Ultah ke-490 DKI  tanggal 22 Juni 2017 ini  merupakan acara yang setiap tahunnya diadakan secara ritual .  Hal yang pertama dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat bersama dengan para stafnya adalah upacara pada tanggal 22 Juni tepat jam 7.00 di Monas.  Gerimis ikut mengiringi upacara itu , namun upacara pun tetapi dilakukan . Sedikit demi sedikit peserta upacara mulai meninggalkan lapangan untuk kembali ke kantor Gubenur di DKI.
Nama DKI
Awalnya jika kita telusuri dari sejarahnya nama DKI itu berasal dar  Sunda Kelapa.  Dari Sunda Kelapa dirubah menjadi Jayakarta, lalu berubah lagi menjadi Batavia.  Â
Beberapa kali perubahan nama itu menjadi tonggak sejarah karena DKI telah mengalami banyak transformasi dari sebuah kota yang dikenal pelabuhannya bernama Sunda Kelapa , bermuara di Sungai Ciliwung, dan merupakan ibukota dari suatu kerjaan Sunda Kelapa menjadi kota Metropolitan dan terakhir menjadi kota megapolitan. Â Pelabuhan yang sangat ramai untuk perdagangan lada dan pedagang dari Eropa pun berdatangan lewat pelabuhan ini. Ketika bumi Sunda Kelapa diserang oleh kerajaan Demak dan Cirebon, akhirnya mendapat kemenangan. Untuk keberhasilan atau kemenangan itu, nama Sunda Kelapa pun dirubah menjadi Jayakarta yang artinya kemenangan.
Perjalanan pun tak berhenti di situ, saat penjajah Belanda datang dan menaklukan Jayakarta, maka nama Jayakarta diganti dengan Batavia.  Pendudukan Belanda di Batavia itu sempat meninggalkan beberapa bangunan kuno dengan arsitektur Belanda yang terkenal sangat unik dan kuat.  Di antaranya adalah Puri Belanda, Benteng atau Fort Noodwijk, Gereja Tugu, Gereja Sion, Jembatang Gantung  Kota Benteng, Gedung Menteng, Gedung Stadhuis atau balai kota sekarang Museum Sejarah Jakarta.
Setelah itu Jepang pun masuk,  dengan menduduki kota Batavia, Jepang tak mau kalah dengan mengubah nama Batavia dengan nama  , Jakarta hingga saat ini.  Sejak tahun 1942 nama  Jakarta tetap Jakarta hingga kini.
Penduduk asli BETAWI
Sketsa  sejarah dimana para ahli  mengatakan hal yang berbeda tentang asal mula Suku Betawi.   Ada yang mengatakan bahwa Suku Betawi itu  ada dan tinggal di sekitar Tanah Jawa dan ditemukan di Negeri Betawi.
Sejarah juga membuktikan bahwa suku betawi itu bukan asli penduduk Indonesia, tetapi sudah perpaduan keturunan antara kelompok etnis lain yang sudah lebih dulu hidup di Jakarta, seperti orang Sunda, Melayu, Jawa, Arab, Bali, Bugis, Makassar, Ambon, dan Tionghoa.
Namun, jumlah penduduk Betawi yang dulunya cukup besar yaitu  778,953 jiwa di tahun 1930, telah tergeser dengan bertambahnya pendatang baru setelah kemerdekaan 1945.  Jumlah mereka akhirnya hanya 20% dari total populasi DKI sebesar  10,177,924 (tahun 2015 menurut data BPS).  Etnis Betawi tergusur ke pinggir dan berasimilasi dengan etnis pendatang baru.
Sekarang ini suku bangsa yang ada di Jakarta sangat beragam, ada suku Jawa, Sunda, Padang, Cina, Madura dan lainnya. Â