Bila sesuatu yang tidak baik terjadi, Anda sebagai orangtua lebih baik memvalidasi perasaan Anak Anda dan meyakinkannya bahwa Anda berada di sampingnya untuk membantunya.
“Ini pasti sangat berat bagimu. Teman-temanmu tidak mau bermain denganmu. Tetapi jika kamu dapat mencurahkan hati kepada ibu, hal ini pasti akan membantumu”.
Tujuannya adalah anak dapat mengetahui bahwa memang tidak semuanya situasi atau kondisi dapat ditotelir. Tetapi orangtua dapat memberikan bantuan bagaiman cara memproses dan mengalami dan menghadapi situasi yang sulit itu.
4. JANGAN BERBICARA DENGAN CARA “MENCELA”
Anda sebagai orangtua adalah cerminan dari dunia , baik dunia luar, sosial maupun kerja. Apa pun yang dikatakan atau dikerjakan oleh orangtua akan diikuti oleh anak. Segala isyaratnya selalu diikuti oleh anak dengan mudah. Bangunlah dialog internal dengan anak yang hangat, baik dan penuh keperayaan.
5. JANGAN KATAKAN “LUPAKAN HAL ITU”
Ketiaka anak menghadapi hal-hal yang sulit atau mengancam, jangan sampai menghanyutkan dirinya dengan memberikan instruksi “Lupakan hal itu””. Berikan rasa empati . “ Memang hal ini sangat membuat frustrasimu. Pasti kamu bersedih hati. Apakah yang dapat Ibu bantu? Bagaimana kesedihanmu? Apakah kita bersama-sama dapat menghilangkan kesedihanmu?”.
Biarkan anak memikirkan bagaimana cara dia menjawab pertanyaan kita. Tetapi jika dia tidak mendapatkan ide untuk menjawab maka kita dapat membatunya, “Apakah mendengarkan musik dapat membantumu? Ibu siap mendengarkan apa yang ingin engkau katakan!”
6. JANGAN MELEMPAR KEKESALAN DENGAN KATA YANG TIDAK BERMANFAAT
Pada saat menghadapi kesulitan, jangan sampai anak Anda mendengar Anda berkata “Aku putus asa! Saya benar-benar putus asa! Cara berpikir pesimis sama dengan cara berpikir optimis. Sikap orangtua yang pesimis akan jadi pelajaran bagi Anak Anda untuk bersikap pesimis. Anak mempelajari sikap hidup orangtua yang dianutnya.
7. JANGAN KATAKAN “”HIDUP TIDAK ADIL”