Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sepadankah Perempuan Cantik Jadi SPG Mobil Mewah

13 Agustus 2018   14:40 Diperbarui: 14 Agustus 2018   12:56 857
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pameran mobil yang diperkenalkan oleh Gaikindo Indonesia International Auto Showa 2018 atau dikenal dengan nama GIIAS 2018, memang mengundang decak kagum bagi pengunjung. 

Mulai dari pembelian tiketyang didesain apik dan cukup banyak ada 5 loket sehingga pada akhir pekan dapat mencukupi memenuhi untuk panjangnya antrean pengunjung, sampai kepada hal-hal yang sepele yaitu transportasi shuttle bus  dari beberapa tempat seperti Stasiun Kereta Api RawaBuntu dan Bintaro Exchange menuju ke tempat pameran, ICE . Bahkan ada brosur khusus yang merupakan pemandu jika kita ingin melihat denah  Exhibitor List.

Bukan hanya itu saja  semua hall mulai dari hall 1 sampai hall 10 dipakai untuk pameran,  pengikut atau peserta pameran yang cukup besar dari 21 pemegang  brand mobil terkemuka seperti  Toyota, Honda, Nissa, Mitsubishi Motors, Suzuki, Daihatus, Hyundai, Astra Isuzu, Wuiling, DFSK, Merci, Lexus, BMW.  

Ketika saya memasuki main entrance di hall 1, 2, 3 ada beberapa  produk truk, alat transportasi besar seperti bus, dan pembuat karoseri bus/truk  dan sepeda motor. Di tiap-tiap booth dari peserta diperlihatkan produk bus atau sepeda motor masa kini yang sedang tren maupun yang sudah diproduksi. Tidak semua dari booth itu menyediakan SPG , cukup para sales support yang menjaganya.  Jika ada yang tertarik dengan produk segera mereka menghampirinya.

Namun, begitu memasuki  ruang pamer di brand mobil yang sudah kita kenal ,  BMW dan Lexus,  saya sebagai perempuan pun langsung tertarik untuk menghampiri mobil-mobil mewah ini ditambah dengan para SPG perempuan disamping mobil yang sangat cantik-cantik. Daya tarik utamanya memang bukan hanya produknya yang super mewah dan mobil masa kini yang punya kekuataan visioner tapi justru kepada penampilan cantik , dan anggun pakaian dan  hebatnya dandannya dari para SPG.  

Ketertarikan pengunjung juga sama seperti saya. Pandangan pertama jatuh kepada cantiknya SPG yang ada di sebelah kiri atau kanan mobil mewah itu. Lalu jika ketertarikan atau jatuh hati kepada pandangan dilanjutkan lagi kepada produk mobil mewah itu, maka di situlah peran SPG cantik.  Mereka sedikit banyak menjadi assesories mobil yang didisplay untuk dipromosikan untuk dibeli.   

Hasilnya memang luar biasa, daya sex appeal perempuan SPG itu jadi andalan utama untuk membuat para pengunjung terutama kaum lelaki untuk makin tertarik dengan perempuan cantik, baru setelah itu digiringlah mereka kepada produk yang dijual.

Pertanyaan berikutnya, apakah para SPG cantik itu memahami secara detail baik teknis maupun mesin-mesin mobil apabila pembeli menanyakannya.   

Ternyata tidak semuanya bisa menjawab. Ketika mereka direkrut, yang jadi syarat utamanya adalah mereka harus bisa tersenyum dan memiliki kemampuan hospitality  yang konstan dalam melayani pengunjung , membukakan pintu dan membiarkan pengunjung merasakan kenyamanan fitur mobil-mobil yang dipamerkan, bahkan memperbolehkan mereka untuk duduk di tempat stir mobil untuk merasakan bagaimana kenyamanan dan kenikmatan berkendara.

Lalu, apabila pengunjung sudah mulai tertarik, langkah berikutnya biasanya mereka akan mengajukan pelbagai pertanyaan tentang teknologi yang digunakan missalnya untuk BMW seri i, apa bedanya dengan BMW ie3 dengan yang sekarang ini dipasarkan BMW i8 Roadster (versi ata terbuka). Tentunya para SPG yang super cantik itu tak mampu menjawab pertanyaan-pertanyaanyang sangat teknis.     Untuk urusan yang satu ini ternyata sales support yang langsung menangani calon pembeli untuk berikan penjelasan detail produknya.

 Mengapa perempuan cantik masih mengingkan jadi SPG di pameran mobil mewah?

Alasan pertama :

Biaanya pekerjaan ini adalah pekerjaan "freelancer" karena jangka waktu pameran sangat singkat hanya 10 hari saja. Bagi mereka yang belum bekerja full time, misalnya mahasiswi --mahasiswi bisa mendapatkan pekerjaan free lance dengan gaji yang cukup besar karena gaji  setiap harinya dalam kurun 8 jam cukup besar ketimbang mereka yang bekerja freelance di tempat lain.   

Alasan kedua :

Walaupun menurut seorang peneliti  Foucoult  mengatakan bahwa ada pertentangan antara teori Objektifikasi dari Fredrickson & Robert dan para kaum feminist tentang perempuan yang dijadikan objek dalam iklan .

Dalam teori Objektifikasi yang berkaitan dengan peran perempuan dalam iklan televisi Indonesia dan Amerika Serikat.  Kecantikan perempuan disandikan secara seksual. Dalam perspektif barat, dikonstruksi dalam konteks tubuh.   Citra wanita ideal adalah mereka yang punya kecantikan, sebagai objek dari hasrat, waktlu luang dan seks.   

Kecantikan juga merupakan konstruksi  yang bervariasi dari budaya ke budaya dan berubah dari waktu ke waktu.   Khususnya di Indonesia , dalam dunia iklan perempuan masih dikonstruksikan perempuan cantik yang bisa mengangkat produk apabila ia berwajah cantik, berkulit putih, langsing, tinggi semampai . 

Kaitannya dengan produk, bila budaya kecantikan perempuan sampai batas di atas, maka perempuan yang cantik mampu dijadikan sarana utama untuk membantu mengembangkan konsepsi identitas ke dalam produk yang dijualnya. 

Bertentangan dengan kaum feminist yang menentang bahwa kecantikan perempuan itu bukan untuk objek dari iklan yang merupakan komersialisasi,  bukan objek sexual yang diperjual belikan untuk mendapatkan keuntungan semata. Ketika kecantikan jadi suatu perdagangan maka nilai perempuan akan tidak berharga lagi.  

Menjual suatu produk  tidak perlu menonjolkan sosok kecantikan perempuan itu dikejar karena nilai komersialnya.  Tetapi harus semata-mata karena nilai kecantikan yang memang dinilai baik  secara moral dan spiritual. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun