Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ghozali Suhariyanto Hadi, Alumnus ITB dengan Karyanya di Bidang Robotics

1 Agustus 2018   01:09 Diperbarui: 5 Agustus 2018   20:15 2650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: facebook.com/ghozali.hadi

Prestasi tim Olimpiade matematika Indonesia yang berhasil meraih medali emas di ajang bergengsi international mathemathic olympiade (IMO) di Rumania begitu membanggakan. Saya jadi teringat dengan sosok teman yang berprestasi sewaktu masih SMA dahulu. Namanya adalah Ghozali Suhariyanto Hadi. Dia sering mengikuti berbagai jenis perlombaan dan bisa memenangkannya. Khususnya adalah pada bidang olimpiade matematika. 

Dia lahir pada tanggal tujuh Juli tahun 1991. Penampilanya sederhana dan tidak berlebihan. Ketika sekolah dahulu, dia biasanya berangkat ke sekolah dengan mengayuh sepeda. Mungkin alasanya adalah karena rumahnya begitu dekat dengan sekolah. Sehingga dia tidak perlu menggunakan sepeda motor. Sepeda kayuh bisa lebih ramah lingkungan karena tidak mencemarinya dengan asap kendaraan bermotor.

Ayahnya bekerja sebagai staf tata usaha di SMA negeri 2 Kota Mojokerto. Ayahnya meninggal dunia sejak dia duduk dikelas satu SMA. Sehingga ibunya yang menjadi tulang punggung keluarga. Beliau merawatnya sampai bisa menyelesaikan sekolah di jenjang SMA. Setelah itu beliau menguliahkannya di Institut Teknologi Bandung (ITB).

Beberapa prestasi berhasil diraihnya saat SMA. Pertama, peraih peringkat satu olimpiade matematika tingkat sekolah pada tahun 2008. Kedua, peraih peringkat kedua olimpiade matematika tingkat kota Mojokerto pada tahun 2008. Ketiga, peraih nilai tertinggi hasil Ujian Nasional (UN) tahun 2009 pada jurusan IPA di tingkat sekolah. 

Berkat prestasinya mendapatkan peringkat tiga besar olimpiade matematika ditingkat Kotamadya. Dia berhasil menjadi perwakilan peserta olimpiade matematika di tingkat Provinsi. Namun dia kurang beruntung saat bertanding olimpiade matematika di tingkat provinsi. Sehingga dia tidak bisa mengikuti tahap selanjutnya untuk bertanding olimpiade matematika ditingkat nasional.

Prestasinya tersebut dapat diraih dengan cara rajin belajar. Dia mengikuti pelajaran tambahan di lembaga bimbingan belajar. Dia tergolong anak yang cerdas. Karena dia dibekali oleh Allah SWT dengan skor IQ yang tinggi. Sehingga tinggal pengaruh lingkungan dan orang yang ada disekelilingnya. Saat lingkungannya baik dan mendukung pasti dia bisa menjadi menjadi orang hebat. Suatu saat nanti, dia bisa menjadi orang yang memiliki pengaruh bagi negara Indonesia. 

Menurut ibunya Ghozali, dia biasanya kalau belajar itu pada saat malam hari. Karena ketika suasana malam yang hening belajar akan lebih cepat masuk ke pikiran menurutnya.

Ghozali adalah satu-satunya siswa di SMA Negeri 2 kota Mojokerto yang berhasil menembus ketatnya seleksi persaingan masuk di Institut Teknologi Bandung (ITB). Dia memilih jurusan Teknik elektro ITB.

Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Tentu, ada alasan mengapa jurusan yang dipilih bukan matematika. Pelajaran yang diandalkannya pada saat mengikuti olimpiade. Dia memilih mengambil jurusan teknik elektro. Berikut ini alasan yang dikemukakan Ghozali di blog pribadinya.  

"Passion (kegemaran) saya adalah segala sesuatu tentang listrik, robot, dan terutama tentang UAV. Mengapa? Karena saya berharap di masa depan bisa membuat banyak UAV yang sangat baik dan peralatan militer lainnya untuk Indonesia. Karena menurut saya tidak ada bangsa hebat yang tidak memiliki militer yang baik. Saya berharap Indonesia adalah salah satu dari bangsa yang besar ini." (sumber)

Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Berikuti ini prestasi- prestasi yang berhasil diraihnya saat kuliah dan setelah lulus kuliah:

Pertama, peraih posisi 2nd & 3rd Place Trinity College Fire Fighting Home Robot Contest 2012, USA.

Kedua, peraih juara satu mahasiswa berprestasi Teknik Elektro ITB tahun 2012.

Ketiga, seleksi tahap I kompetisi technopreneurship Pemuda Aeromantique tahun 2013 dengan judul UAV: Penggunaan Pesawat Tanpa Awak Untuk Videografi Dan Fotografi Udara.

Keempat, peraih juara dua nasional lomba inovasi pertanian dari Kementan tahun 2013.

Kelima, Finalis lomba cipta teknologi TNI AD 2013 dengan judul Nano Quadrator (pesawat terbang tanpa awak ukuran kurang dari 10 cm) untuk misi mata-mata jarak dekat.

Prestasi-prestasinya dibidang robotika patut kita banggakan dan apresiasi. Dia ingin membangun negara Indonesia menjadi negara yang tangguh dan disegani oleh bangsa lain. 

Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Sumber: facebook.com/ghozali.hadi
Pada gambar diatas Ghozali mengajar anak-anak di Sekolah dasar negeri Mojoroto Kabupaten Mojokerto di tahun 2014. Dia mengikuti program kelas inspirasi selama satu hari. Keinginya untuk berbagi ilmu diwujudkan dengan mengajar anak-anak SD di tempat kelahirannya Mojokerto. Dia ingin memberikan inspirasi bagi mereka semua untuk bisa sukses sesuai dengan bidangnya masing-masing. Berikut ini adalah video kelas inspirasi yang telah di bagikan oleh akun Vidi Mahatma Santoso di youtube :


Dia ingin mengkontribusikan tenaga dan pikirannya untuk menciptakan teknologi yang canggih dibidang militer. Seperti diketahui, akhirnya, ia berhasil menemukan teknologi dibidang militer. Hal ini tentunya suatu saat bisa dimanfaatkan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menjaga keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Tentu kita ingin mengetahui prinsip hidupnya. Sehingga bisa sukses dalam menutut ilmu dan menghasilkan suatu karya. 

"Saya hanya orang yang berharap untuk kehidupan yang hebat di kehidupan selanjutnya. Maksud saya adalah surga. Jadi, saya ingin menjadi hamba yang hebat untuk Tuhan saya, Allah SWT, dan saya juga ingin menjadi orang baik yang dapat membuat sesuatu bermanfaat bagi banyak orang" (sumber)

Pernyataan tersebut berasal dari tulisan yang ada diblog pribadinya. Setelah menyelesaikan kuliahnya di ITB. Dia berkarir di perusahaan yang bergerak dibidang teknologi. Dia berkeinginan untuk melanjutkan kuliah program S2 atau S3 di luar negeri. Universitas yang di impikannya adalah MIT di USA. 

"Keinginan saya agar jauh lebih banyak lagi anak-anak Indonesia yang bisa masuk universitas sekelas MIT, universitas nomor satu di dunia selama beberapa tahun berturut-turut, yang mengalahkan Harvard University, Stanford University, dll. Kampus "gila" yang melahirkan banyak entrepreneur, sehingga menduduki peringkat 11 dunia, dengan peringkat 1 sampai 10 adalah negara. Ya, MIT peringkat 11 penghasil entrepreneur bahkan ketika saingannya sekelas NEGARA"

Namun keinginanya tersebut untuk saat ini belum bisa diraihnya. Dia belum bisa mewujudkan cita-citanya untuk mengambil program pascasarjana di MIT USA. Saat ini dia berhasil mendapatkan beasiswa Direct PhD (doctorate) di NUS Singapore. Hal ini sesuai dengan statusnya di media sosial facebook.

Setelah kita menyaksikan kisah perjalanan kehidupan Ghozali. Kita bisa menyimpulkan bahwa ada cerita kehidupan yang berakhir bahagia. Suatu kisah yang sungguh menyenangkan untuk dikenang. Hal ini bisa dijadikan bonus yang diberikan oleh Tuhan kepada kita. Apabila kita bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu.

Namun sebaliknya ada pula cerita kehidupan yang berakhir dengan kesedihan atau kekecewaan. Hal tersebut bisa kita jadikan pelajaran. Suatu pengalaman adalah guru terbaik untuk bisa mengatasi permasalahan yang sama dikemudian hari. 

Ghozali juga gemar menulis di blog. Dia membuat kata-kata bijak yang ada pada blog pribadinya. Suatu cita-cita yang belum bisa diraih itu bisa dikalahkan oleh takdir Allah SWT. Menurutnya manusia itu akan menunggu takdir kematian dari Allah SWT. Manusia harus berusaha berprestasi yang terbaik saat masih diberikan kesempatan hidup di dunia.  Seperti quate berikut ini :

"Seringkali, begitulah memang hidup ini. Kita sibuk mencari dan berusaha menuju simpul yang kita inginkan, tapi ternyata Allah justru menyiapkan simpul lain yang lebih baik bagi kita. Toh, pada dasarnya yang harus kita ingat selalu bahwa kita semua akan menemui simpul yang sama, yaitu simpul kematian, yang harus selalu kita persiapkan pertemuan dengannya". (Ghozali)

Link linkedin Ghozali : klik disini  

Link publikasi-publikasi Ghozali : klik disini  

Semoga bermanfaat

Salam,

Eki Tirtana Zamzani, Pengajar Matematika di the House of Trining Centre (HTC) & Guru di MI Darul Huda kota Mojokerto

Mojokerto, 1-8-2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun