Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pedagang Asongan Mengais Rezeki di Keramaian

8 September 2019   23:06 Diperbarui: 8 September 2019   23:18 76
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu itu kami mencari sedotan untuk air mineral yang akan kami bagi ke anak-anak. Kami berinisiatif untuk membelinya di pedagang minuman. Sedotannya ada tapi tidak sesuai dengan jenis sedotan yang kita inginkan. 

Akhirnya kami mencari lagi, dan mendapatkan jenis sedotan yang kita inginkan. Penjualnya tidak mau menerima uang dari kami sebagai pengganti sedotan. Alhamdulillah

Bu Fi'ah memiliki dua anak kembar. Beliau membelikan dua anaknya balon berbentuk bebek. Jika membeli satu balon pasti anak kembaran yang satunya terlihat kasihan. Tentu hal ini adalah rezeki bagi pedagang asongan. Barang dagangannya langsung laku dua buah dari satu pembeli.

Panasnya siang itu, ada seorang penjaja buku gambar dan buku cerita. Meskipun tidak ada yang berminat, orang itu berusaha untuk menawarkan barang dagangannya. 

Tidak kenal putus asa meskipun belum juga ada masyarakat yang tertarik untuk membelinya. Saya waktu itu sempat merasa iba. Ada suatu keinginan membantu orang itu dengan membeli barang dagangannya.

Pasti dibalik kegigihan pedagang itu ada keluarga yang diperjuangkan di rumah. Keuntungan dari berdagang bisa digunakan untuh menambah asap yang mengepul di dapur. Biaya sekolah anak-anak, ataupun untuk kebutuhan bapak tadi hanya sekadar meminum kopi disela-sela mengais rezeki.

Sempat terbelesit ingin membeli buku tadi. Namun saya mengurungkan niat itu karena saat mau menuju ke saya. Pedagang itu tidak menjumpai saya. Beliau tidak menawarkan barang ke saya. Waktu itu saya juga tidak sebegitu membutuhkan bukunya. Akhirnya saya melepaskan peluang untuk berbuat baik kepada pedagang buku tadi.

Dalam hati, saya mendo'akan agar pedagang itu menemukan pembeli yang memang membutuhkan buku yang dijualnya. Semoga saja beliau bisa bertahan hidup dari berdagang buku.

Di sela-sela melihat pawai, ada ibu yang agak renta. Beliau mengulurkan tangan ke orang-orang yang dijumpainya. Dua teman saya mungkin iba sehingga memberikan sedekah kepada ibu pengemis tadi. 

Namun saya kembali lagi tidak berkeinginan untuk berbagi kepada ibu itu. Semoga ibu tadi rezekinya sudah disiapkan oleh Allah. Caranya melalui rasa iba orang-orang yang ditemui.

Akhirnya saya memutuskan untuk membeli pentol. Lapar sekali rasanya. Saya membeli pentol Rp.5.000,00. Pentolnya kecil-kecil sehingga dapat banyak. Setelah memakannya energi dalam tubuh saya kembali terkupul. Sehingga bisa melakukan aktivitas dengan baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun