Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Pengalaman Mencari Penginapan Melalui Airbnb

16 April 2016   13:27 Diperbarui: 16 April 2016   13:35 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengin piknik?  Pasti setiap orang pengin sekali.  Agar piknik atau liburan itu sesuai dengan keinginan, selalu perlu disiapkan dengan baik untuk akomodasi, transportasi, itinerary. Salah satu aspek yang dibahas kali ini adalah tentang akomodasi atau penginapan.

[caption caption="blog.airbnb.com"][/caption]Bermacam-macam tipe penginapan sekarang ini .  Mulai dari yang murah sampai kepada yang mahal.  Dari harga backpacker sampai hotel berbintang lima.  Tinggal pilih sesuai budget maupun kantong kita.   Apa pun pilihan memang tergantung dari orang yang ingin piknik.   Jika budget minim, kita bisa pilih backpacker , jika budget longgar bisa pilih yang agak lebih nyaman, hotel atau hostel.

Nach kali ini saya ingin berbagi pengalaman mencari atau hunting penginapan yang sesuai budget tapi  cukup nyaman.     Destinasi dari perjalanan kami adalah Melbourne. 

Tidak pernah terpikir sebelumnya ketika akan berkunjung ke luar negeri untuk menginap di suatu tempat atau rumah yang disewakan.    Jika memilih penginapan selalu dilihat plus minusnya.  Saya berpikir bahwa menginap di rumah yang disewakan itu jauh lebih ribet dan tidak enak atau kurang bebas dibandingkan dengan menginap di hotel. Itu paradigma awal dari yang namanya  sewa  rumah.

Tetapi karena kami bertiga, saya, suami beserta 1 anak. Saya telah survei lebih dahulu berapa harga sekali kami makan ke luar atau di restoran.   Untuk sekali makan kami bisa menghabiskan AUD 60 untuk bertiga.  Untuk hemat budget tentu harus memasak, walaupun tidak setiap hari memasak. Sedangkan jika harus  menginap di hotel,  kurang nyaman karena tidak memiliki  dapur untuk memasak .

Saat sedang browsing, saya tertarik dengan sebuah website  airbnb,  menyewakan dan menerima sewa dari para penyewa tempat/rumah/apartemen.

Lalu, saya membuat akun di airbn dan ketika saya browsing, berdasarkan lokasi dari penginapan yang  dicari, katakan di daerach CBD (Central District), maka muncullah semua rumah yang disewakan sekitar CBD.  Disebutkan berapa biayanya dan siapa tuan rumahnya, syarat dari tuan rumah untuk tamunya, fasilitas dari penyewaan yang lengkap, serta kondisi rumah/kamar.

Yang pertama kita tanya tentu adalah availabity atau ketersediaan tempat pada waktu yang kita tentukan.   Lalu, kita bisa chat dengan pemilik rumah, biasanya tuan rumah ingin memastikan background siapa tamunya dengan pertanyaan yang sangat spesifik.   Misalnya, tujuan apa anda datang ke Melbourne,   apa yang dicari di Melbourne?

Jika Tuan rumah sudah merasa comfortable,  dan waktunya juga ada, lalu kita booking .  Setelah Tuan Rumah mengkonfirmasi booking itu, maka pihak Airbnb menghubungi kita apakah benar kita akan menginap di rumah si A tgl sekian.   Jika kita mengkonfirmasi, maka nanti akan muncul biaya selama kita menginap. 

Airbnb memastikan bahwa kita membayar dulu total jumlah dari penginapan , contohnya sehari menginap AUD 200, maka untuk 8 hari, adalah 8 x AUD 200 = AUD 1.600 ditambah dengan service cost  yang sangat bervariasi.   

Pembayaran ini oleh pihak Airbn tidak akan diteruskan kepada pemilih rumah atau apartemen. Pembayaran ini baru diteruskan kepada pemilik rumah setelah penyewa itu selesai menyewa dan memberikan feedback bahwa kepuasan sangat baik dan tidak ada komplain atau memang kondisi yang disewakan sesuai dengan apa yang ditawarkan.

 Pengalaman pertama ketika datang di Melbourne, kami  berjanji waktu dan tempat dimana mengambil kuncinya.   Ternyata pemilik rumah ini Ms. Julie adalah seorang perempuan single yang bekerja.  Dia datang menemui kami pada jam 12.00 pada saat istirahat siang. Tempat kerjanya tidak jauh dari rumahnya.  Setelah menyerahkan kunci, Ms. Julie bisa kembali bekerja. Kami bisa langsung menempati kamar yang disiapkan.  Kami menemukan kamar sangat bersih, dan pemandangan juga bagus.  Pada saat kami datang, sedang musim dingin.   Ketika menyalakan heater/pemanas udara, ternyata kurang berfungsi,  tidak begitu menyala.  Demikian juga untuk  WIFI, yang memang kami ketahui tidak ada WIFI seperti sebelumnnya. Anak dan suami sangat kecewa kepada saya. Terpaksa kami harus bawa laptop ke tempat apartemen anak yang jaraknya memang tidak jauh dari tempat kami menginap.  Secara keseluruhan, kami merasa senang karena Julie selalu menanyakan apa saja yang dibutuhkan, di kamar disipakan sejumlah brosur aktivitas, tempat wisata, transportasi.

Kami tidak merasa terganggu karena masing-masing membawa kunci, dan Julie sendiri tinggal di tingkat 3 , kami di tingkat 2 di apartemen itu.

Pengalaman yang kedua datang ke Melbourne, saya juga browsing melalui airbn untuk menyewa tempat.  Kami memastikan datang bulan Desember (high season). Jadi bulan April kami sudah mencari tempat penginapan.   Walaupun kami telah berusaha jauh hari untuk booking, ternyata untuk high season, lebih sulit mendapatkan .

Akhirnya, ada pilihan yang menurut kami tepat di CBD, sebuah apartemen kosong.    Melihat fotonya kami tertarik karena cukup untuk kami bertiga dan fasilitasnya untuk WIFI ada, lokasinya sangat strategis.  Lalu, booking di buat dan langsung dibayar.

Setelah itu saya dan pemilik apartmen selalu berkomunikasi tentang kapan saya datang, tepatnya jam berapa, bagaimana penyerahan kunci.  Juga diberikan lebih rinci tentang syarat2 untuk tinggal di apartemen itu , banyak sekali persyaratannya yang harus dipenuhi. Tetapi karena kami sudah terbiasa dengan sesuatu yang disiplin, kami anggap peraturan itu masih dalam batas normal.

Pada hari H, setelah dari airport, kami langsung menuju City dengan Skybus (bus aiport).  Dari terminal Skybus, saya dan suami bertemu dengan anak, lalu kami bertiga menemui seseorang yang ditunjuk oleh pemilik apartemen. Menyerahkan kunci.

Ternyata apa yang kami persepsikan, sama dengan apa yang kami lihat dan alami. Kondisi apartemen bersih, walaupun tidak sebesar dengan apa yang saya bayangkan.   Semuanya disiapkan untuk kami, tempat untuk memasak, steamer, kulkas, dan mesin cuci.

Setelah kami pulang dari Melbourne, kami segera mendapat email dari Airbnb untuk memberikan feedback.  Saya jawab sesuai dengan pertanyaan dan akhirnya,  pemilik rumah pun membalas feedback tentang kami sebagai tamu.

Itulah kedua pengalaman kami menggunakan fasilitas Airbnb sebagai penyedia jasa untuk menjembati pemilik dengan penyewa rumah/apartemen.

Jangkauan Airbn semakin luas, tidak hanya di luar negeri saja, di dalam negeri di Indonesia pun, banyak pemilik rumah menyewakan rumah, ruangan,apartemennya.  Pengalaman antara penyewa  dengan pemilik memang jadi salah satu pertimbangan dalam penyewaan ini karena interaksi yang  berjalan lancar dan mulus, serta menambah wawasan, akan membuat dan menambah poin pengalaman perjalanan wisata kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun