Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tips Menggunakan Kartu Kredit Secara Bijak

11 September 2016   15:39 Diperbarui: 11 September 2016   16:02 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsumerisme dan Kilauan gaya hidup di kota besar yang banyak mall menawarkan banyak produk, apalagi di gadget ktia banyak tawaran yang beragam mulai dari produk makanan, pakaian, mobil dan aneka gadget yang terbaru.  Belum lagi tawaran liburan akhir tahun yang menggebu-gebu. Seolah para produsen berlomba untuk mencari peluang bagi para konsumennya.

Tawaran itu sangat menggiurkan karena mereka berusaha semaximal mungkin untuk menarik pembelinya. Dengan diskon, penampilan yang sangat mewah, bahkan dengan menggunakan selebritis sebagai bintang produknya.Ingin meniru gaya orang sukses harus dengna barang mahal dan ikut tren, lalu mengikuti  dengan cara berhutang. Itulah salah satu dari gaya hidup yang kurang memahami apa artinya  hutang.

Bagi yang tidak kuat dengan iming-ming atau lemah untuk kalkulasi kantong, maka dia akan membeli. Membeli  barang yang mahal dan tak sesuai dengan pendapatan kita. Bahkan yang menganggap jika membeli barang mahal itu khan gengsi naik, toh orang tidak akan tahu jika kita membelinya dengan hutang.

Jebakan maut itu seringkali Banyak sekali kita terjebak untuk meniru gaya hidup orang kota yang kelihatannya hebat jika memakai barang-barang bermerk, mengikuti tren gadget yang sedang “in” supaya dianggap orang gaul.

Sekali lagi, ini bukan untuk memprotes orang kaya yang memang punya uang untuk beli barang-barang nan mewah.  Justru ini untuk mengingatkan kita yang punya pendapatan tetap yang belum memadai untuk memiliki barang mewah, tapi karena keinginan yang menggebu-gebu , akhirnya terjebak dalam hutang.

Hutang  ditutup dengan hutang yang lain:

Kartu kredit seyogyanya dipakai untuk konsumsi  sesuatu yang emergency, misalnya harus ke rumah sakit, atau membeli tiket karena suami/istri di rumah sedang sakit,  membeli barang primer kebutuhan rumah tangga seperti  kompor atau tempat tidur.

Kita diberikan kelonggaran untuk membayar kartu kredit 1 bulan setelah pembelian atau  jika mau membayar angsuran berarti ada bunga yang dikenakan. Kelihatannya bunganya kecil 2.75-3% tetapi jika dikalikan 12 kali maka total bunga per tahuan adalah 33-36 %.  Bunga pinjaman yang sangat mahal. Jika Anda berhutang Rp.5 juta artinya tiap bulan ada tambahan bunga sebesar kira-kira Rp. 136,000 per bulan, ditambah dengan cicilan pokoknya. Total 1 tahun bunga dan pokok yang anda bayar kembali adalah Rp.5 juta ditambah Rp.1,6 juta menjadi Rp.6,6 juta. 

Satu hari anda meleset untuk membayar pokok dan bunganya, maka bunga diatas bunga akan dikenakan.

Ada seorang  teman  kami yang menganggap bahwa jika dia memiliki banyak kartu kredit itu selain bergengsi, juga dapat dipakai untuk bergantian hutang yang lainnya. Ternyata dia lupa bahwa dia harus menyelesaikan hutang kartu kredit yang pertama untuk menggunakan kartu kredit yang lainnya. Akhirnya, dia terjebak dengan hutang-hutang dari sekian banyak kartu kredit.  

Akibatnya, debt collector dari semua kartu kredit datang satu-persatu. Dia pusing tujuh keliling untuk menyelesaikan hutang yang mana yang harus diselesaikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun