Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bergerak Bersama Cegah DBG Melalui "Gerak 1 Rumah 1 Jumatik"

17 Juni 2016   17:26 Diperbarui: 17 Juni 2016   17:38 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tanggal 15 Juni saya hadir sebagai blogger untuk meliput  sosialisasi dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian TUlar Vektor dan Zoonotik memperingati  Hari Dengue Se-ASEAN atau ASEAN DENGUE  DAY (ADD)  2016.

Nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor  dari Demam Berdarah (dengue)  harus kita kendalikan saat ini .   Menurut WHO (organisasi kesehatan dunia ) jumlah penderita infeksi DBD  sebesar 390 juta per tahun.    Di Asia Pasifik  menanggung 75 persen yang merupakan beban penyakit pada tahun 2004-2010.   Indonesia  memiliki kasus DBD terbesar kedua di antara 30 negara .  Hal ini jadi beban negara secara ekonomi  lebih dari 300 juta dollar AS (sekitara Rp.3,9 triliun).  Membasmi  nyamuk itu bukan nyamuk dewasa (misalnya dengan fogging atau semprot ) tetapi dengan membasmi jentik-jentiknya.  Dengan cara inilah yang paling efektif.

Siklus  Hidup Nyamuk Aedes Aegypti

Nyamuk betina akan meletakkan telur di dinding tempat penampungan air, sedikit dibawah permukaan air .  Dari mulai kepompong (1-2 hari)  ;  jentik (5-7 hari),   Bertelur dan menjadi nyamuk (7-10 hari),  Tiap 2 hari nyamuk betina menghisap darah  manusia untuk bertelur .  Umur nyamuk betina 2-3 bulan , artinya  dia dapat bertelur  dan menghisap sampai 6 – 9 kali kesempatan menggigit.

siklus-5763d23bcf9273b11e7ac5ce.jpg
siklus-5763d23bcf9273b11e7ac5ce.jpg
Penularan Virus Dengue

Setelah nyamuk dengue dewasa  (berusia 7 hari), dia menggigit seseorang.  Orang yang digigit itu akan membawa virus  . Dalam waktu  7 hari (HARI KE 8) ,   orang yang telah digigit virus dengue itu akan sakit Demam  (verimia) itu akan timbul sekitar  4- 7 hari kemudian (HARI KE 12)

Ketika nyamuk dengue yang kedua menggigit orang yang tertular DB, dia kan menggigit orang yang kedua dengan proses nya yang sama.  Ini akan berulang-ulang terjadi.

penularan-5763d1f0cf9273b11e7ac5cc.jpg
penularan-5763d1f0cf9273b11e7ac5cc.jpg
penularan2-5763d215329373d009f39f2b.jpg
penularan2-5763d215329373d009f39f2b.jpg
Gejala  Infkesi virus Dengue
  • Demam tinggi ( > 38.5 C) kurang dari 7 hari
  • Ruam kulit
  • Nyeri kepala, nyeri belakang mata, nyeri otot, nyeri sendi
  • Pendarahan: mimisan, muntah kehitaman bab hitam, menstruasi (anak perempuan)
  • Pada anak: mual,muntah, nyeri,perut ,diare,Terdapat kasus dengue sekitar lingkungan

Ketika kita menengok ke belakang,  pada bulan-bulan sekitar Maret-Juni  2014 ,  terjadilah ledakan pasien Demam berdarah di semua  rumah sakit di Indonesia.  Bahkan, saya ingat sekali, ketika anak seorang teman saya yang terkena DB  terpaksa mencari rawat inap di beberapa rumah sakit karena sulitnya mendapatkan tempat .    Kondisi rumah sakit  penuh dengan pasien demam berdarah.   Dari jumlah  71.668 pasien terdapat 641 meninggal dunia.   Sayangnya  di tahun 2015, kasus DBD meningkat lagi menjadi 129,179 orang dan 1240 orang meninggal.

Kondisi ini sering disebut dengan KLB .  Pemerintah dalam hal ini  Kementerian Kesehatan,   melalui Dinas-dinas  ingin mengendalikan  DB ini  dengan mengadakan kegiatan simposium penatalaksanaan dan sosialisasi  “”Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik”  dan peluncuran “Situs Edukasi DBD Berbasis Web di Jakarta.

Kegiatan akbar ini diselenggarakan tepat pada hari  tanggal 15 Juni sebagai ASEAN DENGUE DAY.    Waktu yang dipilih pun merupakan puncak dari penularan Demam Berdarah Dengue (DBD) yaitu bulan Juni setiap tahun dan setiap kali musim puncak musim hujan muncul pula  tempat perindukan atau breeding places dari nyamuk Aedes aegypti.

Salah satu gerakan yang dapat menanggulangi demam berdarah adalah “Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik”.  Apa itu Jumantik?  Jumantik adalah juru pemantau jentik, dari anggota masyarakat.  Masyarakat dari setiap anggota keluarga.  Jika  besarnya jumlah penduduk Indonesia 2 50 juta, dan tiap keluarga ada 4 anggota, maka diperlukan  65 juta jumantik di Indonesia .

Apa peran jumantik?

Secara sukarela (ngga dibayar loh) dan semangat untuk mensukseskan program gerakan  1  Rumah 1 jumantik , memantau keberadaan jentik nyamuk Aedes aegypti di lingkungannnya.   Caranya dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN Plus) secara rutin .  Rutinnya adalah setiap minggu sekali.   

Pemberantasan Sarang Nyamuk PLUS   dapat dilakukan dengan cara:

1.Menguras

Menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan air seperti bank mandi/wc, drum dan sebagainya, minimal seminggu sekali.

  2. Menutup

Menutup rapat-rapat penampungan air (Gentong air, tempayan, tangki air , drum)

3.  Menyingkirkan/Mendaur Ulang

Menyingkirkan/mendaur ulang  barang-barang bekas yang berpontesi jadi tempat sarang nyamuk/menampung air hujan

4  PLUS

  • Menghindari gigitan nyamuk (memakai kelampu atau menggunakan anti nyamuk oles)
  • Memperbaiki saluran dan talngan air yang tidak lancar
  • Mengganti  air vas bunga dan minuman burung seminggu sekali
  • Membuang air pada tampungan air di dispense
  • Memberikan obat bubuk pembunuh jentik  (larvasida)
  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
  • Memasang kawat kasa
  • Tidak menggantung pakaian di dalam maupun di luar kamar

Kota Tangerang Selatan dengan walikotanya Hj. Airin Rachmi Dianny, SH.MH, telah mendapatkan kepercayaan dari Kementerian Kesehatan RI untuk dijadikan daerah percontohan dalam pencegahan DBD melaui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Berdasarkan dengan Instruksi Walikota Tangerang Selatan No. 443.4/340/Dinkes untuk impelementasi PSN DBD = Bebas  Jentik.   Program ini di mulai dari kalangan RT,  tahun 2016 RT bebas Jentik DBD, 2017  RW Bebas Jentik, 2018  Kelurahan Bebas Jentik dan  2019 Kecampatan Bebas Jentik.   Ada  3 daerah sebagai pilot projek yaitu Intii Persada, Pondok Benda, dan Pamulang.  Tiap keluarga menunjuk satu jumantik, misalnya ayahnya.  Ayah sebagai juru jumantik memeriksa sumber jentik nyamuk di lokasi genangan air, dan rumahnya setiap minggu dan memberikan laporannya kepada koordinator.  Mengikuti  instruksi seperti yang dipasang dalam stiker tentang pencegahan DBD.

Laporan koordiator diberikan kepada supervisor dan supervisor kepada kecamatan.  Hal ini dilakukan tiap minggu/bulan.   Evaluasi/monitoring  program dan lokasi jentik yang dilakukan melalui GPS dilaksanakan oleh mahasiswa .   Diharapkan dalam waktu 1 tahun semua RT sudah berhasil mencapai target bebas nyamuk.  

jemantik1-5763d31e5a7b61ce06ff0696.jpg
jemantik1-5763d31e5a7b61ce06ff0696.jpg
jemantik2-5763d3333293732b09f39f50.jpg
jemantik2-5763d3333293732b09f39f50.jpg
Selain dari program “1keluarga 1 Jumantik”, usaha lain dari pemerintah bekerja sama dengan swasta mengembangkan  penelitian vaksin dengue yang berlaku di negara endemis seperti Indonesia. Vaksin itu adalah CYD 14 dan CYD 15.  Diharapkan tahun 2017 vaksin itu sudah dapat diproduksi.

Sebagai ibu rumah tangga pun saya sangat tertarik dengan inisiatif dari Kementerian Kesehatan dengan program 1 Keluarga 1 Jumantik.   Kegiatan ini sangat saya perlukan untuk sosialisasi kepada keluarga maupun lingkungan RT . Pengalaman yang sangat mendebarkan ketika anak saya pada usia 12 tahun terkena Demam Berdarah dan sempat dirawat di rumah sakit selama 10 hari.  Kami  merasa telah menjaga rumah kami bersih, tetapi kami tidak tahu apakah lingkungan kami sudah steril atau bebas dari nyamuk. Fogging yang diadakan oleh RT kami tidak menjamin populasi dengue nyamuk berkurang bahkan makin bertambah.   Dengan fogging hanya mematikan nyamuk dewasa, sedangkan kita perlu mematikan jentik nyamuk.  Kekhawatiran saya memang perlu banyak pengetahuan tentang pencegahan dari dengue.

Itulah sebabnya  saya sebagai orang awam ikut  kuis dari   Metode Edukasi Dengue dalam bentuk web portal yaitu Dengue Buzz Barometer (DBB) : http://denguemissionbuzz.org/id/ yang dilakukan oleh Asian Dengue Vaccinational Advocacy (ADVA)

Selesai mengikuti kuis saya  berhasil mendapatkan Dengue Prevention Star Certificate.  Saya sekarang makin lebih mengenal lebih jauh dan mantap tentang cara pencegahan tentang  dengue.   Lebih baik mencegah dari pada mengobati.  

certificate-5763d2fb7993730707d14223.jpg
certificate-5763d2fb7993730707d14223.jpg
Sukses program “1 Keluarga 1 Jumantik”.

“Tulisan ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun