Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengguritanya Bisnis Sinar Mas Group Berkat "Tangan Dingin" Pak Eka Tjipta Widjaja

30 Januari 2019   02:25 Diperbarui: 30 Januari 2019   07:30 590
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.sinarmas.com

Orang Indonesia ada yang sukses dalam berbisnis dan menjadi milyarder. Jika kekayaan itu berasal dari harta warisan peninggalan orang tua tentu tidak ada yang bisa dibanggakan. Namun jika kekayaan yang diperoleh dimulai dari nol sampai menjadi orang yang sukses dari segi finansial. Maka hal tersebut patut untuk diacungi jempol dan bisa menjadi contoh bagi kita semua.

Pada minggu-minggu ini kita mendengar kabar mengenai meninggalnya Sang pendiri Sinar Mas Group, Eka Tcipta Widjaja pada usia 98 tahun. Menurut majalah Forbes, beliau menempati urutan orang terkaya ke-3 di Indonesia. Kekayaan berdasarkan Forbes adalah US$ 8,6 miliar atau setara Rp124,7 triliun dengan mengacu kurs Rp 14.500 per dolar As. (detikfinance, 27-01-2019)

Menurut artikel yang ditulis oleh Pak Dahlan Iskan di situs www.disway.id. Bos sinar Mas Group ini memulai karirnya dari bawah. Beliau sudah belajar berbisnis dengan cara berdagang sejak dibangku SD. Jika pemikiran banyak orang bekerja untuk bisa biaya sekolah. 

Namun berbeda dengan pemikiran Pak Eka, dia meninggalkan bangku sekolah formal untuk berdagang. Dia ingin bekerja walaupun tidak menamatkan sekolah untuk jenjang SMP dan SMA. Sebagai penggantinya ketika malam tiba beliau memanggil guru les untuk mengajarinya ilmu pengetahuan.

Tahukah pembaca kalau Pak Eka sudah memiliki jiwa pebisnis dimulai dari sejak kecil. Usaha yang pertama kali dicoba adalah berjualan biskuit. Caranya yaitu dengan menjaminkan ijazahnya sewaktu SD dengan empat kaleng biskuit pada grosir toko Ming Heng. Singkat cerita usaha berjualan biskuit kaleng yang dijalani selama empat tahun mendapatkan keuntungan sebesar 2500 gulden. 

Keuntungan yang didapat sebagian digunakan untuk merenovasi rumah yang dindingnya masih berupa anyaman bambu dan atapnya dari rumput. Hasil renovasi membuat rumhnya menjadi berdinding kayu dan atapnya berupa seng.

Pada tahun 1941 menjadi sejarah kelam bagi Pak Eka. Beliau mengalami kebangkrutan usaha yang pertama. Arisan tender yang di ikuti dibawa kabur oleh pemenang tender. Kegagalan pertama ini tidak membuatnya berputus asa untuk gantung sepatu menjadi pengusaha. 

Beliau mencoba peruntungan lagi untuk berbisnis rongsokan. Rongsokan itu berasal dari buangan barang-barang bekas dari truk tentara. Tetapi dia tidak langsung terjun ke usaha rongsokan.

Pada mulanya beliau mendirikan warung untuk berjualan minuman di area pembuangan rongsokan. Saat tentara mengalami kelelahan dari mengangkat barang-barang bekas. Biasanya yang pertama kali dicari adalah air minum. 

Tentu hal ini sebagai peluang bisnis yang menggiurkan dan menguntungkan. Tidak puas hanya berjualan minuman, beliau mencoba peruntungan untuk menjual makanan ayam rebus. Beliau meminta bantu ibunya untuk memasakkan ayam rebus. Ternyata ayam rebus yang dijual kurang laku. 

Sebagai pengusaha beliau bersedia untuk mengorbankan beberapa dagangannya untuk memperoleh hasil yang lebih. Pengorbanan ini bisa kita sebut pancingan untuk mendapatkan ikan atau hasil yang lebih besar. 

Beliau memberanikan diri untuk memberikan tester kepada komandan tentara Jepang. Komandan itu pun menyukai ayam rebus tersebut. Sehingga anak-anak buahnya diberitahu tentang kelezatan ayam rebus yang di jual oleh Pak Eka. Hal ini membuat ayam rebus Pak Eka laku keras yang dibeli oleh tentara Jepang.

Jualan minuman dan ayam rebus memang diniatkan untuk mengumpulkan modal. Modal tersebut akan digunakan untuk berbisnis rongsokan. Caranya rongsokan-rongsokan itu dimuatkan di kendaraan. Kemudia dibawa pulang ke rumah beliau. 

Dari bisnis rongsokan itu, Pak Eka bisa menabung Rp20.000. Waktu itu harga sebuah rumah tembok Rp1000. Stock rongsokannya pun habis. Artinya beliau harus meninggalkan usaha rongsokan tersebut.

Beliau mencoba peruntungan lagi untuk berbisnis minyak goreng. Beliau tahu tempat produsen penghasil minyak goreng dengan harga miring. Namun harapan untuk mendapatkan keuntungan dari berjualan minyak goreng sirna sudah. Mimpi untuk mendapatkan keuntungan hanya sebatas angan-angan. Hal ini karena adanya kebijakan pemerintah Jepang di Makasar waktu itu. Penjuan minyak goreng telah dimonopoli oleh Pemerintah Jepang. Pihak swasta tidak boleh berjualan minyak goreng dimasyarakat. Inilah kegagalan bisnis Pak Eka yang kedua kali.

Usaha yang dijalani Pak Eka berikutnya adalah membuat pabrik roti. Saat itu masyarakat kesulitan untuk mendapatkan asupan roti. Padahal waktu itu roti menjadi makanan yang paling digemari oleh masyarakat. 

Masalahnya saat itu adalah keterbatasan bahan baku pembuatan roti yaitu gula. Satu orang hanya boleh antre untuk membeli 1 kg gula. Sehingga solusinya beliau mencari pengantre bayaran. Usaha ini pun membuahkan keuntungan. Beliau berhasil membeli mobil seharga Rp70.000,00.

Saat terjadi perang kemerdekaan, Pak Eka kembali bangkrut. Masalahnya beliau memiliki hutang kepada rekan bisnisnya. Dalam prinsip beliau yang selalu menjaga kepercayaan orang lain kepada diri beliau. Maka beliau menjual mobilnya untuk bisa melunasi hutang-hutangnya.

Betul kata pribahasa, "Mudah mencari teman saat kita senang dan berada di puncak, tetapi saat kita mengalami kesusahan karena karena roda tidak selalu diatas satu persatu teman yang dulu setia kini mulai berpaling dari kita". 

Tampaknya hal itulah yang dirasakan oleh Pak Eka saat mengalami kebangkrutan yang keempat kali. Beliau mulai tidak dihargai oleh tetangga-tetangganya karena jatuh miskin. Beliau kemudian meninggalkan Makassar untuk menenangkan diri di daerah pegunungan. Beliau menghabiskan waktunya untuk menambah penggetahuan dengan cara membaca buku yang bermanfaat.

Pada tahun 1950 ada pemberontakan Andi Aziz di Makassar. Tentara nasional Indonesia pun datang berduyung-duyung untuk mengamankan pemberontakan tersebut. Jumlah tentara yang banyak pasti membutuhkan logistik. Seperti pakaian, minuman, dan makanan. 

Namun orang-orang disekitar situ tidak berani untuk berdagang di area situ. Takutnya tentara nanti mengambil barangnya dulu baru bayar setelahnya. Yang ditakutkan pedagang adalah tidak balik modal atau malah rugi karena tidak dibayar.

Pemikiran Pak Eka berbeda, dalam benaknya tentara adalah pegawai negara. Pasti akan mendapatkan gaji yang tetap pada setiap bulannya. Negara pasti mudah dalam mencetak uang. Sehingga Pak Eka tidak perlu khawatir untuk berdagang kebutuhan logis tentara di Makassar. Usaha pemasokan barang-barang logistik tentara mendapatkan keuntungan yang banyak. Sehingga Pak Eka berhasil melunasi hutang-hutangnya lagi.

Setelah itu Pak Eka berbisnis penjualan kopra. Beliau menyawa kapal carteran dari Jakarta. Saat itu beliau mengirim ke Manado. Na'asnya saat tiba di tempat lokasi ada pemberontakan permesta. Terjadilah peperangan, sehingga kopra sebanyak tiga ton ditinggal di tempat. Beliau menyelamatkan diri dengan kapal yang disewa menuju kota Surabaya.

Di Surabaya beliau ditampung temannya. Modal hanya kepercayaan yang selalu dijaga dengan baik. Sehingga teman tersebut mempercayai kejujurannya. Jiwa berwirausahaanya tidak pernah padam. Beliau kemudian mencoba usaha penjualan minyak kelapa dengan mendirikan pabrik. Hasil produksinya lalu dijual di luar pulau jawa dan selalu habis. Sehingga bisnis minyak kelapa di Surabaya ini mengalami kejayaan.

Pada krisis moneter tahun 1997 bisnis usaha sinar mas group "Pak Eka" mengalami kebangkrutan kembali. Saat itu hutang sinar mas mencapai Rp 110 triliun kepada lebih 60 bank yang berada di 40 negara. Sehingga yang menagih pun mengalami kesulitan. Hutang itu akhirnya dibekukan. Hal inilah yang membuat sinar mas kembali jaya.

Pak Eka Tcipta kini kita kenal sebagai pendiri Sinar Mas Group. Apabila kita ibaratkan sebagai gurita maka kepala guritanya adalam sinar mas group sementara untuk kaki-kaki atau lengan-lengannya adalah bisnis-bisnis usaha yang dinaunginya.

Ada jasa keuangan seperti Sinar Mas Multiartha Tbk, jasa telekomunikasi yakni PT Smartfren Telecom Tbk, Sinar Mas Land untuk pengembangan properti, pabrik kertas atau buku tulis yaitu PT Tcijwi Kimia Tbk, agribisnis dan makanan yaitu Golden Agri-Resources Ltd, dan Energi serta infrastruktur dikelola oleh PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (id.m.wikipedia.org/wiki/sinar_mas)

Selamat Tingga Pak Eka Tcipta Widjaja kegigihanmu dalam berwirausaha akan selalu dikenang oleh generasi muda bangsa Indonesia.

Mojokerto, 30-01-2019

Salam

Eki Tirtana Zamzani      

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun