Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terpana Para Inspirator Berbagi di Kompasianal 2016

10 Oktober 2016   10:09 Diperbarui: 10 Oktober 2016   10:30 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Counter Freeport /dokumen pribadi

Harapan yang sangat besar dari seorang Budi agar  desa organic ,”Tesabela Eco Village”,  dapat terus menjadi effek multiplier untuk bantu anak  membesarkan desanya sendiri dan  mengembangkan desanya sehingga tak perlu urbanisasi ke kota besar.  Ada rasa cinta nasionalisme kepada anak-anak untuk terus menjaga dan mengembangkan desanya.

Wulan Guritno, seorang selebriti dengan segudang kegiataan baik itu  sebagai aktris, model, film produser,  maupun keluarganya.  Ditengah kesibukan pekerjaan itu, Wulan bersama sahabatnya Amanda Soekasah dan Janna Soekasah  tertarik untuk membantu anak-anak yang kena sakit kanker.   Ketertarikan itu membuat Wulan  dengan sahabat bertemu dengan Ghea Panggabean    untuk membangkitkan solidaritas, budaya menyumbangkan dan menyerbarkan harapan ke segala aspek kehidupan.

Ide yang brilian itu datang, mereka melihat sebuah gelang yang unik dan khas pasti akan menarik bagi para anak muda untuk membelinya. Selain gelang jadi simbol sosial bagi anak muda, gelang bisa jadi alat untuk gerakan sosial  untuk  menyumbangkan bagi anak-anak penderita kanker Harganya tak mahal, cukup Rp.100,000

Gelang hope jadi satu “Journey Hope” untuk anak-anak penderita kanker.   Perjalanan kegiatan dari suatu kota k kota besar lainnya, dari satu kampus ke kampus yang lainnya.  Dana dari semua penyumbang itu didonasikan uuntuk membuat suatu ruang Harapan di RS  Cipto, juga memberikan dana transportasi bagi orangtua yang berada di  Ruang Harapan itu karena mereka kebanyakan berasal dari luar Jakarta.

Gerakan yang ditunjang berbagai selebritis dan artis-artis film itu , seringkali mengadakan konser untuk menghibur anak-anak sakit kanker. BUkan hanya hiburan saja, tapi anak-anak ini juga diberikan hadiah sesuai dengan mimpinya.  Ada anak yang telah bertahun-tahun bermimpi untuk memiliki sebuah sepeda, karena ketidak mampuan

Harapan uUlan ke depannya,  Gelang of Hope ini akan memiliki sebuah rumah-rumah singgah dibeberapa tempat dimana pasien kanker anak makin banyak.

Tjiptadinata Effendi:   Menceriterkan bagaimana kelamnya kehidupan pernikahan yang tidak sesuai dengan apa yang diharapkan olehnya.  Terpaan kesulitan ekonomi sampai tidak mampu untuk membelikan kue ketika putra pertama ulang tahunya. Bahkan ketika anak pertama pun sakit keras, harus pinjam uang ke pada saudara pun ditolak dengan keras.   

Namun, Pak Tjiptaeffendi sungguh beruntung punya ibu Roseline yang menjadi teman sehidup semati,  mampu menolong dalam kesulitan, menjual apa yang ada di tangannya yaitu  sebuah cincin kawin.   Badai kehidupan itu dihadapi dengan saling tolong menolong dengan istrinya.  Akhirnya,  badai dan perjuangan berbuah sangat manis ,   beliau mampu  menyekolahkan anak pertamanya sehingga mencapai pendidikan tertinggi di Amerka dengan lulus menyandang predikat suma-cum laude.

Pak Tjip, bukan hanya bangkit dari keterpurukan rumah tangga, tapi juga dinobatkan sebagai  Kompasiner terbaik di Kompasianival 2014.  Tulisannya sangat menggugah,  bermanfaat dan inspiratif.  Kunci dari keberhasilan tulisan adalah selalu memberikan informasi, inovasi maupun bermanfaat atau memotivasi kepada orang lain.

Perjalanan hidupnya terus didedikasikan untuk para mudaer Kompasianer karena tulisan-tulisannya selalu masuk ke kategori Headline.  Belum lagi jika membaca buku-bukunya yang telah diterbitkannya.  Saya masuk bagian kontributor dari buku  "Spirit Sepasang Merpati"  untuk memberikan cuplikan tentang buku-buku sebelumnya.

Sukses selalu bagi para inspirator dan panitia Kompasianival 2016 yang telah bekerja sekuat tenana demi suksesnya acara Kompasianival 2016.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun