Kebiasaan Jono saat membersihkan kantor adalah sambil mendengarkan musyik-musyik nasyid atau shalawat. Suara musik yang merdu dan menentramkan hati bisa membuatnya lebih bersemangat dalam bekerja. Hari ini dia membersihkan ruangan staf. Tempat duduk, almari bawah, dan lekukan-lekukan diperiksanya satu persatu.
Dia menemukan selembar uang seratus ribu dilekukan dibawah meja yang tertutup oleh tumpukan kertas yang berantakan. Kejujuranya telah diuji oleh Allah SWT pada saat itu. "Apakah harus mengambil uang tersebut atau malah mengembalikan kepada pemiliknya?" Ucapan yang ada dalam benaknya.
Sisi kiri Jono berfikir seperti ini, "Jika saya ingin mengambil uang itu tidak ada resiko karena uang itu tidak diketahui oleh pemiliknya kalau terjatuh. Pemiliknya juga tidak bertanya kepada saya kalau uangnya telah hilang. Namun sisi kanan jono berfikiran yang berbeda dengan sisi kiri, "Saat saya mengambil uang yang bukan menjadi milik saya namanya adalah mencuri. Perbuatan mengambil hak orang lain yang begitu dibenci Allah SWT. Rugi dengan resiko dosa yang akan saya tanggung. Selain itu saya pasti malu sekali  jika suatu saat ketahuan oleh pemiliknya"
Akhirnya uang itu diserahkan kepada yang punya. Sehingga penilaian staf kepercayaan pimpinan, Jono adalah pekerja yang jujur dan tidak mau memakan sesuatu yang bukan menjadi miliknya..
Suatu hari staf-staf kebingungan mencari SKT (sertifikat ketrampilan kerja) yang hilang. Jono menjadi serangan pertanyaan yang bertubi-tubi oleh para staf yang ada di situ.
"Jono apa kamu menemukan SKT pekerja teknik listrik cabang kantor Blitar?"
"Tidak e bu, ya habis ini saya tak bersih-bersih lagi sambil mencarinya"
Saat bersih-bersih dia biasanya mengumpulkan sisa-sisa tumpukan kertas yang tidak digunakan lagi. Kebetulan disitu ada surat berharga yang terselip di stofmap yang agak kusam. Ternyata itulah SKT penting yang akan digunakan oleh kantor cabang di kota Blitar sebagai syarat pelelangan proyek.
"Besok pelelangan itu akan dilakukan. Jika harus mengirim melalui jasa paket hari ini yang saya takutkan adalah tidak sampai tujuan dengan tepat waktu. Jadi jalan satu-satunya Jono harus ke Blitar" tutur staf kepercayaan pimpinan.
Jono pun berangkat berbekal alamat yang telah dituliskan oleh staf tersebut. Sepeda motornya lalu diparkir di terminal purbaya Surabaya. Setelah itu dia naik bus menuju kota Malang. Dari Malang dia ganti bus jurusan Blitar. Dalam perjalananya dia tidak tidur. Takutnya jika tertidur dia akan tersesat dan tidak tahu arah yang akan dituju. Malam ini adalah pengalaman pertamanya pergi ke kota Blitar.
Sekitar jam setengah dua belas malam dia sudah sampai. Dia langsung menghubungi staf yang ada di kantor cabang Blitar. Dia lalu dijemput staf tersebut pakai sepeda motor. Karena hari sudah malam. Dia pun disuruh oleh staf itu untuk bermalam dikantor cabang Blitar.