Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mensyukuri Besar-kecilnya Rezeki

30 April 2023   20:05 Diperbarui: 30 April 2023   20:09 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***

Ada suatu keluarga yang hidup dengan sederhana. Di pagi hari, dua anaknya menangis karena belum makan. Istrinya kemudian bilang ke suaminya. "Pak hari ini tidak ada beras dan lauk untuk di masak ", kata Ibu. Suami yang bekerja sebagai tukang becak lalu menyanggupi istrinya. "Ya dek, Bapak akan bekerja menarik becak untuk mendapatkan rezeki. Berangkatlah tukang becak itu di perempatan jalan tempat pemberhentian bus.

Ada seorang ibu dari kota Semarang, beliau ke sini untuk mencari rumah anaknya. Pak tukang becak lalu menawarkan untuk mengantarnya sampai ditempat yang ada pada alamat yang disebutkan. Ternyata jaraknya tidak terlalu jauh. Akhirnya Pak tukang becak sampai ditempat tujuan alamat Ibu tadi. 

Ibu itu memberikan uang dua puluh ribu rupiah. Pak tukang becak kemudian bilang kalau biaya ini terlalu besar. Jarak dari perempatan ke alamat ibu itu biayanya sekitar Rp. 5.000,00. Ibu itu berkata tidak apa-apa pak. Kembaliannya buat Bapak saja. Itu sudah menjadi rezeki Bapak dan keluarga yang ada di rumah.

Pak tukang becak merasa senang sekali karena mendapatkan rezeki. Dalam benaknya rezeki ini bisa digunakan untuk membeli beras dan lauk untuk di masak di rumah. 

Rezeki tukang becak tadi dalam pandangan kita sedikit. Namun bisa digunakan untuk memberikan nafkah makan dan minum bagi istri dan kedua anaknya. Rasa bersyukur akan mencukupkan rezeki yang sudah diterima.

Berbeda lagi dengan rezeki besar tetapi tidak berkah. Ada orang yang mendapatkan uang yang banyak dari hasil perjudian. Uangnya digunakan untuk bersenang-senang dengan temannya, tidur di hotel, dan dibuat judi lagi. 

Orang itu takut untuk memberikan uang itu pada keluarganya di rumah. Ketakutannya disebabkan oleh anggapan bahwa uang itu bisa menjadi musibah. Hal ini bisa mencelakakan keluarganya. Akhirnya keluarga yang ada di rumah malah kekurangan. Karena tidak diberikan rezeki yang telah diterima oleh suami.

Pesan Pak Tiyo' pada halal bihalal kali ini adalah besar kecilnya rezeki terletak pada kemampuan kita dalam mensyukurinya dan memanfaatkannya dengan baik. 

Mojokerto, 30 April 2023

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun