuk pengguna sepeda dan melarang sama sekali penggunaan mobil di jalan-jalan terntu dan menetapkan jalan berbayar dan investasi besar-besaran untuk MRT dan juga armada bus listrik dan taksi listri dan sepeda listrik.

Bagaimana warga Jakarta menyikapi kebijakan transportasi?

Saya seringkali harus mengelus dada karena para ibu pergi ke pasar  yang jaraknya hanya 5-10 m pun harus naik mobil. Alasannya karena untuk belanja, membawa barang yang banyak tidak bisa jalan kaki atau kendaraan umum.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun