Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Mengapa Jumlah CEO Perempuan di Indonesia Kalah dengan Lelaki?

9 Oktober 2018   14:30 Diperbarui: 9 Oktober 2018   15:53 3202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hambatan keempat sosial, ada pembagian kerja yang sama antara suami dan istri. Tidak ada anggapan lagi bahwa perempuan harus bekerja di dapur, mengurus anak, mengurus rumah tangga. Perempuan dapat berkarya di tempat formil. Suami pun ikut mendukung dengan mengurus anak dan rumah tangga. 

Di negara maju, pembagian kerja ini sudah dilakukan lama. Jika istri bekerja di kantor, yang bekerja di rumah adalah suami. Begitu pula sebaliknya.

Hambatan kelima regulasi dari pemerintah, persamaan gender dalam bidang pekerjaan terutama perempuan terhadap lelaki harus diformulasikan dalam sebuah Undang-Undang di mana pemerintah memfasilitasi perempuan untuk mendapat hak cuti hamil selama melahirkan dan juga memberikan peraturan kepada setiap perusahaan yang merekrut pegawai perempuan untuk menyediakan tempat menyusui dan memberikan fasilitas bagi yang hamil untuk tidak ikut kegiatan yang sifatnya membahayakan seperti "fire drill".

Pemerintah juga dengan tegas memberikan sanksi keras kepada perusahaan yang melanggar ketentuan untuk tidak menyamaratakan gaji laki dan perempuan dengan kapasitas pekerjaan yang sama.

Semoga jumlah perempuan Indonesia dapat meningkat di tempat kerja formal dan berkontribusi besar kepada GDP negara seta kehidupan pribadi maupun keluarganya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun