"Kalau menurut saya karena tidak siap sehingga beraneka ragam alasan untuk tidak shooting. Tetapi mereka mau prepare (persiapan). Hanya saja waktu take shoot (mengambil video) ada saja alasannya. Tetapi ketika saya bilang tidak di shootbody-nya hanya papan dan tangan itu ada perubahan. Contohnya fajar kelas tujuh.Â
Kalau yang berani dengan kamera ya setengah keberatan dengan tidak di shoot body-nya. Tetapi mereka akhirnya mau juga. Dan ending-nya dari jam selalu semangat lagi untuk persiapan selanjutnya" tutur Miss Sari selaku tutor IPA.
"Kalau menurut saya semangatnya anak anak lebih bagus dari pada program shooting sebelumnya walaupun ada juga yang hanya menggugurkan kewajiban datang les. Tapi karena penumpukan siswa jadi waktunya sangat banyak termakan sehingga ada yang tidak mendapatkan kesempatan  untuk shooting walaupun sudah di siasati dengan nomor terakhir shooting hafalan dahulu mr" tutur Mr didit selaku tutor bahasa inggris.
"Kalau di pos dua mr, menurut saya anak-anak terlalu meremehkan, karena yang di buat rekaman itu surat- surat pendek, jadi meskipun mereka sudah tahu apa yang akan di shoot nanti, mereka tidak mempersiapakan dari rumah, pikirnya mereka pasti untuk shoot hafalan pasti tidak lama soalnya suratnya pendek- pendek.
Tapi eksekusinya karena shoot buat hafalan itu tidak seperti show jadi harus khidmat akibatnya mereka sadar kamera terus grogi terus salah tingkah terus hafalannya semrawut jadi tidak selesai- selesai" tutur miss Elok selaku tutor mengaji Alquran.
"Kendala anak-anak yang tidak maju untuk shooting adalah saat giliran mereka tampil belum siap dengan materi yang akan disampaikan. Misalkan kalau mereka persiapan belajar dulu di rumah.Â
Dengan cara soalnya di tentukan dulu oleh tutornya lewat informasi di Whatss App bagaimana mr? Jadi saat mereka akan tampil. Mereka bisa langsung maju sehingga waktu tidak habis untuk persiapan shooting" tutur Mr eki selaku tutor matematika.
"Berarti ini kesimpulannya program tetap dijalankan. Karena sebagian besar berpendapat bahwa anak nya engage/bersemangat dengan  program ini.Â
Hal ini yang dicari dari setiap program kegiatan belajar mengajar. Namun kendalanya pada sistem ini berarti yang harus dirubah". Terang mr Arwisa.
"Jika terlalu banyak alasan dari siswanya. Memang disitulah tugas kita untuk membelokkan dan mengarahkan atau membujuk mereka untuk bersemangat menuju ke shooting. Dasar hukumnya apa? Supaya mereka mau bersemangat?Â
The power of sharing (kekuatan berbagi). Â Semakin banyak ilmu yang diamalkan, maka semakin bnyak pula rejeki ilmu yang didapatkan. Jadi jika penontonnya termotivasi, terinspirasi atau dari tidak paham, dengan menonton videonya anak-anak penonton jadi paham. Inilah amal ilmu yang istimewa" ujarnya