Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) mempublikasikan ranking daya saing global (The Global Competitiveness Report/GCR) tahun 2014-2015.Dalam publikasi WEF indonesia menempati peringkat 34 dari 144 negara, atau naik 4 (empat) tingkat dari posisi sebelumnya 38 (tahun 2013-2014). Namun jika dibandingkan dengan negeri tetangga, terutama Singapore, Thailand dan Malaysia, peringkat Indonesia berada jauh di bawah mereka: Singapore, peringkat ke-2 global dan pertama di Asia Pasifik Malaysia, peringkat ke-20 global dan ke-8 di Asia Pasifik Thailand, peringkat ke-31 global dan ke-9 di Asia Pasifik
Mengejar daya saing global memang bukan hal yang mudah, usaha “Pesona Indonesia” itu belum juga bisa mengalahkan Malaysia dengan “Truly Asia”, Thailand dengan “Amazing Thailand”
Usaha-usaha peningkatan pengembangan pariwisata Indonesia sudah makin terarah dengan strategi yang dipaparkan oleh Menteri Pariwisata Arief Jahya dalam strategi 10 pengembangan destinasi pariwisata.
Jelas bahwa 10 pengembangan destinasi pariwisata itu merupakan target pencapaian wisatawan luar negeri dan domestik yang dulunya 12 juta menjadi 20 juta pada tahun 2019.
Langkah-langkah yang diambil oleh Kementrian Pariwisata untuk mencapai pengembangan yang dicanangkan itu dengan menetapkan 10 destinasi utama. Dulunya Indonesia hanya dikenal dengan “Bali” dan “Borobudur” sebagai destinasi utama, sekarang ada tambahan 8 destinasi utama. Ke-10 destinasi utama itu adalah: Pulau Mandalika, Labuan Bajo, Pulau Morotai, Tanjung Kelayang, Danau Toba, Wakatobi, Gunung Bromo, Candi Borobudur, Pantai Tanjung, Kepulauan Seribu.
Semua persiapan untuk mempromosikan 10 destinasi utama dimulai dengan rapat-rapat dengan pemerintah daerah (untuk 8 destinasi utama), berkolaborasi dengan kementrian terkait Kementrian Perhubungan, UMKM, Industri Kreatif. Jalur pariwisata merupakan sektor unggulan untuk mendukung sektor lain yang menopak seperti industry kreatifi, UKM, BUMN.
Stakeholder lainnya seperti ASITA, Perhotelan dan pengusaha UMKM ikut berpartisipasi dalam geliat pencanangan 10 destinasi utama ini.
Manfaatnya dengan adanya geliat dari industri pariwisata (tambahan 8) adalah pekerjaan bagi sektor informal, rakyat juga ikut terinspirasi untuk bertumbuh dan berusaha mendukung misalnya ada yang jadi guide, money changer, pengusaha penyedia jasa “snorkeling”, “diving”. Bahkan media TV ikut menggerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat lokal dan bahkan dengan promosi yang hebat akan dapat menjangkau orang asing yang ada di Indonesia. Kegiatan dari pariwisata itu akan memacu prestasi dari pelaku pengusaha hotel, makanan dan souvenir, handykraft dan penyedia jasa lainnya seperti rental mobil, bis dan sebagainya.
Persiapan 10 destinasi utama itu dengan arahan dari Presiden Jokowi secara langsung yang dituangkan dalam Surat Setkab NO.: B652/Seskab/Martim/11/2015 tanggal 6 Nopember 2015 intinya untuk kementrian diinstruksikan untuk melakukan sesuai dengan bidangnya. Antara lain:
Kementrian Pariwisata, Gubenur, Walikota agar berkonsentrasi dengan 10 destinasi prioritas dengan berbagai kegiatan (infrastruktur, bandara, pelabuahan, jalan, listrik, air bersih, bbm, manajemen promosi, penataan lingkungan, pedagang, penerimaan masyarakat
Kementrian Perhubungan: dukungan infrastruktur transportasi, perpanjangan lacu bandara, jalan menuju ke Bandara dan ke daerah pariwisata, memberi izin maskapai asing untuk langsung ke bandara yang telah tersedia