"Kita seragamkan bentuk penjelasan ke anak-anak dengan informasi diatas. Karena logikanya, mereka pasti nervous.
 Jangankan mereka, nggak usah munafik. Saya sendiri saja ketika di shooting dan di publish ke YouTube juga akan grogi." ujarnya
Maka pinter-lah kita untuk nego mereka supaya mau dan bersemangat shooting, tetapi dengan catatan jangan soal-soal yang berkapasitas biasa. Kasih yang berkapasitas sulit. Sehingga kita ini udah sulit nego mereka, jangan sampai penontonnya berpendapat "ealah, aku juga bisa atau aku sudah tahu". Kita sekalian. Serang nilai manfaat untuk anaknya, orang tuanya, masyarakatnya.
 Total sekalian untuk tebar nilai manfaat. Kalau bukan kita siapa lagi yang memikirkan anak-anak pelosok yang sulit belajar. Lah dengan pendekatan ilmiah dari pembuatan videonya anak-anak yang menarik.Â
Semoga menginspirasi khalayak umum untuk lebih bersemangat belajar. Kita balas budi ke Indonesia hanya dengan cara ini yang bisa kita lakukan". Tutur mr Arwisa.
Berikut ini adalah tanggapan mr Arwisa setelah menerima jawaban dari tutor-tutor di HTC di group whats app.
"Pendapat dari miss tya, lakukan pendekatan melalui negosiasi ke anak dengan info yang saya kasih contoh tadi. Jika belum berhasil dan menemui kesulitan. Saya diinfo, kita lakukan evaluasi lagi" terang mr arwisa.
"Pendapat dari Mr mail. Sementara waktu kita pakai solusi yang sama dengan miss tya". terang mr arwisa.
"Pendapat dari miss sari, bagi anak-anak yang kelihatannya keberatan untuk di shoot semua badan. Ya sudah, tidak apa-apa tanganya saja yang di shoot. Karena memang program ini dari awal saya sudah berencana pakai camtasia (aplikasi perekam presentasi dengan power point). Itu semata-mata tujuan saya menghindari kendala anak tidak mau shooting dengan beralasan macam-macam karena grogi dan malu. Tapi di lapangan, jenengan (kamu) semua berhasil menego mereka, sehingga mereka siap untuk shooting seluruh badan. Itu sudah bagus sekali. Tapi ya itu, sulitnya dinegosiasi supaya anknya semangat." terang mr arwisa.
"Pendapat dari Mr Didit, analisa yang bagus. Perlu kita sop (standard operation procedure) kan mas didit. Secara tekhnis bagaimana. Sehingga waktu bisa diputar. Jadi anak- anak bisa jalan semua. Jadi tidak harus lolos POS 1 dahulu. Tetapi harus di sop kan ini. Supaya tidak terjadi salah paham di saat operasional berjalan" terang mr arwisa.
"Pendapat dari miss Elok. Kecil kemungkinan bagi kita untuk berharap mereka prepare (persiapan) dirumah.Â