[caption id="attachment_198161" align="aligncenter" width="300" caption="karya Taufiq Ismail yang dialih bahasakan 9doc.pribadi)"]
[/caption] [caption id="attachment_198163" align="aligncenter" width="300" caption="dalam bahasa Belanda"]
[/caption]
Tidak hanya kumpulan puisi-puisi sang pujangga. RUMAH PUISI ini juga berfungsi sebagai Perpustakaan, tempat pelatihan guru Bahasa dan Sastra. Sanggar siswa membaca buku dan berlatih menulis. Tempat sastra Indonesia dan Minangkabau diapresiasikan dan tempat para Sastrawan berinteraksi. Kesan itu semakin jelas terlihat karena di lantai dua itu terdapat 4 buah lemari buku yang di dalamnya terpajang buku-buku, bukan hanya buku sastra tetapi berbagai jenis buku. Pengunjung dimanjakan untuk membaca buku-buku tersebut dengan duduk di kursi tamu 3 set kursi tamu disediakan di sana. Dan kenyamanan untuk menikmati buku-buku di Rumah Puisi juga semakin dirasakan, karena di sana juga di gelar karpet bludru dengan dua buah bantal besar. Saya membayangkan kita sedang berselonjor kaki membaca buku-buku di pustaka Rumah Puisi dan menikmati indahnya aksara buah pena dingin sang Penyair Taufiq Ismail ini.
[caption id="attachment_198166" align="aligncenter" width="300" caption="perpustakaan di Rumah Puisi"]
[/caption]
Taufiq Ismail, lahir di Bukittinggi Sumatera Barat, pada 25 Juni 1935. Seorang penyair dan sastrawan Indonesia yang sampai hari ini masih terus berkarya. Beragam penghargaan telah beliau dapatkan. Ide mendirikan Rumah Puisi menjadi sebuah inspirasi bagi generasi muda agar gemar menulis dan membaca. Mencintai sastra dan budaya Indonesia.
Mengagumi karya-karya Taufiq Ismail, semakin member semangat pada saya untuk bisa terus menulis. Semoga semnagat itu terjaga selamanya. Amiin.
Selamat pagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Lihat Travel Story Selengkapnya