Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Jurus Jitu Perencanaan Keuangan Demi Mapannya Masa Depan

19 April 2016   13:25 Diperbarui: 19 April 2016   14:17 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Ilustrasi: pixabay.com"][/caption]Manusia dalam mengarungi kehidupan bagaikan suatu kapal disertai dengan layarnya.   Samudera luas adalah tempat manusia menghadapi segala macam kehidupannya.  Penuh dengan suka dan duka.  Sedangkan layar  adalah kesiapan keuangan untuk menerjang badai kehidupan.    Jika layar  disiapkan dengan baik, seberapa pun terjangan ombak samudera, maka kapal itu tetap berlayar dengan tenangnya.  Tak tergoncang  walaupun ombak datang silih berganti.  Namun, jika layar itu tak disiapkan dengan baik, begitu ombak datang, layar akan robek,  kapal akan oleng, dan akhirnya tenggelam.

PROBLEM YANG DIHADAPI SAAT INI:

Lifestyle tinggal di kota besar sangat berbeda dengan mereka yang berada di kota kecil. Tinggal di kota besar, kecenderungan orang  yang  dulunya tidak ingin pergi ke mall,  akan tergiur untuk datang ke Mall.  Apalagi jika mall yang baru dibuka itu adalah mall terbesar dengan nama besar dan bahkan diberikan iming-iming diskon untuk pembelian pada saat pembukaan.

Apa yang dibelanjakan di mall bukanlah sebuah kebutuhan, tetapi keinginan untuk melihat, dan biasanya diikuti dengan belanja.

Lifestyle membentuk orang yang karakternya tidak kuat dan tidak punya fondasi tentang perencanaan uang, mudah sekali terpengaruh dengan apa yang sedang tren masa kini.

Begitu banyak serbuan iklan dan penawaran dari berbagai media sosial, media tayang, media cetak.  Apalagi jika pengaruh dari teman serta komunitas yang kita ikuti.  Mereka terpengaruh dengan mode atau tren mode dari fashion, gadget, elektronik, rumah, dan segala macam.  Jika tak mengikuti tren, kita  dianggap kuno atau tak keren.  Yang sangat disayangkan sekali, ketika mata dan hati sudah sangat dipengaruhi oleh keinginan yang tak masuk akal (gaji kita tak mungkin membayar gadget yang super mahal , arloji bermerek yang sangat mahal sekali),  kita menggunakan kartu kredit sebagai pembayarannya.

Mengganggap kartu kredit sebagai alat pembayaran yang mudah digosok dan tidak memikirkan bagaimana bisa membayar tagihannya dan bunganya jika harus mencicil.  Ketika utang-utang dari berbagai macam kartu kredit (karena semua pembayaran pakai kartu kredit dengan bayar minimal), akhirnya belitan utang pun tak terelakan.

Ketika debt collector datang untuk minta pertanggungan jawab atas tagihan yang tak dibayar, barulah kita sadar bahwa kita sudah melampaui batas dari kemampuan bayar kita.  Gaji kita tak mungkin untuk membayar, apalagi jika kita tak punya tabungan maupun investasi .

Ada pula karakter-karakter orang yang tidak dapat mengontrol pengeluaran. Begitu ada uang masuk, keinginan untuk membelanjakan langsung selalu tak terbendung. Karakter inilah yang perlu dibenahi sebelum ada gelombang besar datang.

Gelombang besar itu sudah datang, kita tak pernah menyiapkan diri sebelumnya, memandang enteng pelayaran kita akan hilang dalam gelombang besar itu.

 PERSIAPKAN LAYARMU SEJAK DINI:

Kita ingin agar layar dari sebuah kapal selalu tegak berdiri meskipun gelombang besar menerjang kapal.Layar adalah perumpamaan dari sebuah rencana keuangan yang dipersiapkan sejak dini.   Setiap manusia mengalami tahap kehidupan. Tahap kehidupan dalam perencanaan keuangan dimulai dari tahap kehidupan yang produktif sampai non produktif.  

Inilah tahapan yang perlu kita ketahui:

Kapan kita mulai melakukan perencananaan keuangan.   Dari sekian tahun dari usia yang panjang itu, hanya l/3 usia yang produktif.   Dari usia 1-20 tahun, kita masih bergantung kepada orangtua baik itu secara finansial maupun secara phisik.  Usia 25-45 adalah usia produktif.  Inilah usia yang sangat krusial bagi kita semua untuk menggunakan kesempatan untuk berinvestasi, bekerja dan menabung.   Di usia 50-80 adalah masa pensiun atau tidak produktif.

Agar sukses ,merdeka dalam finansial, artinya tidak membebani siapa pun, baik itu anak, saudara ketika masa pensiun tiba, maka segala investasi ,tabungan itu dapat digunakan pada usia non produktif.

Nach, saat yang krusial itu penting sekali bagi kita untuk digunakan secerdasnya. Untuk cerdas maka ada rumusan dari penggunaan income pada usia produktif:

income - gaya hidup = masa depan

Untuk kesiapan yang baik itu kita perlu belajar apa yang disebut dengan Financial Plan.     Pada dasarnya manusia hidup dalam tiga tahapan:

I.Tahap Produktif             :   Usia dari 18-40 tahun

 II Tahap Golden age       :   Usia  45-65 tahun

 III. Tahap  Non Produktif :   Usia  65- 85 tahun
 

BAGAIMANA CARA MENYIAPKAN LAYAR?

Dalam tahap Produktif:

Manusia diharapkan untuk membuat  perencanaan yang matang dalam keuangannya.

Elemen-elemen yang harus direncanakan dan dibuat dalam hidupnya adalah sebagai berikut:

1.        Menabung dari pendapatan tetap  ( 30%)

2.       Berinvestasi   (20%)

3.       Konsumsi dan pemakain sehari-hari  (50%)

 

Menabung:

Tujuan jangka pendek: 

Menabung utk emergency    :    Besarnya 6 bulan dari gaji (jika terjadi PHK)

Menabung utk tamasya        :    Hitung semua akomodasi dan perjalanan dan biaya tambahan

Menabung untuk beli motor  :    Hitung semua biaya pembelian dan biaya asuransi dan biaya tambahan

 

Tujuan jangka panjang:

Menabung untuk pendidikan  :  Hitung berapa besar biaya dari SMA hingga universitas

Menabung untuk pensiun       :  Hitung berapa besar biaya hidup dari pensiun hingga umur max usia hidup

Setiap orang mempunyai skala prioritas tujuan tabungan yang tidak sama.  Jika kita sudah menentukan prioritas, lalu pilihlah yang paling penting terlebih dulu.  Katakan  pendidikan anak.  Setelah mengetahui jumlah kebutuhan untuk  pendidikan sebagai contoh Rp.500 juta untuk SMA sampai universitas ( 8 tahun) . Lalu buat budget kita sesuai dengan kebutuhan, maka akan diketahui jumlah tabungan per bulan yang dapat disisihkan .  Hitungan dari kebutuhan per bulan:   (500 juta + 50 juta /inflasi 10% /  96-waktu 8 tahun = 5,729,166) = Rp.5,729,166 artinya masih cukup dalam budget kita.  Tabungan yang disimpan di Bank sangat aman dan terjamin karena  Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjamin simpanan Anda sampai 2 miliar. Menabung juga dapat dalam  bentuk asuransi baik itu asuransi pendidikan, jiwa, kesehatan.  Semakin dini usia masuk asuransi, semakin baik karena preminya masih murah dan manfaatnya juga makin dapat dirasakan karena pada waktu yang sangat panjang, manfaat ini dapat digunakan pada masa depan.

 

Investasi:

Gunakan ratio pendapatan untuk investasi .  Makin banyak tawaran investasi, tentunya harus diperhatikan  investasi yang  sedang yang dapat menghasilkan imbal hasil yang cukup baik.

  •  Miliki investasi sebanyak mungkin
  • Siapkan Dana Untuk Masa Depan
  • Atur Pengeluaran

“ Miliki investasi sebanyak mungkin”

Paradigma atau persepsi yang salah dari cara memiliki investasi dengan memiliki gaji yang besar.  Mereka sering berpikir kalau dapat gaji besar, pasti asetnya besar. Tetapi bagaimana jika gaji tiba-tiba berhenti entah itu karena PHK atau karena harus keluar dari pekerjaan.

Kuncinya bukan kepada gaji yang besar, tetapi kepada aset yang kita miliki.  Apabila kita miliki aset atau harta produktif, bekerjalah untuk bikin aset .  Aset itu yang akan menghidupi keluarga kita kelak.

Aset apa saja  yang harus kita miliki?

  •  Saham:  kita akan mendapatkan 2 keuntungan yaitu :  capital gain dan dividen.
  • Reksadana atau unitlink: kita  mendapatkan imbal hasil dari reksadana dan kenaikan nilai unit link
  • Real estate,rumah:  kita akan dapat keuntungan dengan menyewakan rumah untuk dikontrakan   (hasilnya setahun sekali) atau dikoskan (hasilnya setiap bulan), atau  kita dapat keuntungan dengan menjual properti dengan nilai yang tinggi  dibandingkan dengan nilai belinya. 

Dalam Tahap Golden Age:

Inilah tahap dimana banyak orang melupakan untuk membuat perencanaan keuangannya sehingga menimbulkan kekurangan uang pada masa tuanya atau bahkan tidak punya uang sama sekali pada masa tuanya.

Golden Age ini diharapkan orang yang telah menabung , tidak mempergunakan dulu tabungannya, tetapi menginvestasikan tabungannya .

  • Investasi tabungan dapat berupa:   Reksadana, obligasi, Sukuk
  • Passive income                          :  Sewa toko, sewa apartemen, sewa rumah
  • Investasi dari asuransi                :  Asurasni yang berupa unit link 
  • Investasi bersama anak              :  Bekerja bersama /membantu anak dalam membangun usaha  

Selain berinvestasi, juga melakukan kegiatan sosial sambil beraktifitas dan berolahraga.

Kesehatan perlu dijaga karena masa golden age ini  investasi sosial sangat bermanfaat untuk menambah wawasan atau jaringan komunitas.

 

Dalam Tahap Non Produktif:

Disini  kita memang harus cukup berhati-hati dengan kesehatan karena dengan turunnya kesehatan tubuh di masa tua,  berarti akan diperlukan  biaya kesehatan.

Dengan bertambahnya usia, bertambah pula kelemahan kesehatan dan sering terjadi sakit yang terus menerus.   Biasanya pengeluaran terbesar adalah untuk kesehatan.   Dan uang tabungan dipergunakan bukan hanya untuk hidup tapi untuk membayar sakit yang tak pernah kunjung berhenti.  Bersiaplah menyediakan dana yang cukup besar untuk kesehatan.    Disinilah tabungan disiapkan untuk dikeluarkan. 

    

SKEMA BUDGET KELUARGA:

 Secara sederhana keuangan keluarga yang tidak sehat adalah jika terjadi overbudget.   Overbudget terjadi karena tidak adanya perencanaan antara pemasukan dan pengeluaran.  Buatlah budget keluarga yang tidak rumit supaya tidak terjadi pengeluaran lebih besar dari pemasukan.

 Budget dimulai dari hal yang utama  berapa total pendapatan (baik itu pendapatan tetap ditambah dengan pendapatan tidak tetap/tambahan/side job). suatu keluarga. Setelah pendapatan dikalkulasi, tentukan goal atau tujuan dari apa yang kita ingin capai, beli, investasikan pada masa produktif.

 Definisi dari pengeluaran adalah biaya pengeluaran, pinjaman, utang, konsumsi. Buatlah list  pengeluaran rutin/kwartal/tahunan 

Alokasikan pengeluargan vs pendapatan  keluarga berdasarkan skala prioritas dan buatlah cashflownya  . Alur dari semua pendapatan dan pengeluaran. Faktor penting dalam pengelolaan keuangan adalah kita dapat mengatur casflow atau arus keluar masuk uang dari penghasilan yang didapatkan.

Ada 3 macam cashflow yang perlu diketahui oleh kita semua ketahui:

Miskin      :   besarnya pemasukan dan pengeluaran sama. Contoh  pemasukan Rp.5juta, pengeluarannya juga Rp.5juta.
Menengah:   Adanya pemasukan dibagi ke dalam pengeluaran konsumtif dan phisik.Contohnya: pemasukan Rp.5juta, pengeluaran konsumit untuk baju,tas,gadget Rp.1,5 juta dan pengeluaran phisik untuk membeli makanan Rp.3,5 juta
Kaya       :  besarnya pemasukan dibagi ke dalam pengeluaran konsumit,phisik dan investasi. Contohnya: pemasukan Rp.5 juta, pengeluaran konsumtif baju,tas ,baju Rp.1,5 juta, pengeluaran phisik untuk makanan Rp.2,5juta dan pengeluaran untuk investasi RP.1 juta.
 

TIPS DAN TRICKS :

1.    Mulailah dengan Pembicaraan Tentang Keuangan:

Mencari waktu yang sangat tepat sebelum menikah untuk berdiskusi tentang  keuangan .   Topik yang perlu diketahui oleh masing-masing baik itu dari pihak perempuan atau lelaki adalah berapa uang yang dimiliki saat ini, berapa jumlah hutang  saat ini.     Sebagai contoh, kita sekarang punya uang Rp.100 juta, ingin membeli rumah Rp. 500 juta secara kredit,  kita harus mengetahui posisi keuangan kita dan posisi keuangan calon pasangan kita.  Bagaimana cara mencapai harapan ini?

2.    Tuliskan  Tujuan dari Hidup Pernikahan:

Tentunya hal-hal yang berkaitan dengan keuangan perlu ditulis.  Setelah berbicara keuangan masing-masing secara mendasar, kita mulai berbicara tentang masa depan dan tujuan jangka panjang kita. Contohnya , menikah dengan berapa anak?  Bagaimana biaya kebutuhan 1, 2 anak?  Apakah harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan yang prioritas atau dapat dipenuhi dengan berbagi?   Jika  memungkinkan berapa lama kita akan terlepas dari hutang  rumah, pendidikan, cicilan rumah, pensiun, kesehatan.  

3.    Diskusikan Rekening Bank:

Ada yang setuju maupun tidak setuju tentang   joint bank account saat menikah.   Alasannya merasa tidak nyaman karena lebih enak memiliki rekening sendiri karena dapat menggunakan dengan lebih bebas,  tidak diketahui jumlah pemakaiannya dan seterusnya.

Namun, hal yang terbaik dari joint bank account akan memudahkan bagi masing-masing untuk saling memonitor berapa dana yang tersedia, berapa  masing-masing telah menggunakannya. Secara  psikologis,  joint bank account membangun rasa percaya bahwa dana itu adalah milik bersama yang dikelola bersama.   Juga untuk  mencegah terjadi rasa “inequalities” artinya bagi yang  memiliki income lebih sedikit tidak merasa kecil hati dibandingkan yang memilki income lebih besar.

Hal ini juga dapat menghindari  salah satu dari pasangan untuk menyembunyikan pembelian besar-besaran atau melarikan diri setelah adanya  tahap proses perceraian.

 4.    Buatlah  “Emergency Fund”:

Hidup tidaklah selalu tenang dan nyaman selamanya, baik yang pendapatan tetap maupun tidak.   Selalu ada gejolak dan perlu  dana besar secara mendadak.  Tiba-tiba ada PHK bagi yang bekerja tetap, atau tiba-tiba keluarga yang sakit kronis , kena musibah banjir atau kebakaran rumah tidak diasuransikan.    Oleh karena itu, satu “emergency Fund” sebesar 6 kali biaya hidup per bulan perlu disiapkan. Apabila itu datang, kita tak perlu lagi panik mencari dana yang sulit dipenuhi.

5.    Buat Budget:

Pada poin 2,  kita sudah menentukan tujuan hidup pernikahan.   Buatlah  secara detail, hitunglah  satu persatu kebutuhan dari masing-masing  apa yang akan dijadikan tujuan hidup itu. Contoh untuk 1 anak, kebutuhan anak mulai dari makanan, pakaian, mainan, liburan sekolah, pendidikan dasar sampai perguruan tinggi, keperluan sekolah di luar biaya sekolah.Setelah budget dibuat,  buatlah review tiap tiga bulan, apakah tiap item sudah memenuhi apa yang dibudgetkan?  Jika belum, evaluasi kenapa ada pos-pos pengeluaran yang lupa dibudgetkan.   Jika terlalu besar untuk sesuatu pengeluaran yang dibudgetkan,  dilihat alasannya, salah dalam menghitung atau salah dalam membeli?   Setelah itu dievaluasi kembali agar dapat dipakai sebagai budget baru.

 6.    Awasi  Budget:

Apa yang telah ditetapkan dalam budget, sebaiknya diawasi dengan cermat.   Kendalanya banyak dari kita sering alpa bahkan tidak mengikuti apa yang telah kita buat dalam budget. Akibatnya tentu budget kita tidak sesuai lagi.   Oleh karena itu selalu berusahalah disiplin menerapkan pengeluaran sesuai dengan apa yang sudah dibudgetkan.

 7.    Buat  Meeting Mingguan mengenai “uang”:

Membicarakan tentang keuangan setiap minggu, selain membuat hubungan atau relasi suami/istri  makin kuat, juga  membangun kepercayaan, tetapi juga  mengedepankan bahwa apa  saja yang akan dibayar untuk waktu dekat. Bahkan , kita dapat mempercayai /mengandalkan bahwa keuangan kita terkendali dan sesuai dengan harapan kita.

 8.    Tabunglah untuk Pensiun:

Sekarang saya baru berumur 25 tahun, mengapa harus memikirkan 30 tahun lagi untuk pensiun.   Waktu berjalan sangat cepat, tanpa disadari usia kita tetap akan mencapai di usia yang disebut masa pensiun. Jika kita terlambat menyadari untuk menabung di usia muda untuk usia tua, alangkah sayangnya.

9.    Bebas dari Hutang:

Memang kita  tidak bisa bebas dari hutang untuk keperluan primer seperti rumah, kendaraan (mobil atau motor).  Tetapi jangan sampai kita terjerat hutang kartu kredit untuk keperluan konsumtif kita.    Bebaskan diri kita maupun pasangan kita dari belitan utang untuk konsuntif agar   keuangan kita sehat, yang  pada akhirnya ,  pernikahan kita juga sehat.

 

10.  Tanggung Jawab Bersama
Manajemen keuangan dalam pernikahan tidak hanya  melakukan diskusi secara kilat/cepat.  Tetapi  selalu bekerja sama, maupun bertanggung jawab bersama. Apabila di kemudian hari ada masalah besar dalam  tagihan yang belum dibayar, utang tidak bisa dibayar, duduk bersama untuk mencari solusi bagaimana menghadapi dan membayar kembali hutang itu. Masing-masing punya rasa tanggung jawab.

11. Merespon Tantangan dengan Cinta

Apabila salah satu pasangan melakukan  pengeluaran yang berlebihan (overbudget) , jangan langsung menuduh atau memarahinya secara berlebihan.  Hal ini akan merusak hubungan atau relasi pernikahan.  Bijak dengan bertanya kepadanya bagaimana caranya untuk mengurangi  kebiasaannya dalam berbelanja yang berlebihan.

12. Temukan Toleransi Level Resiko yang Disepakati Bersama
Kepribadian masing-masing pasangan sangat berbeda.  Apalagi jika masih dalam usia muda, ada yang sangat berambisi untuk menginvestasikan di bidang yang beresiko tinggi, sementara yang lainnya sangat konvesional.  Untuk menengahi hal ini, berbicaralah kepada pasangan dan temuilah orang yang mempunyai karakter yang matang dalam investasi, bertanyalah apakah  investasi yang akan penuh resiko memang layak dibuat atau tidak.

Pengaruh karakter pribadi dalam pengelolaan keuangan sangat besar.  Karakter yang ada dalam tiap orang itu berbeda satu sama lainnya.  Hal ini disebabkan karena dalam otak manusia itu ada otak kanan dan otak kiri.  Fungsi dari otak kanan adalah untuk insting, sedangkan fungsi dari otak kiri adalah logika.  Apabila orang cenderung kuat memakai otak kanannya, orang ini disebut  generalist. Contoh dari orang yang sering memakai otak kanan adalah, seniman, olaragawan, pelukis. Secara psikologi mereka ini hidupnya lebih santai dan kurang serius.

Sebaliknya apabila orang cenderung kuat memakai otak kirinya, disebut  specialist artinya, orang ini lebih cenderung berpikir beratdan hidup teratur.  Contohnya orang yang sering memakai otak kiri, dokter,akuntan, psikolog, insinyur.

Keterkaitan dengan pemakaian otak kanan atau kiri ini dalam pengelolaan keuangan adalah diharapkan ada keseimbangan penggunaan baik itu otak kanan maupun otak kiri.  Jika akan berbisnis, jika hanya memakai otak kiri, terlalu banyak hitung  resiko yang akan terjadi, tentunya keputusan berbisnis akan maju mundur, akhirnya batal. Sebaliknya jika dilakukan hanya dengan menggunakan otak kanan, artinya tanpa perhitungan, yang penting kreativitas. Kemungkinan terjadi mismanajemen dalam bisnis.

13.   Saling percaya sebagai Tim
Sifat karakter yang jadi landasan utama dalam keuangan dari sebuah pernikahan adalah saling mempercayai dan kejujuran.   Apabila ada seseorang  (contoh seorang istri) yang memakai uang melebih  apa yang dibudgetkan, bicaralah dengan jujur.  Hal ini mungkin, suaminya  akan marah dan sedih, tetapi lama-kelamaan suami  akan bersikap percaya atas kejujuran anda.  Sikap mempercayai adalah dengan memberikan kebebasan mengelola keuangan tanpa mematai-matai.

 Ketika pasangan sudah mempersiapkan dirinya untuk kebutuhan pernikahan baik secara finansial maupun manajemen, tentu ada kebutuhan lain yaitu bagaimana untuk mengelola kebutuhan ini  terjaga .  Misalnya uang pendidikan untuk anak, dana pensiun untuk pasangan.

Wujudkan impian untuk pernikahan yang mapan, bukan hanya sebuah moto saja, jadi kenyataan.   Mudah kok, tinggal lakukan langkah dan tips di atas.

Kualitas kehidupan manusia  yang baik,nyaman, mapan  menjadi impian bagi setiap insan di dunia ini.  Apalagi jika manusia dapat berhasil mencapai kualitas kehidupan dalam setiap tahapan dalam hidupnya.

14.    Mempercayakan  ketiga tahap keuangan :

 Minim pengetahuan tentang keuangan, kita sekarang dapat menggunakan tenaga ahli keuangan yang disebut dengan Financial Planner.    Financial Planner dapat ditemukan itu di perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan.   Sebaiknya, financial planner itu berasal dari perusahaan yang dapat dipercaya (reliable)  dan memiliki reputasi  (reputable).

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUNGI RENCANA KEUANGAN

  •  Kebutuhan dari setiap tahapan kehidupan
  • Pilihan , tujuan serta nilai hidup  atau gaya hidup yang dianutnya
  • Peristiwa  besar dalam kehidupan
  • Kondisi dari tahap kehidupan

Faktor terpenting dari  tahapan kehidupan keuangan adalah  tujuan yang spesifik yang ingin dicapai melalui perencanaan keuangan.

Agar tercapai tujuan yang spesifik itu maka ada parameter yang harus digunakan yaitu, SMART.

Pengertian SMART adalah:

Specific            :    Apa yang ingin dicapai dalam perencanaan keuangan

Measureable    :    Berapa jumlah yang ingin dicapai 

Attainable        :    Bagaimana cara mencapai perencanaan keuangan

Realistic            :    Realistis sesuai dengan kondisi keuangan yang ada dan mungkin dicapai

Timebond          :    Kapan rencana keuangan itu akan dilakukan

 

Bukan hanya manusia saja yang memiliki tahapan, namun, perencanaan keuangan pun juga memilki tahapan.

Tahapan keuangan itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut ini:

  • Pola yang sama yang berlaku bagi setiap orang
  • Tiga tahapan yang dialami oleh setiap orang
  • Variasi juga berlaku bagi setiap orang

     

Tahapan kehidupan keuangan dari masing-masing individu:

  • Proteksi Awal kekayaan
  • Pengumpulan Kekayaan
  • Pendistribusian Kekayaan

Proteksi Awal Kekayaan:

Ketika awal kekayaan baru saja dimiliki, seperti sepeda motor, pekerjaan, rumah, tentunya  aset-aset ini perlu dilindungi dari resiko .  Resiko dari pencurian,  kehilangan pekerjaan, atau kebakaran rumah.  Tentunya penting sekali untuk memahami  dan mengantisipasi semua proteksi dari aset yang dimiliki .  Apabila aset yang baru saja dimiliki tak dicover dengan asuransi yang menggantikan resiko itu,  apabila ada sesuatu yang terjadi dengan aset, kita akan kehilangan aset yang merupakan awal kekayaan kita.

Akumulasi Kekayaan:

Ketika masa produktif , dana yang diperoleh dialokasikan sesuai dengan prioritas dan kondisi kehidupannya.   Kekayaan makin bertambah karena di masa ini, selain bekerja di suatu perusahaan masih adanya kesempatan mendapatkan uang dari berbagai kesempatan kerja.  Gunakan kelebihan dana dari pekerjaan yang berlebihan sebagai investasi. 

Jangan hilangkan kesempatan atau peluang emas untuk akumulasi kekayaan ini dengan gaya hidup yang tak bermanfaat.   Kita semua tahu bahwa mereka yang terseret dengan gaya hidup yang  tak mendukung dengan pengumpulan kekayaan, akhirnya  akan menghancurkan apa yang sudah direncanakan sesuai dengan  tujuan  keuangan.

 Pendistribusian Kekayaan:

 Ketika masa non-produktif tiba,  inilah saat dimana kita dapat mulai menginventaris  apa yang kita miliki baik itu aset atau investasi  kepada keturunan kita.    Pendistribusian itu dilakukan dengan cermat sesuai dengan tujuan hidup akhir kita.

 

 Selayaknya, manusia selalu  melangkah dalam hidupnya dengan melalui tahap-tahap yang dilaluinya.  Memang ada yang mandatory, tetapi ada yang optional.  Namun, jika langkah hidupnya telah dilalui sesuai dengan perencanaan keuangan serta tahapan keuangan, niscaya, keberhasilan dan kemapan akan dapat diraih.

 

Selamat meraih kemapanan dalam Perencanaan Keuangan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun