Mohon tunggu...
fetria saman
fetria saman Mohon Tunggu... Lainnya - Membaca dan belajar menulis

I'll tell u later

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Tetap Waras di Masa Work From Home

8 Mei 2020   01:38 Diperbarui: 8 Mei 2020   01:50 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Saatnya kita kerja dari rumah, belajar dari rumah, ibadah di rumah. Inilah saatnya bekerja bersama-sama, saling tolong menolong dan bersatu padu, gotong royong."

Pernyataan resmi pemerintah ini dilontarkan secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, Minggu, 15 Maret 2020 disaat virus Corona atau Covid 19 mulai merebak dan dinyatakan sebagai pandemi dunia. Tidak hanya berdampak pada kesehatan, covid-19 menyusup dan secara tiba-tiba mengubah tatanan sosial ekonomi manusia. Mungkin tidak pernah terbayang dibenak kita bahwa kita telah tiba pada suatu masa dimana tidak lagi ada disuatu tempat untuk melakukan aktifitas kita secara fisik seperti yang biasa kita lakukan absent yet present. Kini kita terkoneksi secara virtual tidak hanya untuk berkomunikasi namun juga beraktifitas dan berkoordinasi. Namun inilah kenyataannya kita telah sampai pada masa dimana kehadiran fisik tidak lagi menjadi suatu keharusan. Ucapkan selamat datang pada era digital yang benar-benar digital.

Bekerja dari rumah

Ketentuan 75% - 25% untuk kehadiran membuat sebagian pegawai operasional 25% untuk tetap bekerja (Work From Office -- WFO) dan 75% WFH (Work From Home). WFO dilaksanakan seperti biasa namun dengan kurangnya sumber daya manusia yang hadir di kantor membuat saya kadang-kadang merasa sepi, dan sedikit ragu untuk ke WC. Karena suasananya yang sepi sehingga bunyi tarikan tisu kadang terdengar seperti langkah kaki yang terseret, horor gaes.

Efektifkan WFH? Untuk memutus rantai penyebaran covid tentu saja efektif, namun bagi instansi? WFH merupakan fenomena langka dimana pegawai dihadapkan pada dilema terbesar antara melanjutkan pekerjaan atau mengikuti bisikan lembut kasur dan bantal empuk untuk bergelut didalamnya. Load pekerjaan yang diberikan sama, yang berbeda hanyalah kehadiran, absent yet present. Ketidakhadiran di kantor diganti dengan hadir pada setiap tugas dan proyek yang dipercayakan kepada kita. Yang terus menerus datang silih berganti bagaikan barisan paket barang online di tanggal gajian, bittersweet alias ngeri-ngeri sedap.

Kebetulan saya berada di unit yang mengharuskan koordinasi dan sosilisasi kepada pihak ketiga. Saat ini materi yang sedang sangat seksi untuk diviralkan adalah terkait QRIS, pembayaran transaksi dengan menggunakan QR Code. Jadi teknisnya adalah kita melakukan pembayaran transaksi dengan memindai kode QR merchant melalui handphone. Pembayaran ini dapat didebet dari saldo akun pembayaran elektronik kita masing-masing seperti misalnya OVO, Go Pay, Link Aja,dan aplikasi sejenis. Kendala yang dihadapi adalah sulitnya berkomunikasi dan sosialisasi. Berkat aplikasi rapat virtual kami dapat melakukan koordinasi dengan pihak terkait terkait progress implementasi QRIS. Tugas lainnya yaitu sosialisasi. Ini agak berat karena dimasa seperti ini tentunya tidak mungkin mngumpulkan orang-orang dalam jumlah besar dan melakukan sosialisasi. Namun aplikasi daring dapat mempermudah tugas kita. Sosialisasi dapat dilakukan dengan aplikasi daring Zoom dan dilanjutkan dengan kuis berhadiah bagi peserta yang menyimak. Dulu kita lebih mengenal metode sosialisasi dan evaluasi melalui Lomba Cerdas Cermat (LCC), kini lomba dapat dilakukan melakui aplikasi kuis daring seperti Kahoot yang praktis dan mudah digunakan dan tentunya berhadiah. Belajar dari rumah, dapat ilmu dapat gadiah menarik, benar-benar rejeki anak sholeh.

Belajar dari rumah

Belajar dari rumah sebenarnya cukup menakutkan bagi siswa siswi jaman now. Karena menjadi pendidik itu memang membutuhkan skill yang mumpuni sedangkan kebanyakan ibu tidak cocok menjadi guru sehingga sekolah saat ini lebih 'ngangenin' daripada nongkrong di kafe atau jalan-jalan ke mall. Tidak hanya bagi anak-anak usia sekolah, belajar dari rumah juga bisa dilakukan oleh para pekerja kantoran yang WFH. Banyak seminar yang diselenggarakan online untuk menambah ilmu dan membuka wawasan selama masa #dirumahaja. Syukur-syukur dapat yang gratis bisa hemat beras sehari, nah kalau berbayar? Bayarnya kemana? Bisa pakai QRIS apabila penyelenggara sudah terdaftar. Jadi bayar tinggal scan. Kalau belum punya QRIS? Transfer dong Bambang, tidak perlu maksa harus bayar pakai QRIS, tapi boleh juga sekalian promosi, "Pak, Bu, biar gampang transaksinya pake QRIS aja," hitung-hitung latihan jadi influencer siapa tau passion kamu disitu.

Ibadah di Rumah

Tidak hanya untuk transaksi keuangan, QRIS sekarang sudah bisa digunakan untuk sumbangan dan persembahan yang dikumpulkan saat beribadah. Ketika sedang WFH dan ada jadwal ibadah daring, pada saat mengumpulkan persembahan, kode QRIS akan ditampilkan di layar dan itulah saat yang tepat untuk memindai dan mengetik jumlah uang yang ingin disumbangkan. Kita juga bisa menghubungi pengurus rumah ibadah terdekat untuk meminta kode QRIS dan apabila rumah ibadah tersebut sudah terdaftar maka pemberian sumbangan menjadi lebih mudah, tinggal pindai dan bayar.

Bijak belanja, bijak bertransaksi

Pandemi hanya merumahkan tubuh kita tetapi tidak dompet kita. Karena itu kebijakan dalam mengeluarkan biaya untuk pembelian dan pembayaran sangat dibutuhkan. Oleh sebab itu kita harus pandai memilah-milah prioritas kita. Jangan sampai dompet fisik maupun elektronik ikut-ikutan PSBB (Pas Saya Buka Bersih). Kemudahan bertransaksi melalui sistem daring, baik transfer maupun dengan menggunakan QRIS tetap membutuhkan prinsip kehati-hatian. Ingat, hacker yang sedang WFH juga semakin canggih kemampuannya dalam meretas data keuangan kita. Oleh sebab itu pastikan selalu aplikasi Anda aman dan sesuai protokol keamanan dengan tidak memberikan password atau kode OTP (One-Time Password) kepada sembarangan orang.

Keep your mind busy for healthy mood and soul

Selain rangkaian kegiatan #dirumahaja, saya memiliki tips and tricks yang bisa dilakukan dimasa pandemik. Agar tidak mudah bosan, menjaga diri tetap sehat dan pikiran tetap waras selama di rumah kita harus menyibukkan diri dan pikiran kita. Jangan terus menerus fokus pada berita mengenai Covid-19 yang dapat menimbulkan kekhawatiran dan ketakutan. Fokuslah pada hal-hal yang positif misalnya:

1. Olahraga

Olahraga juga bisa dilakukan daring. Apakah hal ini baru? Tentu saja tidak, kita telah melakukannya jauh sebelum Covid-19 ada di muka bumi ini. Sejak senam aerobik via televisi yang dipandu oleh Vicky Burky banyak ditonton dan dipraktekkan oleh ibu-ibu, kini senam kebugaran sepertui zumba dan body combat dapat dilakukan dirumah tanpa harus hadir ke gym. Kita bisa tetap berolahraga tanpa takut menciptakan pertumpahan darah. Karena bagi yang belum terbiasa, instruksi senam dapat diterjemahkan oleh otak menjadi reaksi yang berlawanan akibat kurang fokus. Hal ini sering saya alami, misalnya saat instruksi dua langkah ke kanan saya biasanya malah melakukan dua langkah ke kiri dengan tambahan salto dua kali di udara. Ada sesuatu dalam diri saya yang memang ingin memberikan hasil lebih bahkan cenderung berlebihan. Tentunya ini akan mengundang tatapan sinis ibu-ibu yang lain yang menganggap saya merusak ritme. Waktu pertama kali ikut zumba saya menyerah dan memutuskan bahwa zumba is not my thing, dengan respon tubuh yang lambat terhadap instruksi saya sepertinya lebih cocok dengan SKJ  198 yang dimulai dengan gerakan hormat kepada alam dengan dua tangan bertemu didepan dada. Namun dengan perkembangan teknologi, olahraga daring seperti ini dapat memberikan angin segar bagi saya dan orang-orang seperti saya. 

2. Mencoba hobi baru

Daripada melamun, ada baiknya mencoba peruntungan pada hobi baru misalnya memasak. Pernah kah Anda berpikir bahwa ada jiwa Masterchef dalam diri Anda memberontak meminta untuk dilepaskan. Kegiatan #dirumahaja seringkali menimbulkan potensi terbaik dari seorang manusia. Bayangkan dengan kemampuan memasak yang Anda pelajari selama masa WFH, Anda bisa membuat chef Juna, chef Arnorld dan chef Renata menangis bahagia karena akhirnya menemukan masakan dengan cita rasa yang lezat dan melebihi ekspektasi mereka. Selain memasak, menjadi Vlogger bisa dipertimbangkan untuk dilakukan selama masa pandemi. Asal tidak membuat konten prank bagi-bagi sembako yang unfaedah bagi nusa dan bangsa, konten menarik dan orisinil bisa menjadi daya tarik vlog Anda. Ini juga bisa menjadi alternatif pilihan daripada memaksa ikut Masterchef dengan kemampuan pas-pasan.

3. Movie Marathon

Ada istilah semua akan nge-drakor (drama korea) pada waktunya, atau semua akan nge-bucin (budak cinta) pada waktunya. Ketampanan dan kecantikan oppa dan eonnie dari negeri ginseng ini memang bisa menghipnotis penonton dan mengubahnya menjadi bucin. Terlebih lagi sekarang sedang viral drakor tentang pelakor yang membuat gregetan para warga +62. Walaupun kadang membuat emosi naik turun, menonton drakor sangat menyenangkan untuk mengisi waktu selama #dirumahaja. Kalau tidak suka drakor bisa menonton anime Jepang atau menonton marathon koleksi film Suzanna. Konon katanya menonton film horor bisa membakar kalori sampai 200 kalori. Bahkan bisa mencapai 500 kalori jika Anda menonton sambil banting-banting barang akibat ketakutan berlebihan.

Banyak kegiatan positif lainnya yang bisa kita lakukan selama masa pandemi. Semoga artikel ini bermafaat. Kita belum tau sampai kapan pandemi akan berakhir tapi kita harus bisa bertahan dan berusaha untuk mengelola diri dan keuangan agar stres tidak meningkat dan imun tubuh tetap terjaga. Ingat ikuti anjuran pemerintah, jauhi kerumunan, social distancing, rajin cuci tangan dan tetap berpikiran positif. Tetap semangat, kita pasti bisa melewati ini bersama.

#perpustakaanbankindonesia

#worldbookday

#sharemillionsstories

#digitallearning

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun