Itulah judul buku yang belum saya temukan dan pantas untuk dibeli karena saya kagum sekali dengan seorang pemuda yang bernama Yasa Paramita Singgih. Â Seorang pemuda kelahiran 23 April 1995 asal Bekasi ini terlahir dari keluarga yang sederhana. Usianya jauh lebih muda dari anak perempuan saya. Â
Namun, prestasinya sangat melejit sebagai pengusaha muda yang tangguh bahkan penuh dengan penghargaan baik skala nasional maupun internasional. Â Yasa berhasil menjadi juara satu Wirausaha Muda Mandiri Nasional kategori Mahasiswa Kreatif pada tahun 2015, tokoh Nyata Film Dokumenter Pemimpin Muda Bisnis dari Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada 2015, Marketeers Youth of The Year in 2016 oleh Mark Plus. Dan yang paling membanggakan, namanya masuk dalam 30 Under 30 Young Leaders & Entrepreneurs in Asia versi Forbes tahun 2017
Ternyata paradigma  yang selama ini saya percayai bahwa seorang pengusaha sukses biasanya lahir setelah bergelut dalam dunia bisnis selama berpuluh tahun atau paling sedikit mengalami proses panjang untuk jadi pengusaha yang sukses adalah salah.
Namun, Yasa, sebagai anak muda yang bukan berasal dari kalangan keluarga pengusaha dan bukan dari keluarga kaya, mampu membuktikan dirinya sebagai pengusaha berhasil di usianya relatif masih muda .
Background dari keberhasilannya itu yang sangat perlu kita ketahui dan pelajari. Â Dalam wawancara dengan Metro TV, Â Yasa mengatakan sebagai anak --anak dia tak pernah berpikir untuk bekerja, yang terpikirkan adalah belajar dan bermain. Bahkan, dia nyaris senang main game atau bermain bersama teman-temannya. Â Â
Namun, ada titik balik yang tak pernah dilupakannya ketika di usia yang sangat muda yaitu 15 tahun  kelas SMP tiga,  ayahnya tiba-tiba terkena serangan jantung dan hipertensi akibat penyempitan pembuluh darah.  Ibunya menginginkan agar suaminya  dipasang "ring" untuk penyembuhan jantungnya.  Namun, permintaan ibunya itu ditolak oleh ayahnya karena biaya operasi untuk pemasangan ring itu cukup besar. Ayahnya berdalih biaya itu dapat dipakai untuk sekolah atau pendidikan  anak-anaknya yang memerlukan biaya besar.
Bagaikan cambukan yang sangat keras, Yasa menyadari hidupnya sekarang telah berubah, betapa ayahnya sekarang tidak berdaya sebagai tulang punggung karena sakitnya yang cukup parah dan kritis . Dia harus mampu untuk  mandiri secara finansial bersama kakak lelakinya.Â
Di usia yang sangat muda, 15 tahun, dia bekerja paruh waktu untuk jadi MC Â (Master of Ceremony ) di beberapa acara seperti acara ulangtahun, seminar, talk show. Â Hanya bekal modal nol, tanpa pengetahuan tentang MC, Â dia berhasil mengumpulkan modal dari MC sekitar Rp.700,000
Lalu  dia mencoba-coba bisnis yang lain yaitu berjualan lampu hias secara online, tetapi tak lama kemudian, usaha lampu hiasnya tutup lantaran distributor tidak dapat memberikan barang lagi.
Beralih dengan usaha lainnya, dia tak pernah berhenti mencoba, dengan modal minim dari hasil MC,  Yasa menyebutkan bahwa dirinya agak nekat  untuk mencoba bisnis fashion melalui orangtua dari kenalannya yang memiliki konveksi.  Dia membuat kaos . Design kaos itu dibuatnya sendiri dengan kemampuan yang sangat minim yaitu dengan microsoft mengambarnya dan lalu mencetaknya seperti sablon.  Sayang, bisnis ini tak berjalan lancar.
Rupanya kenekatan seorang Yasa terus berlanjut,  dia mencoba mencari kaos di Tanah Abang dan dijualnya secara online.  Dia  menggunakan nama Men's Republic sebagai nama toko online-nya, dengan pemasarannya melalui blog, Twitter, BBM. Usaha fashionnya sempat naik daun sehingga punya cukup modal untuk membuka usaha baru di bidang kuliner.
Dunia baru , dunia kuliner dirambahnya dengan membuka sebuah bisnis minuman yang diberi nama "Ini Teh Kopi" di tahun 2012. Â Â Sebuah usaha kedai menjual minuman kopi duren di kawasan Kebun Jeruk. Sekitar enam bulan kemudian ia sudah membuka cabang baru tepatnya di Mall Ambassador Jakarta Selatan. Namun sayangnya bisnis baru yang ia kelola tersebut mengalami kebangkrutan yang membuatnya menderita kerugian hingga Rp100 juta. Pada tahun 2013, ia memutuskan untuk menutup kafenya, dan bahkan bisnis kaosnya pun juga turut dihentikan.
Di usia 19 tahun, dia mengalami kebangkrutan total dengan kehilangan modal sekitar Rp.100 juta. Â Dia harus berhenti bisnisnya dulu untuk dapat lulus dari sekolahnya dan setelah selesai ujian barulah dia melirik usaha yang lain.
Ketika dia mulai menyadari bahwa sekarang berbisnis adalah memiliki pengetahuan apa yang kita sukai (passion) bukan hanya sekedar coba-coba lagi. Â Dia mengexplore dirinya bahwa dia menyukai fashion pria. Â Dia mulai belajar berbinis dengan konsep perencanaan yang rapi dan mengatur brand yang akan diusung dalam bisnis. Â Dia juga menyadari bahwa modal utama bukan hanya sekedar keberanian, tapi juga otak dan cara berpikir yang logis , strategi pemasaran yang sangat jitu, konsisten dan fokus pada yang telah direncanakan.
Akhirnya,  konsep  brandfashion yang khusus untuk remaja pria, middle class dan harganya di bawah Rp500.000, dan go onlinetapi kualitas mall dengan harga online shop. Maka ia mengibarkan kembali bendera Men's Republic.
Pada awalnya, Yasa hanya menjual sepatu kasual untuk pria. Namun semakin besar usahanya membuat brand yang ia kelola semakin menawarkan produk yang beragam. Saat ini, Men's Republic menjual produk celana dalam, jaket, dan juga sandal untuk pria.
Omzet penjualan yang terbesar dari sepatu pria , jumlah 500 buah pasang dengan nilai hampir 200 juta rupiah per bulan. Â Laba bersih yang mampu diraupnya sebesar 40%. Â Dia sedang memikirkan untuk memperluas jenis produk seperti ikat pinggang, celana.
Pelanggannya hampir berada di seluruh kota di Indonesia, bahkan di luar negeri, Hong Kong, Makau, Taiwan, Malaysia, Filipina, hingga Nigeria.
Pada usia 19 tahun, ia mendirikan perusahaan bernama PT Paramita Singgih untuk menaungi bisnis miliknya. Ia ingin menjadikan label Men's Republic sebagai penyedia seluruh kebutuhan pria dari kepala sampai kaki. Saat ini, Yasa sedang menjalani kuliah di Bina Nusantara University jurusan marketing communication.
Visi Yasa dan PT Paramita Singgih adalah menjadi perusahaan pemilik merek fashion dan consumergoods berbasis online terbanyak, terbesar dan terbaik di Indonesia.
Perjalanan hidup bisnisnya itu dituangkan dalam sebuah buku yang berjudul "Never Too Young to Become a Billionaire." Buku yang ia buat untuk bisa berbagi pengalaman kesuksesan, tips-tips berbisnis, dan strategi yang ia buat. Selain itu ia juga menjadi narasumber di berbagai institusi mulai dari Kementerian Republik Indonesia, perusahaan multinasional hingga nasional, sampai universitas terbaik di seluruh Indonesia.
Sumber Referensi:
- Men's Republic. Yasa Singih.Yasasinggih.com -- https://goo.gl/jVzkg4
- Admin. 15 Juli 2016. Kisah Sukses Yasa Singgih, Miliarder Muda RI Berumur 21 Tahun. Liputan6.com -- https://goo.gl/GUQaAY
- Arthur Gideon. 26 Februari 2016. Yasa Singgih, Pengusaha Muda RI yang Masuk Daftar Forbes.Liputan6.com -- https://goo.gl/9TAqe6
- Maxmanroe. Yasa Singgih ~ Bermula Dari Nol, Hingga Sukses Mengibarkan Brand Men's Republic. Maxmanroe.com -- https://goo.gl/NCNYxi
- Tribun. 5 Juni 2016. Yasa Singgih Sukses Jadi Pengusaha Sepatu Berawal dari Ayahnya yang Jatuh Sakit. Tribunnews.com -- https://goo.gl/yojm29
- Karla Farhana. 27 Mei 2016. Eksklusif Yasa Singgih, Jejak Langkah Kesuksesan Men's Republic.Bintang.com -- https://goo.gl/wYKnQP
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H