Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Hampir Tertipu Jual-Beli Online

4 Juni 2019   00:09 Diperbarui: 4 Juni 2019   08:43 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://podoluhur.blogspot.com

Bulan puasa menjadi bulan yang ditunggu-tunggu bagi umat muslim. Selain itu pengusaha sandal juga menantikan bisnis tahunan saat mendekati lebaran tiba. Saat lebaran kebutuhan sandal-sandal baru di masyarakat akan meningkat. Para pengusaha akan meningkatkan produksi sandalnya. Setelah sandal selesai diproduksi biasanya akan dipasarkan ke toko sandal di pusat perbelanjaan, dijual dengan mobil dipinggir-pinggir jalan, dan penjualan secara online.

Pak Rofik seorang pengusaha sandal yang tekun. Dia biasanya meminjam modal usaha terlebih dahulu dari koperasi. Uang yang telah didapatkan langsung dibelanjakan berupa bahan baku pembuatan sandal. Seperti : spons, sol (alas sandal), kap (penutup sandal), dan lem. Peralatan untuk membuat sandal mulai dari pangot (pemotong spons), mesin jahit, mesin penghalus, dan penjepit sandal.

Pak Rofiq memiliki lima tukang. Tukang sol tugasnya adalah perekatan bagian bawah sol dengan spons pada tingkatan atasnya. Sebelum proses perekatan, tukang sol mengemal spons dengan ukuran dari berbagai kaki konsumen. Kemudian dipotong sesuai dengan mal-nya. Tips agar lem sandalnya bisa hemat. Tukang sol biasanya menambah premium ke kaleng lem. Kemudian diaduk-aduk sampai kedua bahan merata. Lem bisa digunakan untuk merekatkan spons-spons.

Tukang kap tugasnya adalah menjahit bagian penutup sandal. Pekerjaanya mulai dari mengemal kap sesuai ukuran kaki, melapisi kap dengan kain lalu perekatnya menggunakan latek,terakhir menjahit kap sandal dengan corak yang menarik jika lem latek sudah kering. 

Tukang penjepit tugasnya memasukkan sandal yang telah disatukan sol, alas, dan kap dengan perekat ke suatu alat penjepit sandal. Tujuannya adalah agar lemnya bisa merekat dengan kuat.  

Tukang penghalus sandal tugasnya adalah merapikan bagian sandal yang tidak rata. Caranya sandal digesekkan ke alat bernama dinamo yang atasnya diberi kertas gosok. Sehingga mesin penghalus membuat bagian sandal akan halus.  

Pengepakan sandal biasanya dilakukan oleh semua tukang. Pengepakan biasanya tiap kodi (sekodi berisi dua puluh pasang sandal). Saat pemasaran Pak Rofiq biasanya ditemani bagian pemasaran bernama Kandar untuk menjual sandalnya. Usaha ini bisa berjalan lancar karena kualitas sandalnya yang kuat dan modelnya bagus. Sehingga banyak konsumen yang puas dengan hasil produsi usaha sandal Pak Rofiq.

Usaha sandal Pak Rofiq yang mulai menghasilkan dan menjanjikan keuntungan. Hal ini yang membuat tetangganya ingin mencoba peruntungan menjadi pengusaha sandal. Namanya adalah Pak Tono yang mencoba membuat usaha sandal tandingan. Dia mulai mengamati proses produksi sandal Pak Rofiq. Caranya beliau tanya-tanya ke tukang yang bekerja di usaha sandal milik Pak Rofiq. 

Seperti yang diketahui semua orang, Kualitas sandal usaha Pak Rofiq itu kuat dan modelnya bagus. Pak Tono ingin membuat sandal yang sejenis tapi dengan harga yang lebih murah. Caranya kualitas lem (perekat) - nya di bawah dari lem yang digunakan Pak Rofiq. Sehingga jika sandal Pak Rofiq bisa bertahan selama setahun saat dipakai konsumen. Sedangkan sandal buatan usaha Pak Tono hanya mampu bertahan selama empat bulan. Memang benar kata pepatah harga suatu barang itu pasti akan membawa kualitas.

Lebaran tinggal menunggu seminggu lagi. Banyak pemudik yang berlalu-lalang di jalan. Kebetulan rumah Pak Rofik dan Pak Tono hanya berjarak tiga rumah saja. Produksi sandal keduannya dijual di depan rumah masing-masing. Ada suatu etalase peletakkan berbagai jenis sandal. Harga sandal Pak Rofiq dijual Rp.30.000,00 per pasang. Sementara harga sandal Pak Tono Rp.25.000,00 per pasang.

Tahun lalu sandal Pak Rofiq selalu laku keras. Kini karena ada persaingan dari usaha pak Tono dengan harga yang lebih murah. Sehingga usaha sandal Pak Rofik mulai turun peminatnya. Usaha yang dilakukan Pak Rofiq melalui modal yang dipinjamkan dari koperasi. Sehingga setiap bulannya harus membayar cicilan pinjaman yang berbunga. Jika sandalnya tidak laku maka otomatis Pak Rofiq tidak bisa membayar cicilan ke koperasi. Selain itu pembayaran gaji ke tukang-tukangnya tiap minggu harus tertunda untuk sementara waktu.

Kondisi seperti ini yang membuat Pak Rofiq tidak bisa tidur. Karena beliau memikirkan kelangsungan usahanya dan juga gaji tukangnya. Semakin dekat dengan lebaran semakin banyak apa yang ada di pikiran Pak Rofiq.  Beliau punya kewajiban memberi tunjangan hari raya (THR) kepada tukang-tukangnya. Pak Rofiq membutuhkan suatu solusi agar sandalnya bisa segera laku di pasaran.

Pak Rofiq yang merupakan generasi tahun 70-an tentu belum begitu mengenal internet. Anaknya yang duduk dikelas tiga SMA lebih tahu tentang pemasaran secara online. Saat belajar di sekolah, anaknya sudah mempelajari pemasaran barang secara online lewat internet. Nama anaknya adalah Dodi. Dodi memiliki akun media sosial seperti facebook, twitter, dan instagram. Dia kemudian membuatkan ayahnya akun media sosial usaha sandal. Sehingga produksi sandal yang telah jadi bisa langsung di foto kemudian dipasarkan melalui media sosial.

Pemasaran lewat online ini pun membuahkan hasil. Mulai ada pemesanan barang. Jika yang memesan didalam kota maka bisa langsung diantarkan sendiri oleh Pak Rofiq atau Kandar. Namun jika pemesannya itu berasal dari luar kota biasanya melalui jasa paket pengiriman barang. Pembayarannya melalui transfer ke rekening bank Pak Rofiq. Sehingga Pak Rofiq hanya mengandalkan kepercayaan kepada konsumen.

Pak Rofiq perhitungannya tajam dan tidak mau usahanya rugi. Caranya yakni beliau tidak mau mengirim barang jika belum ada uang transferan dari pembeli. Pembelinya ada yang berasal dari Solo namanya Pak Robi. Pak Robi pesanan awalnya lima kodi sandal (seratus pasang). Harganya yakni Rp3.000.000,00. Pada awalnya pembayaran Pak Robi lancar. Alamat kantornya juga tertera jelas. Sehingga Pak Rofiq pun menaruh kepercayaan kepada Pak Robi.

Pada pemesanan berikutnya, Pak Robi memesan sandal sebanyak sepuluh kodi. Namun pembayarannya dengan cara diangsur. Pembayaran pertama yakni tiga kodi. Rencana pembayaran akan diangsur sebanyak tiga kali. Alasan pengangsuran pembayaran Pak Robi yakni menunggu barang itu laku terlebih dulu. Kemudian baru melakukan sisa transfernya ke Pak Rofik. 

Pak Rofiq lalu menuruti kemauan Pak Robi karena sudah mempercayai pembelinya. Namun kepercayaan yang telah di berikan Pak Rofik kepada Pak Robi disia-siakan. Sudah hampir tiga hari tidak dibayar-bayar sisanya. Hari raya Idul Fitri juga semakin dekat. Hal ini yang membuat Pak Rofiq semakin was-was karena takut tidak bisa memberikan THR kepada tukang-tukangnya.

Pak Rofiq pun panik. Beliau menghubungi berkali-kali nomor Pak Robi tetapi tidak ada jawaban. Telponnya masuk tapi pak Robi tidak mau menjawab. Pak Rofiq pun merasa tertipu. Sehingga beliau mencari cara jika memang Pak Robi tidak ada uang untuk menransfer sisa pembayarannya. Pak Robi boleh mengembalikan sisa barang melalui jasa paket. Hal itu sudah diutarakan Pak Rofiq secara baik-baik melalui sms. Namun hal ini juga tidak membawakan hasil yang berarti. Pak Robi tidak menjawab dan hanya bisa diam seribu bahasa. 

Pak Rofiq lalu mencari jawaban untuk permasalahan yang dihadapinya ke situs pencari google. Ternyata pernah ada suatu kakus yang dialami oleh orang lain seperti kasus Pak Rofiq. Konsultasi itu di-publish di situs www.hukumonline.com. Menurut situs tersebut sebaiknya Pak Rofiq menyelesaikan permasalahan jual-beli online secara kekeluargaan dengan Pak Robi. Namun jika tidak menemui suatu kesepakatan dengan konsumen. Langkah berikutnya Pak Rofiq bisa menggugat secara perdata dan/atau dilaporkan ke pihak kepolisian untuk diproses secara pidana. Langkah terakhir yang bisa dilakukan Pak Rofiq adalah mengadukan melalui laman aduan konten dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Semua laporan yang masuk dan memenuhi syarat akan ditindak lanjuti.

Pak Rofiq memilih langkah yang terakhir. Pak Robi diadukan ke KemenKominfo dengan kasus penipuan jual-beli online. Akhirnya permasalahan ini bisa terselesaikan. Karena Pak Robi takut dengan tuntutan hukum jual-beli secara online dan bisa mendekam di penjara jika kalah di pengadilan. Dia berdamai dengan Pak Rofik dan menransfer sisa pembayaran sesuai dengan kesepakatan diawal.

Setelah pembayaran dari Pak Robi bisa dicairkan di bank. Pak Rofiq pun segera memberikan THR kepada tukang-tukangnya sebelum lebaran tiba. Pak Rofiq kini bisa tertidur dengan pulas. Karena beliau merasa bahagia bisa melihat tukang-tukangnya berlebaran dengan baju baru dan sandal baru bersama keluarga masing-masing dari uang THR yang telah dibagikan.    

Mojokerto, 4-06-2019

Salam,

Eki Tirtana Zamzani

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun