Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menyelamatkan Bangsa dari Penyebar "Hoax"

3 Januari 2017   16:46 Diperbarui: 3 Januari 2017   18:35 564
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suatu berita di medsos itu mampu beredar dalam sekian detik menjelajah ke semua pengguna medsos.  Akibatnya  jika berita itu adalah berita yang tidak benar atau disebut dengan “HOAX”, semua pengguna medsos itu menjadi alat yang sangat ampuh sebagai penyebar “HOAX”.

Apa sebenarnya HOAX?

"Sebuah pemberitaan palsu adalah usaha untuk menipu atau mengakali pembaca/pendengarnya untuk mempercayai sesuatu, padahal sang pencipta berita palsu tersebut tahu bahwa berita tersebut palsu. ."

Jika berita itu palsu kenapa orang gampang atau mudah sekali terlena untuk menyebarkan kepada orang lain.   Ada beberapa hal yang mungkin kenapa orang senang sekali sebagai penyebar “HOAX”.

Ketidak pahaman:

Saat orang menerima berita, dia tidak tahu jika berita itu palsu, bohong.  Menerima dengan mentah , ditelan habis dan menginginkan orang lain juga menerima berita yang sama dengan dirinya.    Orang yang tak paham itu  tak pernah belajar apa akibatnya jika dia menyebarkan kepada 1 orang.  Lalu 1 orang kepada orang lain yang berlipat ganda.   Alasan ini jadi titik tolak bagaimana PEmerintah harus terus mengedukasi orang yang tidak paham tentang akibat menyebarkan berita HOAX kepada orang lain.

Ingin Menjadi Orang Pertama:

Kebanggaan seseorang untuk menjadi orang pertama yang menyebarkan berita, merupakan fenomena baru.   Seolah-olah jika seseorang yang menjadi pertama penyebar berita, dia yang paling tahu lebih dulu dibandingkan dengan teman-temannya.

Fenomena ini belakangan jadi viral karena bisa dianggap dia seorang provokator karena ingin menonjol untuk hal yang tidak benar.   Disamping itu dia menggunakan kesempatan untuk bisa “viral”  dengan menyebar sesuatu informasi yang serba cepat tapi tidak benar itu.

Kelemahan system pulsa

Mudahnya registerasi untuk pra bayar pulsa membuat  orang memiliki  gadget  dengan nomer telpon yang berganti-ganti.  Umumnya ,untuk melakukan penyebaran hoax pun dapat dengan gampang dilakukan .  Tidak adanya registrasi yang sangat ketat, bahkan tidak ada identifikasi pemilik nomer, orang seakan dapat menghilangkan dirinya setelah melakukan hoax.

Pemilik gadget pra bayar sangat enggan untuk melakukan verifikasi ulang dengan membuka link situs informasi yang diterima karena takut pulsanya habis.

Kondisi ini makin memperparah peredaran “HOAX” sehingga mudah sekali digunakan tapi sukar dilacak.

Sebaliknya pengguna gadget  paska bayar masih relative masih mau mengecek silang kebenaran informasi yangditerima sepanjang media yang kredible.

Hilangkan rasa keengganan untuk tidak mengecek berita dengan menelusiri link situs informasi yang diterima.

Bagaimana  solusi untuk stop “HOAX”

Jika satu orang mau berusaha dan melakukan menahan diri untuk tidak melakukan “Hoax” maka orang lain akan mengikuti contoh itu.

Dikotomi untuk stop perilaku penyebaran “HOAX” tak bisa dihindari agar bangsa ini bukan jadi penyebar HOAX yang tidak berguna atau tidak bermanfaat .

Jika saya tidak melakukan tapi orang lain masih saja melakukan, kita masih sering kesal dengan perubatan orang lain itu.  Saking kesalnya sampai ada yang memutuskan pertemanan (unfollow) di media sosial gara-gara menerima “HOAX” dari sahabat.

Mulailah semuanya dari diri sendiri.  Kita mampu jadi penyapu bersih  untuk membantu orang lain agar tidak termakan berita palsu.

Caranya:

Laporkan saja “Hoax” melalui fitur  “REPORT POST” agar posting segera dihapus oleh pengelola media sosial

Menjelaskan kepada penyebar “HOAX” di media sosialnya bahwa dia telah menyebarkan “HOAX”

Unggah informasi yang terverifikasi untuk membantah bahwa berita itu adalah berita “HOAX

Bangsa ini perlu diselamatkan dari “HOAX” kebencian, kejahatan, kerugian nama baik dan penghinaan, kekejian, fitnah, Kebohongan serta berbagai macam ketidak-nyamanan berbangsa .  Agar kita dapat bersikap bijak untuk melawan ketidak benaran dan cenderung menyuburkan sikat intoleransi antarwarga bangsa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun