Baru-baru ini santer kabar di sosmed mengenai lembaga yang mendeklarasikan diri sebagai penyelamat ekonomi. Betapa tidak, lembaga ini mengklaim bahwa mereka telah mengantongi sertifikat Bank Indonesia sehingga warga Indonesia yang memiliki hutang tidak perlu lagi membayar karena semuanya sudah lunas terbayar, lunas, lunas mayas...
Bagi yang memiliki kredit macet tentunya kabar ini membawa angin segar bagi permasalahan terberat dalam hidup mereka. Istilahnya pucuk dicinta ulam pun tiba. Wah kalau saya diposisi peminjam dengan status macet tentunya saya akan mencalonkan dengan segera ketua lembaga tersebut jadi presiden.Â
Kan keren, presiden yang bisa melunasi seluruh hutang masyarakatnya, kita pasti sejahtera, tidak ada lagi kemiskinan, kejahatan dan tindak laku kriminal lainnya, thus we live happily ever after. Happy ending. Atau kalau saya jomblo itu yang punya lembaga langsung saya jadikan pacar (terlepas dari dia mau atau tidak, mungkin lebih cenderung kearah tidak sudi). Siapa coba yang tidak mau punya pacar kaya raya dan bisa melunaskan hutang seluruh masyarakat Indonesia, kan, kan, sikat aja bray!
Pelunasan hutang. Terdengar manis bukan? Istilahnya too good to be true, dan kalau terlalu manis untuk jadi kenyataan it’s almost not true. Loh kok jadi gak benar? Berita baik kok jadi gak benar?
Coba kita bayangkan, misalkan saja kita memiliki sertifikat Bank Indonesia berjumlah trilyunan, kepada siapa kita akan memberikan uang tersebut? Kepada anak? Istri? Pacar? Orangtua?
Apakah ada yang mungkin menjawab: untuk membayar hutang seluruh warga Negara!
Sepertinya hampir tidak mungkin. Mungkin ada, tapi sulit untuk dilaksanakan, apalagi menyangkut uang. Uang Bapak Ibu, bukan daun!
Lalu terkait lembaga yang melunasi hutang?
Bisa dipastikan janji pelunasan kredit oleh lembaga ini adalah janji palsu. Nah ini mungkin agak menyakitkan buat pemirsa sekalian apalagi yang saat ini sudah siap-siap mengajukan pinjaman baru mengingat pinjaman sebelumnya sudah dilunaskan secara cumi-cumi eh maksud saya cuma-cuma. Lalu tujuannya apa memberikan janji palsu seperti itu?
PS: Ini merupakan tulisan pertama saya yang menggunakan tanda tanya yang lumayan banyak. Wajar karena tulisan ini dimaksudkan untuk memuaskan keingin tahuan. Apabila tulisan ini dimaksudkan untuk nyalon pilkada mungkin tulisan ini akan banyak memuat tanda tangan dan foto, hehehe… (ngawur).
Kembali ke laptop.
Tujuannya antara lain adalah mengumpulkan massa yang mendaftar mnjadi anggota lembaga sehingga dari uang pendaftaran tersebut ada pemasukan. Iya dong, gak mungkin lah tujuannya untuk mengumpulkan massa trus nonton layar tancap. Selain itu ada mungkin saja ada tujuan-tujuan lainnya yang terselubung dan masih misterius.
Dampaknya adalah apabila lembaga PHP (Pemberi Harapan Palsu) ini berhasil, banyak warga tidak lagi membayar kredit, sistem pembayaran tidak lancar, banyak kredit macet, perekonomian porak poranda (sedih…) Intinya adalah, hati-hati! Jangan menelan sesuatu bulat-bulat, dikunyah dulu, dicerna dulu supaya tidak mudah ditipu dan dibodohi. Janji pelunasan kredit oleh suatu lembaga ini merupakan modus penipuan yang sering terjadi.
Apabila meragukan, lebih baik konfirmasi langsung kepada instansi yang berwenang misalnya Bank Indonesia atau Kepolisian dan apabila sudah jelas kabari teman, saudara, keluarga mengenai kebenaran beritanya untuk mencegah banyak orang yang tertipu. Mari lebih cemat lagi menyaring informasi yang masuk sehingga kita bisa menjadi bangsa yang lebih cerdas, lebih bijaksana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H