Aku takut kalah dalam perlombaan ini Bapak. Jika aku kalah aku akan mengecewakan Ibu. Karena tidak bisa membawa nama harum sekolah. Selain itu aku juga tidak bisa membantu membayar administrasi sekolah sebagai prasyarat mengikuti ujian.
"Jangan bersedih nak, lakukanlah dengan yang terbaik. Seperti saat kamu latihan di rumah. Anggap saja lomba ini bukan suatu perlombaan. Hanya sebagai tugas gurumu di sekolah. Jika kamu menggambar dengan baik kamu akan mendapatkan nilai yang baik. Namun jika gambaranmu kurang bagus. Bisa diperbaiki lagi pada lomba berikutnya. Kita selaku orang tua pasti menyadari kalau kemampuan anaknya hanya sampai sini. Percayalah Bapak dan Ibu tidak akan memarahimu nak meskipun kamu kalah."Tutur bapak
Nasehat dari bapak akhirnya bisa meluluhkan hati Raffi untuk tidak takut kalah dalam mengikuti lomba.
Peserta lomba ada sekitar sebelas anak. Akan diambil sebanyak lima anak untuk memperebutkan juara satu sampai tiga. Karya yang masuk lima besar berasal dari 70% penialaian juri dan 30% votting dari pengunjung yang hadir.
Saat pengumuman lima besar membuat penasaran bagi semua peserta lomba. Juri menyebutkan karya peserta mulai dari peringkat bawah. Raffi menundukkan kepala sambil mendengarkan suara pengumuman dari juri. Waktu terus berjalan, tidak terasa sudah peserta terbaik ke enam. Ternyata bukan nama Raffi. Maka terlihat wajah yang sumringah dan berbahagia. Dia dengan lantang bersuara . Horee, Aku berhasil masuk lima besar teratas!
Setelah masuk babak final. Raffi ditanyai juri mengenai pesan yang ingin disampaikan dari batiknya. Akhirnya Raffi mendapat juara tiga. Dia berhak mendapatkan uang Rp.200.000,00.
Tentu hadiah uang hanya bisa bertahan mungkin hanya seminggu. Rencananya digunakan untuk biaya sekolah. Yang membuat bahagianya itu bertahan lama adalah karya Raffi telah dipatenkan oleh pemkot Mojokerto. Karya batik Raffi akan menjadi cover sampul buku tulis yang bisa di beli di koperasi sekolah.
Karena Raffi berhasil menjadi Juara cipta batik dengan keterbatasan ekonomi orang tua.  Hal ini membuat salah satu guru di sekolah Raffi ingin lebih jauh mengetahui tips untuk bisa memenangkan lomba. Gurunya adalah penulis lepas di  blog warga kompasiana.com.
"Raffi kamu tadi saat menundukkan kepala lagi berdoa kepada Allah ya agar bisa juara? tanya Pak Guru
Tidak Pak, rasanya kok tidak adil ya Pak meminta kepada Allah untuk menolongku mengalahkan orang lain. Saya hanya meminta kepada Allah, supaya saya tidak menangis kalau saya kalah. Itu saja Pak Doa saya"
Mojokerto, 4 Oktober 2019
 Salam
Eki Tirtana Zamzani