Sedih banget kan kalau melihat Jakarta, dari tempat tinggal harus berangkat ke stasiun dengan mobil. Meninggalkan mobil di stasiun, lalu naik kereta, sampai di stasiun tujuan, harus sambung lagi dengan ojek atau kendaraan lain untuk ke kantor. Tidak ada integrasi transportasi umum dari kereta ke kantor, membuat setiap orang yang naik kereta harus sambung dengan kendaraan lain dengan resiko yang cukup membahayakan dirinya.Â
Tidak ada trotoar yang memadai untuk pejalan kaki, harus berjibaku dengan motor-motor yang tiba-tiba masuk ke trotoar. Belum lagi hunian yang ada di kota itu sangat mahal, baik itu apartemen atau kost, khusus untuk mereka yang disebut dengan kalangan menengah ke atas.
Properti yang terjangkau hanya di pinggiran dan jika ada yang di dalam kota, tidak terjangkau oleh kalangan menengah ke bawah, mungkin hanya rumah rusun saja yang bisa jadi pilihan.
Pengembangan sebuah kota yang terintegrasi masih jauh dari impian karena TOD seharusnya dibuat dengan konsep pengembangan hunian berbasis keadilan sosial dan ruang sehingga semua orang bisa tinggal di dalam kota. Â Â
Sayangnya, sekali lagi apartemen yang dibangun di dalam kota hanya menyasar kepada mereka yang punya uang dan pada akhirnya  mereka yang tidak bisa memiliki hunian di dalam kota harus berjibaku setiap hari untuk bekerja dari hunian di pinggiran kota dan memiliki kualitas hidup yang sungguh tidak layak dan tidak nyaman.