Apakah pejabat tinggi di Indonesia bisa mempraktikkan kejujuran secara maksimal dan tidak korupsi ???
Mengingat sangat banyak sekali godaan dan kesempatan yang datang. Kalau “terlalu” jujur, jangan-jangan justru sang pejabat akan dikucilkan, dan kariernya akan dijegal lagi ???
Jawabnya ; INSYA ALLAH BISA !!!
Agar keyakinan kita dan para pejabat se Indonesia bertambah mantap, serta terinspirasi untuk bisa berbuat jujur semaksimal mungkin, mari kita belajar dari sejarah, bahwa Indonesia pernah memiliki “3 Pejabat Luar Biasa” yang berani menerapkan idealismenya, yaitu berbuat jujur secara maksimal, demi bangsa dan negara yang mereka cintai. Inilah mereka ;
1. Bung Karno
2. Jenderal (Pol) Hoegeng
Sampai akhir masa tugasnya, Hoegeng tidak memiliki rumah dan mobil, kecuali rumah hibah dari institusinya, dan mobil kenang-kenangan dari teman-temannya. Iapun sangat bersyukur karena berhasil menerapkan nilai-nilai kejujuran dan kesederhanaan kepada dirinya, institusinya, anak buahnya, dan juga kepada anggota keluarganya.
3. Kolonel TNI Alex Kawilarang
Pembaca yang budiman, mungkin saja ada masyarakat yang berpendapat, bahwa mereka adalah sekumpulan pejabat tinggi yang “bodoh”, karena selama berkuasa tidak bisa memanfaatkan “momentum” untuk meningkatkan “kesejahteraan” dirinya dan keluarganya, seperti lazimnya kebanyakan pejabat tinggi di Indonesia yang sangat “wajar” untuk “memanfaatkan” jabatannya. Dan kemungkinan, banyak juga pembaca yang merasa iba, mengapa pejabat tinggi seperti mereka, justru hidup dalam “kekurangan” ???
Mungkin bagi kita, mereka hidup dalam “kekurangan”, tapi bagi mereka sendiri, justru mereka sangat “kaya” dan sangat beruntung serta bahagia, karena selama menjabat, mereka bisa “selamat” dari tiga (3) hal yang amat penting. Inilah tiga (3) hal berikut :
1. Selamat dari Hawa Nafsu yang Buruk
Berapa banyak pejabat yang berani menjadi dirinya sendiri ? Mereka sebenarnya ingin berbuat jujur, sebenarnya tidak mau korupsi, namun karena merasa “tidak enak” dengan teman-teman atau atasannya, maka mau tidak mau, mereka ikut-ikutan tidak jujur juga, dan terseret ke dalam pusaran korupsi, mulai dari nilai yang terkecil, hingga akhirnya “bablas”, membengkak nilai korupsinya.
Namun, ketiga pejabat diatas, bisa “selamat” dari hawa nafsu yang buruk. Mereka selamat dari godaan yang selalu datang. Mereka selamat dari lingkaran setan yang bertentangan dengan batinnya Mereka adalah pribadi dengan jiwa yang merdeka, yang berhasil bertindak, sesuai dengan hati nuraninya. Maka jika kita tidak berani berbuat jujur sesuai dengan nurani kita, maka kita bukan tergolong orang yang merdeka, dan masih terjajah oleh hawa nafsu buruk kita !
2. Selamat dalam Menjadi Suri Tauladan
Kita semua adalah suri tauladan bagi anak-anak kita, bagi istri/suami kita, dan bagi bawahan kita di kantor. Pada hakikatnya, semua kepala keluarga adalah suri tauladan bagi keluarganya, namun bagaimana realisasinya ???
Sayangnya, belum tentu seluruh kepala keluarga di Indonesia, berhasil menjadi suritauladan yang baik, karena bisa jadi, masih banyak diantara mereka, yang belum berani berbuat jujur secara maksimal.
Sehingga apa yang terjadi ???
Mereka masih “mencampur” nafkah halal keluarganya, dengan uang hasil “ketidakjujuran” mereka, yang jelas tidak halal !
Betapa teganya mereka “meracuni” anak-anaknya sendiri, dengan ketidakjujuran mereka.
Mereka tidak selamat dalam satu hal, yaitu dalam menjadi suri tauladan bagi keluarga dan bawahannya.
Tapi ketiga pejabat tinggi tersebut, berhasil selamat dalam menjadi suri tauladan bagi keluarga dan bawahannya, sehingga mereka merasa menjadi ayah yang “paling bahagia di dunia” sekaligus pemimpin yang “paling sukses di dunia” karena sebelum menutup mata, mereka berhasil mendarmabaktikan hidup mereka, untuk sebuah suri tauladan yang mulia .
Bersyukurlah dan berbanggalah, bagi Anda yang saat ini, sebelum ajal menjemput, telah berhasil selamat dalam menjadi suri tauladan yang mulia, bagi keluarga dan bawahan Anda.
3. Selamat dari Tindakan Pengkhianatan pada Agama, Bangsa dan Negara
Coba tolong jelaskan, agama apa yang mendukung sebuah ketidakjujuran ? Agama apa yang mendukung suatu tindakan korupsi ? Lalu negara mana yang menginginkan pejabatnya korupsi ?
Jelas tidak ada suatu agama dan negara manapun, yang menginginkan ketidakjujuran oleh rakyatnya, maka jika ada seorang pejabat yang berbuat tidak jujur dan melakukan korupsi, maka sang pejabat itu sama dengan “berkhianat” terhadap agama, bangsa, dan negaranya sendiri !!!
Di Tiongkok, para koruptor memang diperlakukan seperti layaknya seorang pengkhianat negara, mereka diikat dan diseret untuk dihukum mati dengan cara ditembak dari jarak dekat ! Sambil dipertontonkan ditengah publik, agar menimbulkan efek jera/pembelajaran bagi seluruh masyarakat !
Sebelum berbicara mengenai potensi ancaman bangsa asing, mari kita membahas potensi ancaman ketidakjujuran dari bangsa kita sendiri, karena saat ini masih banyak terdapat celah-celah yang berpotensi untuk menjadi ancaman “pengkhianatan” negara, yang cepat atau lambat, akan berpotensi melumpuhkan agama, bangsa dan negara kita sendiri.
Ketiga pejabat tersebut, berhasil selamat dari tindak “pengkhianatan” pada agama, bangsa, dan negaranya, karena mereka telah membuktikan bahwa Merah-Putih, benar-benar ada dan selalu berkibar di dalam dada mereka, dan mereka adalah pejuang sejati, bukan pengkhianat sejati !
Saudara-saudaraku, artikel ini saya tulis dengan jiwa dan raga yang bergetar ! Karena saya bermimpi, kejayaan Indonesia akan segera tiba. Karena saya berharap, kemakmuran 255 juta penduduk kita, Insya Allah bisa segera terwujud ! Amin. Dan saya yakin, Anda yang membaca artikel ini, memiliki impian dan harapan yang sama.
Memang........manusia tempatnya salah dan dosa, oleh sebab itu, sebelum kita menutup mata, sebelum kita meninggalkan Bumi Pertiwi tercinta, sebelum tubuh ini menjadi tanah, dan menghadap pada Yang Maha Kuasa, marilah kita perbaiki kekurangan yang ada di dalam diri kita, dan di dalam institusi kita, agar hidup kita yang relatif singkat ini, benar-benar menjadi hidup yang bisa bermanfaat, sehingga bisa menghadirkan keamanan, keselamatan, kelancaran, dan kebarokahan, bagi kejayaan Ibu Pertiwi dan kemakmuran seluruh saudara kita, dari Sabang sampai Merauke.
Artikel ini saya tujukan terutama untuk diri saya sendiri, dan untuk 255 juta saudara-saudara saya, se Bangsa dan se Tanah Air.
Hamry Gusman Zakaria
www.MotivasiIndonesia.co.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H