Jika bertanya kepada orang asing yang belum pernah ke Indonesia:  "Apakah kenal di mana Indonesia?"  Jawabannya: "Indonesia itu Bali!"  Wah ini sangat ironis sekali bukan.  Indonesia itu lebih dari 17.504 pulau bukan hanya pulau Bali saja.  Sayangnya, orang asing hanya kenal Bali saja karena Bali jadi  tempat wisata idola bagi wisatawan asing .
Nach, sekarang kesempatan Indonesia untuk mengenalkan Indonesia melalui Bali .  Dengan digelarnya IMF dan World Bank (WB)  Annual Meetings 2018.  Internasional meeting ini merupakan event internasional yang biasanya diadakan setiap tahun di bulan Oktober di Washinghon, tahun ini giliran Indonesia terpilih untuk jadi tuan rumah International Meeting yang digelar  mulai tanggal 8 hingga 14 Oktober 2018.
Pertemuan terbesar di dunia dalam bidang keuangan dan ekonomi dengan kehadiran dari orang-orang penting seperti Menteri Keuangan, Gubernur Bank Sentral dari masing-masing angotanya (angottanya ada 189 negara). Â Â Awalnya, jumlah peserta 15,000 tetapi jelang pembukaan ada 36.000 peserta dan 2000 meeting dari para pembuat keputusan ekonomi di seluruh dunia yang bertatap muka di Bali.
Dengan agenda meeting IMF-WB 2018 di Bali ini persiapannya sungguh luar biasa.  Mulai dari  dana yang sudah dianggarkan sejak tahun 2017 dari APBN sebesar 45,4 milliar dan sebesar 810,1 milliar tahun 2018, total anggaran dana yang dikucurkan sekitar 855 milliar.
Lalu untuk apa saja dana sebesar itu digunakan ? Â Ada yang mengatakan biaya itu sangat fantastis .
Saya sebagai ketua itu sampai hari ini yang digunakan Rp 556 miliar, yang sudah dibayarkan Rp192,1 miliar. Nanti ada tambahan dari situ, jadi angka ini kami hemat yang tidak perlu," kata Luhut saat konferensi pers di Bali International Convention Center (BICC).
Dana yang sudah digunakan dialokasikan untuk biaya sewa gedung dan biaya yang paling banyak dikeluarkan adalah untuk membiayai infrastruktur seperti pembangunan underpass di Bali dan perluasan apron Bandara I Gusti Ngurah Rai.
Setelah menyelediki lebih lanjut rincian dana itu dialokasikan sebagai berikut:
- Pembangunan Underpass Ngurai Rai
- Pelabuhan Benoa
- Patung Garuda Wisnu Kencana
- Tempat Pembuangan Akhir Sampah Suwung
- Penambahan Apron Bandara I Gusti Ngurah Rai
- Sewa gedung dan hotel yang disulap jadi kantor untuk meeting
- Infrastruktur daerah wisata Banyuwangi, Danau Toba, Labuan Bajo, Mandalika
Dari sekian besar biaya yang telah dikeluarkan (hampir 855 milyar) Â oleh Pemerintah Indonesia , lalu apa apakah keuntungan yang diperoleh Indonesia sebagai tuan rumah?
Kegelisahan tentang apa keuntungan Indonesia dengan mengeluarkan dana sekian banyak itu apakah hanya demi nama baik atau hanya sebagai pencitraan saja. Â
Salah satunya tentu benar, itu demi nama Indonesia jadi hebat karena keberhasilan dalam penyelenggaraan event internasional yang jumlah anggotanya dan peserta yang luar biasa besarnya yaitu 119 negara dengan 36.000 peserta dan 2.000 meeting dihadiri oleh pengambil keputusan keuangan di seluruh negara di dunia ini.
"Penghelatan ini juga membuktikan bahwa Indonesia itu tangguh atau resillience dalam menghadapi ekonomi global dan goncangan gempa bumi , Lombok dan Palu saat menjelang IMF dan WB meeting", demikian dipaparkan oleh Ibu Sri Mulyani Indrawati, Menteri Keuangan.
Dari segi ekonomi, Indonesia sudah mengantongi peluang untuk kontrak proyek yang disepekati melalui private sektor, dengan Kementrian PUPR , Kemenfindo di sektor Unggulan private sektor . Â Juga ada skema kombinasi antara BI, BUMNT senilai 200 Triliun dan keuangan syariah untuk meningkatkan potensi pengembangannya.
Disamping itu, di bidang Financial Technology  ada 12 pokok bahasan yang bakal jadi acuan bagi seluruh fintech di dunia. Ke 12 itu meliputi, peran fintech, adopsi teknologi terbaru, memperkuat kompetisi dan komitmen, mendorong inklusi keuangan, memantau perkembangan fintech, adaptasi kerangka regulasi dan praktik pengawasan, menjaga integritas sistem keuangan  memodernisasi kerangka kerja hukum, mengembangkan infrastru keuangan,  stabilitas sistem moneter dan keuangan domestik, mngembangkan ifnrastruktur keuangan dan data keuangan yang kuat,  kerjama internasional dan berbagi informasi, pengawasan kolektif terkati sistem moneterr dan keuangan internasional.
Â
Effek ganda dari Pertemuan Tahunan IMF-World Bank bakal mendongkrak ekonomi Bali dari 5,9 persen menjadi 6,54 persen, demikian, kata  Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro .
Mimpi tambahan pertumbuhan tersebut 0,26 persen diharapkan bisa didapat dari sektor konstruksi, 0,12 persen dari perhotelan, 0,5 persen dari makanan, dan 0,21 persen lainnya dari sektor lain-lain.
Pertemuan IMF dan World Bank juga dapat menggerakan potensi wisata  dengan menyiapkan 33 paket wisata untuk ditawarkan ke delegasi pertemuan. Sampai pertengahan September paket tersebut sudah dilihat 3.200 anggota delegasi. Dari 3.200 anggota tersebut, di antaranya 302 orang atau 9 persen sudah memesan untuk melakukan kunjungan.
Kesimpulannya dalam jangka pendek keuntungan riil tidak bisa dihitung dengan tepat karena masih ada komitmen dari investor yang perlu difollow-up dan juga peluang yang masih intangible. Â Namun, dalam jangka panjang, diharapkan adanya keuntungan ekonomi secara riil dapat dihitung dan dapat diraih karena setiap negara peserta maupun investor sudah melihat dan berinteraksi dengan para UMKM maupun Fintech adanya potensi-potensi yang bisa digali di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H