Makin banyaknya orang yang mengganggur membuat orang tidak produktif dan akhirnya apa yang dihasilkan sebagai kreativitas itu membunuh orang yang seyogyanya  punya kreativitas jika ia bekerja.
Penemuan ini sangat perlu dipertimbangkan lebih lanjut apakah  sebaiknya  penempatan dan pembuatan robot dibatasi hanya untuk kepentingan dunia medis dalam sekala terbatas saja.
Apabila tanpa batas, yang terjadi adalah perebutan ajang pekerjaan yang sebenarnya diciptakan oleh manusia tapi dihilangkan oleh pekerjaan manusia juga.  Penggusuran fungsi pekerjaan manusia memang  dengan maksud menaikkan produktivitas.  Hanya perlu diingat bahwa produktivitas itu bukanlah sesuatu yang sifatnya jangka waktu pendek saja.
Lain halnya jika  pekerjaan robot itu mampu meningkatkan produktvitas tapi sumber daya manusia tetap digunakan  . Penilaiannya adalah jika pekerjaan yang ringan mampu dikerjakan robot, artinya kualitas pekerjaan manusia yang digantikan robot itu harus ditingkatkan.  Manusia harus belajar lebih banyak, ketika kualitas naik, maka gaji manusia itu pun akan meningkat .  Dengan meningkatnya gaji, konsumsi akan lebih besar.  Konsumsi mendorong untuk membeli kebutuhan  barang dan jasa yang akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Perspektif tentang robot apakah akan menggantikan manusia dan menimbulkan penggangguran, ternyata tergantung dari paradigma yang dibangun oleh manusia sendiri.
Apabila manusia mampu mengelola penggunaan robot untuk dua kepentingan sekaligus, hal itu akan benar-benar kita rasakan manfaatnya.
SEmoga Robot bukanlah sebagai pengganti manusia, tetapi sebagai pembantu dan penolong manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H