Di dalam kelenteng, kami masuk ke dalam, kami mendapatkan sebuah vihara Paddumutara. Tempatnya bersih, tenang, dan ada beberapa umat Buddha sedang bersemedi dengan cara berjalan terus tanpa henti. Memfokuskan diri tanpa terganggu dengan kondisi sekitarnya.
Di samping dari es itu ada sebuah kafe kopi yang disebut Roemboer, berbagai macam kopi yang sudah digiling, tinggal diorder.
Kami berjalan melewati pasar yang baunya agak kurang menyenangkan, ikan, ayam dan genangan air dari penyucian ayam itu. Setelah melewatinya, kami berhenti di sebuah rumah yang disebut dengan Museum Benteng Heritage. Museum Benteng Heritage adalah museum yang penuh dengan cerita dari mulai pakaian, rumah, tradisi, pekerjaan dari warga China Benteng di Tangerang.
Berakhirlah kunjungan blusukan kami di Kota Lama Tangerang. Puas dengan kuliner dan melihat peninggalan kuno yang menjadi Heritage China, warga Cina Banteng, Tangerang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H