Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Gap Generation antara Anak dan Orangtua

28 April 2016   14:38 Diperbarui: 28 April 2016   14:51 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nach,  kami para orangtua, terutama teman-teman kami sendiri pernah saling curhat di suatu pertemuan khusus.  Kami menganggap bahwa kami sekarang tidak bisa memahami kemauan dan keinginan anak kami sendiri.

Pemahaman dan ketidakmengertian itu karena kami sebagai orangtua yang dibesarkan oleh orangtua kami sebelumnya memiliki dasar nilai yang berasal dari orangtua kami.    Dasar nilai yang kami anut itu mungkin sudah dianggap kuno oleh anak kami.  Misalnya pada waktu kami kecil, jika ingin mendapatkan sesuatu barang yang kami ingini, kami harus  berusaha untuk menabung atau mencari akal bagaiman mendapatkan uang untuk membeli barang karena tidak mungkin bagi kami untuk selalu minta uang . Kami selalu sadar bahwa orangtua kami itu bukan dari keluarga yagn berada yang mampu memberikan apa saja yang kami inginkan.  Kesadaran itu membawa kami untuk tidak menuntut kepada orangtua untuk selalu memberikan apa yang kami inginkan.  Atau kami tidak akan mudah terpengaruh dengan teman-teman kami di luar yang memiliki suatu barang yang sedang trend dan harganya tidak terjangkau oleh keluarga kami.

Lalu, apa yang kami pahami tentang generasi anak kami.   Anak kami selalu banyak menuntut untuk dibelikan suatu barang jika ia menginkan barang itu.  Meskipun sudah dijelaskan dengan sangat gamblang bahwa kami sebagai orangtua tidak selalu harus memenuhi keinginannya, tapi tuntutan itu terus didengungkan sampai anak itu memiliki  barang yang diinginkan. Seringkali anak juga tidak berusaha sendiri untuk mendapatkan barang yang diinginkan. Misalnya dengan menabung atau mencari uang dengan cara berjualan sesuai dengan kemampuannya.

Apa yang ingin dijelaskan di sini adalah anak zaman sekarang sikapnya  lebih santai dan merasa bahwa orangtua bisa membelikan apa yang diinginkan tanpa mereka berusaha untuk mencapainya sendiri. 

Apakah alasan yang diberikan itu memang sesuai dengan realitanya, ataukah kasus dari beberapa keluarga itu sudah dapat dijadikan kasus secara umum.   Memang perlu dikaji lebih banyak tentang nilai dasar yang dianut oleh anak-anak zaman sekarang.

Lalu bagaimana solusi menghadapi generation gap  yang telah timbul dari teman-teman kami ini.  Kami memang menerima masukan dari beberapa pasangan bahwa faktanya  kami sebagai orangtua, tak dapat merubah situasi atau menanamkan nilai kami kepada anak karena memang nilai yang lama dari kami itu pasti tidak dapat diterima oleh generasi zaman ini.

Solusinya kami sebagai orangtua harus menerima dan merubah diri kami.  Kami harus menghadapi perubahan nilai ini dengan kami justru harus  beradaptasi  dengan nilai  baru  yang dianut anak dan mencoba memahami dan jika memang kami tak mampu untuk memenuhi keinganan anak kami akan coba berterus terang kepada mereka dan meminta mereka mengerti .  Tidak ada jalan lain karena nilai luar memang jauh lebih kuat dari nilai yang kami tanamkan kepada anak. Apalagi anak yang sudah dewasa, kami tak mungkin merubah pemikiran dan kebiasaannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun