Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pesan Khutbah KH Akhmad Jazuli, "Jangan Berlebihan Mencintai Dunia"

22 Agustus 2018   08:09 Diperbarui: 22 Agustus 2018   17:55 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertama, sebelum ayah menyembelihku. Asah terlebih dahulu pisaunya agar tajam. Sehingga nanti saat proses penyembelihan terhadapku bisa berjalan dengan lancar. 

Kedua, tutup wajahku dengan kain. Tujuanya adalah agar ayah tidak bisa melihat wajahku. Jika wajahku tidak ditutupi sehelai kain nanti perasaan iba bisa muncul  terhadapku. Sehingga hal tersebut bisa menyebabkan ayah tidak tega untuk menyembelihku. Prosesi berkurban bisa mengalami kegagalan. 

Ketiga, pakaian yang aku kenakan nanti pada saat proses penyembelihan tunjukkanlah kepada ibu. Tujuanya adalah sebagai kenang-kenangan dariku selama aku masih hidup.

Ketiga persyaratan tersebut dipenuhi oleh Nabi Ibrahim As. Setelah itu beliau menyembelih putranya Nabi Ismail As dengan menghunuskan sebilah pisau yang tajam kearah lehernya. Namun keanehan terjadi saat itu. Leher Nabi Ismail As tidak berdarah sama sekali. Pisaunya tidak mampu melukai leher Nabi Ismail As. Nabi Ibrahim As lalu membelah batu yang ada di sekitar situ dengan pisau tajam tersebut. Batu pun terbelah menjadi dua. Hal ini membuktikan bahwa pisau yang digunakan untuk menyembelih Nabi Ismail As memang benar-benar tajam.

Dengan kelebihanya sebagai utusan Allah SWT yang ada dibumi. Nabi Ibrahim As lalu bertanya kepada pisau. "Hai pisau kenapa engkau tidak mampu mengiris leher putraku?" Kemudian pisau itu menjawab, "Saya sudah diperintahkan oleh Allah SWT untuk tidak melukai leher Nabi Ismail As"  Kisah ini terdapat dalam suatu kitab menurut penjelasan dari K.H Akhmad Jazuli.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi
Allah SWT lalu mengganti Nabi Ismail As dengan domba gibas yang gemuk. Kejadian ini lalu disaksikan oleh ribuan malaikat yang ada di atas langit. Dahulu malaikat menolak kehadiran manusia sebagi khalifah (penghuni) dibumi. Karena yang ditakutkan oleh malaikat adalah akan banyak terjadi pertumpahan darah dimana-mana. Karena manusia itu memiliki nafsu yang berbeda dengan malaikat. Nafsu tersebut bisa menyebabkan permusuhan dan pertengkaran diantara mereka. Sehingga hal ini bisa menyebabkan kematian manusia. Jika mereka tidak ada yang mau mengalah saat ada permasalahan. 

Namun dengan kejadian yang di alami oleh Nabi Ibrahim As dan putranya Nabi Ismail As pada tanggal 10 Dzulhijah. Beliau berdua begitu patuh dan taat terhadap perintah Allah SWT.  Nabi Ibrahim As bersedia melaksanakan perintah berkorban terhadap anak yang sangat disayangi. Begitu pula Nabi Ismail As yang bersedia untuk dikorbankan yang taruhannya adalah kehilangan nyawanya sendiri.

Maka malaikat yang ada dilangit pun bertakbir, "Allahuakbar 3x" artinya Allah Maha Besar. Kemudian Nabi Ibrahim As menyahutnya, "Laa ilaa haa illalaah huallah huakbar". Artinya tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Maha Besar. Kemudian Nabi Ismail As menyahutnya, "Allahuakbar walillah hilkham" yang artinya Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah. Kalimat takbir tersebut yang biasanya dikumandangkan oleh umat muslim diseluruh dunia saat hari raya Idul Fitri dan Idul Adha telah tiba.

Sementara di kota suci Makkah, jamaah haji akan mengucapkan "Labbaika Allahumma labbaika. Labbaika la syarika laka labbaika. Innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka. "  Maksud yang diucapkan oleh jamaah haji adalah sebagai berikut, "Ya Allah, aku datang karena panggilanMu. Tiada sekutu bagiMu. Segala ni’mat dan puji adalah kepunyanMu dan kekuasaanMu. Tiada sekutu bagiMu.(http://ceritamamah.blogspot.com, 29-10-2007)  

Menurut K.H Akhmad Jazuli, pesan dari berkurban yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim As kepada putranya adalah kita tidak boleh mencintai secara berlebihan terhadap segala sesuatu yang ada di dunia ini seperti : kedudukan, harta, dan anak. Karena semua itu hanyalah titipan dari Allah SWT kepada kita. Suatu saat nanti, titipan tersebut pasti akan diambil-Nya kembali. 

Kesimpulan yang bisa saya petik dalam khutbah beliau hari ini adalah kita harus bisa berusaha untuk melebihi cinta kita kepada  Allah SWT dari segala sesuatu yang ada di dunia ini. Amin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun