Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenapa Tenaga Terampil di Australia Dibayar Mahal?

15 Agustus 2016   20:01 Diperbarui: 16 Agustus 2016   11:23 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kadang-kadang dipanggil pukul tengah malam 23.30 karena pemilik apartemen itu kehilangan kunci ditengah jalan, dan tidak dapat masuk ke dalam. Di sana hampir tiap apartemen  jumlah penghuninya terbatas, hanya 1 atau 2 orang saja. Jadi tidak ada orang yang menunggu, pembantu seperti halnya di Indonesia.   

Dapat dikatakan bahwa jumlah income (pendapatan suaminya yang jadi juru kunci) itu hampir sama,bahkan seringkali lebih besar daripada istrinya yang notabene seorang dokter di rumah sakit.

Kenapa tenaga Ketrampilan digaji besar?

Pertanyaan ini selalu ada di benak saya.  Jika kita di Indonesia, menggunakan tenaga tukang kayu, tukang besi, tukang cat, umumnya dibayar dengan harga harian. Harga harian yang normal di kota besar sekitar Rp.150,000- Rp.200,000 per hari. Untuk seorang pembantu rumah tangga juga dibayar secara bulanan sekitar antara Rp.1.5 – Rp.2 juta per bulan.

Semua upah itu dibawah UMR , untuk kota Jakarta UMR nya bekisar Rp.3,1 juta.   Lalu mengapa mereka yang punya skill atau keterampilan itu belum dihargai untuk bisa hidup secara layak.   Ini masih menjadi teka-teki yang sulit dijawab. 

Namun, untuk kondisi di Australia, semua pekerja yang memiliki skill itu mempunyai standar tariff yang ditentukan oleh pemerintah.   Standar tariff itu sangat tinggi dibandingkan dengan negara lain.

Di Australia sama halnya dengan negara Eropa, Jepang dan USA upah minimal yang diiterima para pekerja tidak akan terlalu jauh dari income standar seorang professor yang mengajar di Universitas  ternama.  Bahkan seorang pencuci piring, montir dan Apalagi seorang montir mobil atau teknisi reparasi saluran air (di Indonesia dikenal sebagai ‘tukang ledeng’), kompetensi yang dia miliki sungguh mahal. Dan bisa jadi, seorang montir mobil lebih kaya daripada seorang profesor

Keterampilan yang sangat dihargai:

Kompetensi dari keterampilan seorang pekerja di sana itu sangat dihargai dengan “upah minimum” tertinggi di di dunia.  Keterampilannya itu didapatkan juga dengan sekolah seperti vokasi dan mendapatkan licence sebagai seorang tenaga terampil. Sebagai contoh sebagai “plumber” atau tukang ledeng.   Mereka menawarkan jasanya di jasa pelayanan online dengan harga yang memang sudah sesuai dengan standarnya.

Upah minimum di negara-negara tersebut memang tinggi, dan caranya menghargai skills tidak tergantung dari gelar (D3, S1 atau S2), tetapi kompetensi dan skills mereka bisa apa.

Australia, adalah salah satu  yang masuk dalam daftar negara dengan “Upah Minimum” Tertinggi dan Terendah di Dunia. Negara yang lainnya adalah Perancis dan Selandia Baru .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun