Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Pentingnya Edukasi Finansial Sejak Dini

8 September 2014   23:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:16 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Latar Belakang:

Setiap anak dan generasi muda memiliki hak sebagai manusia dan hak ekonomi yang harus dihormati oleh setiap individu maupun institusi.

Institusi harus melindungi anak dan generasi muda untuk tidak mudah diexploitasi oleh ketamakan atau kejahatan dunia keuangan.

Diharapkan setiap anak tanpa memandang bangsa, agama, lingkungan harus dapat mengakses jasa keuangan yang tepat. Demi keuntungandan kepentingan mereka di masa depan, anak perlu mengetahui bagaimana cara mengakses  jasa keuangan.

Mengapa edukasi keuangan penting sejak dini?


  • Edukasi finansial sejak dini sangat penting karena dalam edukasi keuangan tidak hanya membantumeningkatkan kemampuan kapasitas keuangan saja. Tetapi juga meningkatkan kemampuan nilai sosial yang dapat membantu anak ketika mereka mampu menghadapinya di masa dewasa.
  • Edukasi finansial yang diajarkan sejak dini akan menjauhkan anak dari tindakan dan sikap yang negatif/paradigma yang salah terhadapaset pribadi maupun komunitas.
  • Edukasi finansial dapat memberikan fasilitas kesempatan bagi anak-anak untuk mendapat kesempatan memahami bagaimana konsep, menggunakan dan mengelola keuangan sehingga timbul kesadaran bagaimana merespon terhadap keputusan yang akan mereka buat.

Ada 3 elemen penting dalam pendidikanfinansial:


  • Meningkatkan kemampuan, keahlian atau skill dalam bidang “entrepreneurship” dan memberdayakan kemampuan dirinya sendiri
  • Mengajak anak-anak untuk menggali sumber daya , talenta, kemampuannya lebih dalam dan kreatif agar tercipta lifeskill yang berkelanjutan
  • Menyediakan dan menfasilitasi anak-anak dengan memberikan kesempatan pendidikan finansial di institusi dengan tujuan ekonomi anak di masa mendatang akan lebih baik.

Konsep mengenai pendidikan keuangan:

Sebelum anak-anak diperkenalkan dengan pendidikan, lebih baik jika mereka juga mengenal lebih dahulu apa itu “uang” dan manfaatnya.

1.Manfaat uang untuk membeli barang

Awali pengenalan uang dengan "bermain". Caranya siapkan sejumlah uang logam yang terdiri atas nilai RP.100 Rp.500 dan Rp.1.000. Ajak anak untuk mengindentifikasi dan mengelompokkan uang sesuai nominalnya. Sambil bermain, utarakan bahwa fungsi uang adalah untuk membeli barang kegemaran anak, seperti es krim, pakaian, dan mainan.

2.Mendapatkan uang dengan bekerja.

Bekerja adalah hal wajib dilakukan setiap orang untuk mendapatkan uang. Awali pengenalan ini dengan menceriterakan pekerjaan Anda. Cara lain, ketika ajak anak berjalan-jalan dan berjumpa dengan orang dewasa yang sedang bekerja seperti polisi lalu lintas, supir bus, pengantar surat, informasikan dengan jelas nama profesi dan pekerjaan mereka.

3.Berperan sambil bermain.

Setiap anak senang diajak bermain peran. Kali ini sebagai penjual, sebagai contoh anak untuk membantu Anda berjualan jus segar di depan rumah ketika acara 17 Agustus di kompleks rumah.Hobi pun bisa mendatangkan uang. Jika si kecil senang menggambar, sebagai langkah perdana, dia bisa menjual karyanya kepada temannya atau anggota keluarga lain.

4.Ada proses untuk mendapatkan hal yang diinginkan.

Proses ini dikenal dengan istilah menabung. Lebih baik sejak kecil, ajak anak untuk menyisihkan uang jajan atau yang didapatkan sebagai hadiah ke dalam "celengan". Jelaskan bahwa bila "celengen" itu sudah penuh, bisa dipakai untuk membeli barang kesukaan anak.

5.Perbedaan antara yang disukai/diinginkan dengan yang dibutuhkan.

Ajaklah anak pergi berbelanja. Misalnya sedang berada di supermarket. Libatkan anak dalam proses menyeleksi makanan. Tanyakan mana yang lebih dibutuhkan dengan perbandingan misalnya menanyakan "Adek, mau beli buku atau ingin coklat?"  Bimbing si kecil untuk menikmati proses ini.

Pendidikan finansial perlu diikuti dengan pendidikan lifeskill atau pendidikan sosial .Kehidupan anak tidak selalu berada dalam keluarganya.Sesekali anak akan mengenal dunia luar, tetangga, sekolah, teman, guru dan teman kakaknya/adiknya.Dalam berinteraksi dengan lingkungan, diaperlu dilengkapi dengan pendidikan sosial atau lifeskill sesuai dengan tahap/leveldari umur anak tersebut.

Tujuannya agar supaya dengan berkembangnya lifeskill atau aspek sosialnya,anak akan mengembangkan dirinyauntuk beradaptasi dan menjawab setiap tantangan, masalahsesuai dengan bekal dari pendidikan sosial/lifeskill yang telah diperolehnya.

Secara otomatis, pendidikan finansial yang diberikan secara sinkron dengan pendidikan lifeskill,menjadi dukungan dan menyatukan anak menjadi pribadi yang matang dalam sosial dan matang dalam finansialnya.

Berikut ini adalah skema dari pendidikanlifeskill dan finansial sesuai dengan umurnya:

Pendidikan Sosial/

Pendidikan Finansial

Life Skills

Level I

Emosi, kesehatan, keselamatan,

Nilai uang, tabungan, milik pribadi

0-5 tahun

perasaan belas kasih

Level II

Hak dan kewajiban anak,

Kebutuhan, Keinginan, Rencanan tabungan,

6-9 tahun

skill untuk mendengarkan orang lain,

Bank, asuransi, upah/pahala

menghormati orang lain

Level III

Kemukakan pendapat, kerjasama,

Mengenal Konsumer, resiko rencana jangka

10-14 tahun

skill untuk riset, penghargaan untuk

pendek vs jangka panjang,jasa keuangan,

pembelajaran kehidupan yang panjang

pengaruh iklan

Level IV

Keadilan Sosial, manajemen

Skill negosiasi, daya beli, bungabank,

15 tahun

waktu, relasi, Kepemimpinan

Kejahatan keuangan, skema asuransi

Bagaimana pelaksanaan dari pendidikan lifeskill dan finansial?

Prinsip dasarnya adalah sesuatu yang mudah diadopsi oleh siapa pun, murah dan dilakukan secara bersama oleh semua stakeholder.

Siapa pelaksananya:

Sekolah,NGO, pemerintah dan finansial institusi dapat bekerja sama dalam membentuk kurikulum, sistem, model untuk penerapannya.Kapan dan bagaimana dan siapa yang harus melaksanakan dapat didiskusikan dengan para stakeholders.Salah satu finansial institusi yang dapat menyumbangkan kontribusinya adalah perusahaan-perusahaan asuransi. Salah satunya adalah PT. Sun Life Financial Indonesia yang telah berkancah di dunia pendidikan asuransi sejak 1995, untuk rincinya silahkan lihat http://www.sunlife.co.id

Kerjasama:

Tanpa adanya kerja-sama dari para stakeholder, maka tidak dapat terealisasi pendidikan lifeskill dan finansial yang telah dituangkan dalam satu kurikulum.Mereka harus saling mendukung dan melakukan apa yang menjadi kewajibannya.

Pendekatan dengan cost yang murah

Aplikasi dari pendidikan lifeskill dan finansial dituangkan dalam suatu buku yang digarap dengan teknologi yang murah, standar dan mudah dijangkau secara nasional.Isinya mempunyai standar yang sesuai dengan kebutuhan lokal/nasional dan diputuskan oleh Kementrian Pendidikan.Guru juga dibekali dengan materi yang cukup mudah untuk menjelaskannya.

Terukur

Agar supaya dapat diukur dan dievaluasi jika terjadi perubahan secara sistematis, dibutuhkan suatumodel yang terukur nilainya. Terukur dengan dibuktikan dengan suatu model yang dapat dibuktikan nilainya dan memungkinkan diadopsisecara nasional.Setelah itu diberikan persetujuan oleh Kementrian Pendidikan.

Ayokita semua tentunya ingin mensukseskanPendidikan finansial secara dini agar anak-anak Indonesia makin melek keuangan dan makin memahami keuangan untuk masa depannya.

Sumber referensi:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun