1.Sadar akan kepemilikan
2. Apa yang harus dilakukan
3. Punya kendali dalam berbelanja
Sadar akan kepemilikan bahwa barang-barang yang dibeli itu sebenarnya hanya "ego" atau "emosi" untuk membeli. Barang utama selayaknya harus dimiliki, tapi barang sekunder tidak selalu harus dibeli. Contohnya seorang ibu yang selalu harus beli pakaian tiap bulan karena dianggapnya pakaiannya sudah tidak "uptodate", atau ada yang beli kerudung harus lengkap warnanya untuk disesuaikan dengan bajunya.Â
Apa yang harus dilakukan? Tiap orang harus memiliki seni melepas barang atau disebut dengan "decluttering". Diingatkan lagi bahwa sebesar apa pun tempat penyimpanan/lemari, jika isinya terus ditambah, ditambah dan tidak pernah disortir dan dibuang, maka lemari itu akan penuh sesak. 70% dari isi lemari ternyata baju-baju yang sebenarnya sudah tidak pernah dipakai lagi. Hal ini harus secepatnya dibuang atau didonasikan. Bersih-berish dan beberes adalah kiatnya.
Punya kendali dalam berbelanja. Setelah bersih, tentunya jangan belanja lagi, hal ini percuma saja jika lemari setelah bersih, lalu menambah tumpukan barang lagi. Penuhi mindset kita dengan berpikir dua sampai tiga kali jika mau membeli sesuatu (apakah ini berguna, apakah ini berfungsi untuk kepentingan diri kita?).
Tiap tiga -6 bulan sekali, diharapkan kita tetap mengevaluasi dan memeriksa kembali apakah barang-barang yang disimpan itu masih bermanfaat dan cara penempatannya sudah tidak sesuai dengan prinsip utama, yaitu per kategori barang.
Mendonasikan barang atau membuang barang merupakan moto program yang sangat penting. Barang yang didonasikan bukan sisa-sisa dari suatu barang yang tidak bermanfaat. Mendonasikan tidak selalu sia-sia karena di luar sana masih banyak orang yang membutuhkan barang tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H