Tradisi lisan :
Sebagian dari teman-teman saya masih mendengar dari para orangtuanya yang masih hidup untuk tetap melestarikan tradisi lisan sebelum dan saat rayakan imlek.
- Membersihkan debu-debu rumah dengan sapu yang bersih
- Memasakan makanan yang enak-enak, ayam, hoisem, sop hisit, hamcoi, pocunyuk, babi kecap
- Pisau disembunyikan
- Sapu disembunyikan
- Membeli kuaci dan kacang. Â Mituso hidangan ini dapat menambah rezeki baru dan ditambah dengan kue lapis legi yang dapat meningkatkan kekayaan.
- Tidak boleh membuat sampah selama dua hari.
- Jika berdagang tidak diperbolehkan membuka toko selama 3 hari. Â Jika mau libur maka di hari pertama maupun kedua boleh buka sebentar sampai ada yang belanja, setelah ditutup.
- Di malam Imlek menutup pintu gerbang di atas jam 1 malam.
- Membeli bunga wangi diletakan di dalam rumah. Mitosnya  Dewi Rezeki akan masuk ke rumah dan mbemrikan rezeki saat berdoa jam 12.00.
- Memakai baju baru pada hari Imlek
- Tidak boleh mengatakan hal buruk atau negatif  seminggu sebelum Imlek dan pada hari Imlek .
Saat mengunjungi teman, saudara pada hari Imlek, salam yang disampaikan adalah "Makanan yang sangat digemari untuk dihidangkan pada hari Imlek adalah "Gngx fci (Bahasa Mandarin);"Kung hei fat choi"  (bahasa kantonis) ;Kiong hi huat cai" (bahasa hokkien);  "Kiong hi fat choi"  (bahasa Hakka). Â
Makna dari ucapan itu adalah "Selamat dan semoga banyak rezeki".
Pernak-pernik lainnya:
Angpo merupakan bagian dari tradisi Imlek yang tidak pernah ditinggalkan.  Angpau terbuat dari amplop kecil berwarna merah.  Makna dari pemberian angpau  kegembiraan dan semangat yang akan membawa nasib baik. Warna merah angpau melambangkan ungkapan semoga beruntung dan mengusir energi negatif.  Pemberi dari angpau adalah mereka yang sudah menikah dan bekerja, sedangan penerima angpau adalah mereka yang masih kecil dan belum bekerja.