Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makna "International Women's Day" bagi Perempuan Indonesia

8 Maret 2017   17:05 Diperbarui: 9 Maret 2017   22:02 2377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hak Perempuan

Hak-hak untuk maternity yang tidak nyaman. Ketika seorang pekerja hamil dan melahirkan hanya mendapat cuti hamil 3 bulan (l l/2 bulan sebelum melahirkan dan l l2/2 bulan lagi setelah Melahirkan). Selesai melahirkan, ibu-ibu yang memiliki bayi tak punya kesempatan untuk menyusui di rumah, harus pandai-pandai mengatur waktunya untuk bisa menimang bayinya karena harus bekerja secara full time.

Di luar negeri ada kesempatan bagi ibu yang bayinya baru lahir untuk bekerja paruh waktu atau paruh dalam sebulan artinya 3 hari bekerja, 2 hari libur.  Pada saat ibu itu bekerja, ayah yang mengasuh bayinya dan mendapatkan hak yang sama antara ayah dan ibu dalam pekerjaan maupun dalam mengasuh anak.

Pengakuan Perempuan

Banyak polarisasi yang terjadi di masyarakat dan budaya tertentu membuat  pengakuan perempuan terhambat di negara Indonesia.

Salah satunya poligami , dianggap tidak apa-apa karena pihak lelaki dapat melakukannya setelah mendapat persetujuan dari istri pertama.  Namun, apakah dengan persetujuan dari istri pertama sudah berarti hak perempuan diakui dan disamakan.

Belum lagi terjadinya polarisasi budaya, antara yang konservatif dan progresif.  Konservatif dalam hal yang berhubungan dengan kesetaraan.   Perempuan konservatif menganggap bekerja di rumah sudah cukup.  Sementara yang progresif,  prempuan harus bisa membagi waktu untuk bekerja, berkarya dan bertanggung jawab untuk keluarga.

Di Jepang, ada pengakuan dan penghargaan bagi perempuan Indonesia yang berkecimpuang dalam bidang sinema. Mereka mengakui kehebatan perempuan Indonesia yang mampu berbagi waktu dalam berkarya sinema, tapi juga bisa merawat anak-anak maupun suami. Sementara di Indonesia belum ada penghargaan itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun