Sepekan terakhir kondisi timur tengah khususnya di jalur Gaza Palestina mulai mencekam. Hal ini terjadi karena adanya serangan udara militer Israel ke pejuang Hamas Palestina. Tembakan rudal-rudal Israel ke apartemen yang diduga sebagai tempat tinggal dan persembunyian pejuang Hamas.Â
Korbannya adalah warga sipil mulai dari anak-anak sampai kaum wanita. Pihak Israel mensinyalir beberapa target komandan tempur Hamas gugur dalam penyerangan tersebut. Â
Militer Israel menyerang pemukiman di jalur gaza sebagai serangan balasan atas roket-roket yang dikirim oleh pejuang hamas. Pejuang hamas menyerang Israel terlebih dahulu karena dua alasan.
Pertama, pengadilan Israel memutuskan untuk mengosongkan pemukiman warga Palestina di Yerusalem. Pemukiman tersebut akan di alih fungsikan menjadi pemukiman warga Israel. Kedua, Polisi Israel memaksa masuk ke Masjid Al Aqsa untuk mengganggu jamaat saat menunaikan ibadah shalat di bulan suci Ramadhan.
Hal inilah yang membuat geram kubu Hamas. Ultimatum ke pihak Israel sudah dilayangkan. Jika mereka tetap menggangu warga Palestina yang sedang menunaikan shalat di Masjid Al-Aqsa maka kubu Hamas tidak segan-segan untuk meluncurkan serangan roket menuju kota Tel aviv Israel.
Namun hal ini tidak di hiraukan oleh Israel. Sehingga hamas menyerang Israel dengan meluncurkan ratusan roket ke wilayahnya. Hal ini menimbulkan terjadinya perang besar pada tahun 2021. Terakhir kali terjadi perang antara Israel dan Hamas Palestina pada tahun 2014.
Sejarah Permusuhan Israel dan Hamas Palestina
Perang antara Israel dan Palestina seperti perang antara umat beragama yakni antara Yahudi dan Islam. Sejarahnya dulu nenek moyang Israel itu terusir dari jazirah Arab. Mereka mendiami berbagai wilayah di benua yakni mulai dari benua Amerika hingga Eropa.Â
Dahulu daerah Palestina pernah di kuasai umat Islam. Hingga kemudian kekuasaan Islam runtuh karena mengalami kekalahan dalam perang salib dan digantikan oleh kekuasaan kekaisaran Romawi.
Pada tahun 1900-an wilayah Palestina dikuasai Inggris. Lalu pada tahun 1940-an Inggris menyerahkan kekuasaanya pada PBB. Kemudian Zionis ingin mendirikan bangsa Israel di tanah Palestina. Hal ini mendapat dukungan dari sekutunya seperti Amerika serikat. Terjadilah perpindahan besar-besaran bangsa Yahudi dari seluruh dunia untuk mendiami tanah Palestina. Hal ini menyebabkan area pemukiman warga Palestina dari tahun ke tahun semakin berkurang.
Daerah Palestina dibagi menjadi dua yakni bagian tepi barat yang dikuasai oleh kubu Fatah dan daerah jalur gaza yang dikuasi oleh kubu Hamas. Kubu Fatah itu menggunakan jalur diplomasi (perundingan) dengan Israel. Mereka mengakui kedaulatan wilayah Israel. Sementara kubu hamas tidak ada kata kompromi dengan Israel. Mereka lebih memilih jalur perang untuk melawan kekuasaan Israel di wilayah Palestina.
Jika ditinjau dari segi agama, di Yerusalem ada bangunan suci umat Islam yaitu Masjid Al Aqsa. Sebelum dibangun masjid, terlebih dahulu ada bangunan kuil suci umat Yahudi. Karena suatu sebab Yahudi kalah dalam perang. Waktu itu kuil tersebut dihancurkan oleh lawannya. Setelah itu di gantikan oleh bangunan Masjid.
Masjid itu sekarang bernama Masjid Al Aqsa. Masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam dan Mi'raj (perjalanan ke langit ke tujuh) Nabi Muhammad SAW. Saat kekuasan Islam mulai runtuh, masjid ini pernah difungsikan sebagai gereja. Setelah Islam kembali menguasai Yerusalem.Â
Fungsinya dialihkan kembali sebagai masjid. Cita-cita bangsa Yahudi yaitu ingin mendirikan kembali Kuil suci tersebut. Sehingga mereka ingin menguasai wilayah suci Masjid Al Aqsa di Yerusalem.
Kekuatan Militer Israel dan Strategi Perang Hamas
Militer Israel memiliki peralatan tempur yang canggih. Hal ini berkat bantuan dari sekutunya yaitu Amerika serikat dalam pengisian amunisi perangnya. Mereka memiliki pesawat tempur untuk jalur udara dan tank-tank perang berlapis baja untuk jalur darat. Pertahannanya yakni kubah besi. Suatu pelindung dari serangan roket pejuang hamas. Saat roket dari jalur Gaza datang sirine akan bunyi. Hal ini sebagai pertanda agar warga Israel segera berlindung.
Pejuang Hamas dahulunya peralatan tempurnya masih sederhana. Kini mulai meremajakan peralatan perangnya. Asupan amunisi perang disalurkan melalui terowongan rahasia antara wilayah mesir dan jalur gaza.
Dalam perjanjian perang internasional dilarang untuk menyerang wilayah yang menjadi pemukiman warga sipil. Selain itu juga tidak diperbolehkan untuk menyerang wanita dan anak-anak. Strategi Hamas dalam bertahan dan melawan Israel ada tiga pertahanan.
Gaza sebagai basis pertahanan Hamas memiliki keunggulan yang mendukung aksi militer mereka. Gaza merupakan kawasan perkotaan padat penduduk, yang mampu menyamarkan pergerakan dan berlangsungnya operasi militer. Sebagian besar pasukan Hamas memilih untuk bersembunyi dan menghindar daripada berkonfrontasi dengan militer Israel yang memiliki persenjataan lebih baik.
Hamas menggunakan muslihat dengan mengenakan pakaian sipil dan menggunakan bangunan sipil untuk keperluan militer, termasuk rumah sakit Shifa sebagai pusat medis utama di Gaza. Ruang sipil lain, seperti sekolah dan institusi religious digunakan Hamas sebagai gudang senjata dan sebagai tempat peluncuran roket serta pertempuran bersenjata.
Dalam mempertahankan Gaza dari gempuran Israel, Hamas menggunakan tiga lapis garis pertahanan di Gaza, yaitu Khan, Yunis, dan Rafah. Pada garis pertahanan pertama terdapat pos pengintaian, improvised explosive devices (IED), ranjau, tim penyergap, dan mortar daya ledak sedang.
Pada garis pertahanan kedua, ditujukan untuk mencegah militer Israel agar tidak memasuki kota agar tidak menimbulkan kerusakan pada infrastruktur utama Hamas. Pada garis pertahanan kedua terdapat mortar dengan daya ledak besar, senapan mesin, senjata anti-tank, penembak jitu, dan bom bunuh diri.
Pada garis pertahanan ketiga terletak di area padat penduduk yakni pusa kota. Pada garis ini, Hamas telah mempersiapkan jaringan terowongan bawah tanah dengan alur yang kompleks yang ditujukan untuk jalur suplai amunisi, perpindahan pasukan dari satu titik ke titik lain, menempatkan penembak jitu, dan penculikan militer Israel. Pada garis ini terdapat "Explosive areas" yang terdiri dari lusinan ranjau yang bertujuan untuk menggentikan setiap ancaman. (Byman and Goldstein, "The Challenge of Gaza")
Perkembangan Terbaru di Jalur Gaza
Hari Kamis-Jumat (13-14/05-2021) yang bertepatan dengan hari raya Idul Fitri. Serangan Israel membabi buta di jalur gaza. Sasaranya tidak hanya pejuang hamas. Mereka sudah tidak memandang bulu. Korbannya kini mulai menyasar ke warga sipil. Menurut wawancara program berita di tv  one.Â
Pakar timur tengah mengatakan bahwa tujuan Israel menyasar warga sipil adalah agar penduduk Palestina di jalur gaza ada rasa jera. Sehingga mereka mendukung Israel dalam menumpas pejuang hamas. Kemudian mereka bersedia untuk menunjukkan persembunyian pejuang Hamas.
Namun hal ini malah membuat kagum warga sipil terhadap rasa patriotik para pejuang hamas. Penduduk Palestina semakin mendukung pejuang Hamas atas kebrutalan Israel. Seperti pada agresi militer tahun 2014. Bom-bom Israel kemungkinan mengandung bahan kimia fosfor. Hal ini sangat berbahaya. Karena menimbulkan bekas luka setelah bom-bom itu meledak. Jika mengenai tubuh bisa cacat permanen.
Penduduk Gaza mulai mengungsi dengan menaiki keledai dan mobil pick up. Mereka ingin menyelamatkan diri dari serangan militer Israel. Rumah sakit di Gaza kini di penuhi oleh korban kekejaman bom-bom militer Israel. Sebelumnya dokter disana masih menangani pasien covid-19. Sehingga kini tugas dokter disana double, yakni merawat pasien korban perang dan pasien covid-19.
Serangan ratusan roket kubu hamas yang menghujani langit Tel Aviv Israel. Kini jalur Gaza di kepung dari tiga jalur. Mulai dari jalur darat dengan tank-tank bajanya di perbatasan. Jalur udara dengan menggunakan pesawat-pesawat tempurnya. Jalur laut dengan kapal perang lautnya yang siap dengan tembakan mematikannya. Perkembangan terakhir, korban warga sipil mencapai ratusan jiwa.
Penutup
Israel telah melakukan kejahatan perang. Mereka sudah tidak melihat lagi sasaran awalnya yakni lawan. Namun sudah menyasar warga sipil yang tidak berdosa. Dunia internasional harus segera mengecam agresi militer Israel.
Organisasi internasional yakni organisasi kerjasama islam (OKI) dibentuk karena keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang dihadapi umat Islam. Tujuan OKI antara lain : mendukung perdamaian dan keamanan internasional, melindungi tempat suci islam, dan membantu perjuangan pembentukan Negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. (kompas.com/diakses Jum'at, 24-05-2021).
Endrogan Presiden Turki sudah memiliki keinginan untuk memberikan pelajaran kepada Israel atas tindakannya selama sepekan terakhir. OKI bisa bertindak lebih tegas kepada Israel. Segera melakukan aksi protes ketidaksetujuan atas agresi militer Israel di Jalur Gaza Palestina di dewan keamanan PBB. Dengan tekanan dunia internasional terhadap Israel. Semoga bisa membuat jera Israel dan pergi meninggalkan jalur Gaza untuk selama-lamanya.
Mojokerto, 14-05-2021 Â Â Â
Salam,
Eki Tirtana Zamzani    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H