Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perangi Pungli Secara Bersama-sama

23 Oktober 2016   17:58 Diperbarui: 23 Oktober 2016   18:23 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai contoh, saya pernah mengalami untuk memperpanjang e-paspor.   Dalam website dijelaskan dengan rinci ,dokumen apa saja yang diperlukan untuk perpanjangan,  prosedurnya dan pembayarannya.

Ternyata masih ada kelemahan dalam  pengiriman dokumen yang tidak dapat dilakukan melalui website. Hanya data yang dapat dilakukan melalui website.  Jadi bagi mereka yang ingin membuat e-paspor, mesti datang ke kantor imigrasi untuk penyerahan dokumen.   Mengantri panjang untuk hanya penyerahan dokumen dan membuat foto.   E-passport bukan sebuah produk teknologi yang sempurna, masih ada banyak celah bertemunya antara pelayan publik dengan peminta layanan.

Diharapkan ada perubahan total dan perbaikan system sehingga tidak ada lagi celah untuk bertemunya kedua belah pihak.

Revolusi Mental:

Jika semua lini atau bagian dari kehidupan masyarakat ini penuh dengan suap menyuap, mulai dari dunia pendidikan sampai kepada layanan publikyang sehari-hari diperlukan (Kelurahan,Kecamatan, Kepolisian, Pertanahan, Perpajakan) , maka tidak ada jalan lain dari bangsa ini agar kita merubah mental suap ini .

Dalam keluarga yang merupakan unit terkecil dari bangsa ini pasti ada pendidikan karakater yang ditanaman oleh orangtua.  Orangtua mendidik anaknya untuk bersikap jujur.  Jujur berarti bukan hanay di masa kecil saja,  bukan berarti hanya untuk hal yang kecil saja,  bukan berarti jika dilihat orang saja, bukan berarti  hanya untuk pencitraan saja sebelum menjadi pejabat public.

Jujur adalah satu-satunya senjata untuk tidak menerima apa yang bukan haknya.  Ketika Seorang pegawai sudah digaji tidak lagi mencoba mencari kesempatan mendapatkan uang tambahan dari tempat kerjanya yang merupkan konflik dari kepentingan kerja.

Nilai kejujuran yang hampir punah ini perlu dikembalikan lagi ke posisi yang seharusnya.  Tidak ada lagi pembalikan atas nama kejujuran .   Tidak ada lagi ancaman atau kesulitan yang sengaja dilakukan untuk melakukan ketidak-jujuran.

Apabila setiap orang berhasil menegakkan revolusi mental dengan cara yang benar tentang kejujuran, niscaya bahwa  praktek pungli ini akan lebih mudah diberantas.

   

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun