Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kenalilah Anakmu "Luar Dalam"

27 Juli 2015   11:58 Diperbarui: 27 Juli 2015   11:58 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika anak akan memilih jurusan di SMA kelas II,  dia bingung kepada pilihannya , apakah pilih IPS atau IPA.      Menurut anak saya, dia senang beberapa pelajaran di bidang  IPS, tetapi  ada pelajaran yang tidak disukainya, yang sifatnya hafalan.   Sebaliknya,  untuk bidang IPA,  dia suka sekali semua  pelajaran matematika, fisika, kecuali biologi yang menurutnya banyak hafalannya.  Kebingunan dalam memilih jurusan ini , membuat saya juga ikut bingung mengarahkan mana yang cocok bagi dirinya.

Untuk mendukung anak saya dalam pemilihan jurusan, saya pergi ke Univeristas Indonesia untuk test jurusan.  Disamping test  itu saya pergi ke seorang psikolog untuk test yang sama.  Di tempat yang sama (psikolog), saya dan anak menjalankan test  grafolog  (kebetulan psikolog itu juga seorang grafologist).

Secara umum, hasil test jurusan mengatakan apa yang cocok atau sesuai dengan kemampuan anak saya.  Namun, untuk test grafology,  saya  justru sangat kaget karena di sini saya baru mengenal anak secara luar dalam.

Dikatakan bahwa karakter anak saya itu adalah sama dengan karakter saya.  Menurut bahasa psikologi,  anak “orange”.  Seorang anak yang sensitivity sangat kuat, instiusi sangat kuat, butuh penguatan untuk apa yang didambakan dari orang terdekatnya.  Bukan justru dibiarkan saja . 

Lalu, saya juga diberikan laporan tentang diri saya yang berkaitan dengan anak .   Di sinilah saya baru sadar sesadarnya bahwa selama ini saya tidak mengenal karakter, pribadi anak , jiwa anak secara mendalam.

Kekhawatiran saya sebagai orang ibu, berdampak tidak baik bagi anak saya.  Dia tidak suka, dan dia sebenarnya juga orang yang  punya kekhawatiran sama dengan dirinya , atau bahasa psikolognya “kurang percaya diri”.  

Apabila saya selalu mengkhawatirkan dirinya terus, maka anak juga makin tenggalam.   Saya baru sadar kenapa dia lebih suka dinasehati oleh ayahnya alih-alih saya sendiri. Ayahnya lebih rasionalis.

Disamping itu saya baru mengenal bahwa kepribadian anak itu sangat sensitif,  jika dia bersalah, tidak boleh langsung dituding  dengan perkataan pedas: “kamu salah”.   Lebih baik jika dengan suatu perkataan yang membangun bagi dirinya : “Jika engkau melakukannya lebih awal atau lebih banyak waktu, kesalahan itu tak terjadi”.

Inilah sebagian kecil yang saya baru sadar, bahwa dengan mengenal anak secara luar dalam, saya dapat mengarahkan pendidikan anak saya, lebih efektif dan bermanfaat baginya sesuai dengan kepribadian dan karakternya.   Bahkan saya berhenti memaksakan kehendak saya.  Saya  lebih memahami apa yang sedang dialaminya, karena dia tipe orang yang tak ingin berbicara sebelum dia coba menyelesaikan dengan caranya sendiri.

Sharing saya ini sangat singkat, tetapi saya percaya bahwa dengan membangun dan mengenal anak luar dalam, kita akan dapat mendidiknya lebih komprehensif dan terarah.  Pada akhirnya, hubungan kita sebagai orangtua dan anak akan lebih solid, kuat, dan dekat. Menjadi orangtua yang  hebat, tidak mudah, tapi bisa dilakukan jika kita tahu siapa anak kita secara luar dalam.

Bravo!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun