Hasil wawancara sudah selesai, membuatnya ini yang merupakan kesulitan baru bagi saya. Buat reportase biasanya tanpa teori , tapi kali dengan teori dan dengan beberapa bekal pengetahuan dari Pak Sandy. Akhirnya, tersusun tulisan yang berjudul “Tas Pelepah Pisang Yang Mendunia" (klik).
Hampir tiga bulan berlalu usai dari waktu pengumuman. Saya pun lupa dengan tulisan ini. Suatu ketika saya bertemu dengan pak Gapey Sandy pada Nangkring Siaga Bencana melalui Media Sandiwara Radio. Beliau mengatakan: “Selamat yach Bu Ina, jadi pemenang tulisan reportasenya!”. Reaksi saya, bingung karena merasa tak pernah melihat dan membaca pengumuman itu.
Lalu saya coba hubungi Ketapels, tak pernah berhasil sama sekali. Sekali lagi saya coba menghubungi Pak Gapey Sandy lagi untuk minta tolong untuk dihubungi ke Admin Kompasiana, barulah saya dapat konfirmasi bahwa saya menang. Tapi ketika hampir l l/2 bulan berlalu, saya pikir saya harus mengejar lagi untuk hadiahnya.
Beberapa minggu kemudian, suara deringan telpon di gadget terdengar. Saya meliriknya dan merasa tak mengenal siapa yang menelponnya. Dari suaranya terdengarlah seorang perempuan memperkenalkan diri dari media TV, Metro TV. Dia bertanya tentang nara sumber tulisan saya seperti alamat, dan hasil karyanya itu apakah betul-betul mendunia. Setelah memberikan alamatnya , saya berpikir bahwa ternyata tulisan itu dapat menjadi berkah buat nara sumber untuk makin dikenal oleh khalayak luas karena akan ada wawancara oleh pihak Metro TV. Tentunya hal ini tak pernah terpikirkan sama sekali. Semoga Pak Achsin pun dapat makin sukses sebagai UKM kecil menjadi UKM (Menengah).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H