Mohon tunggu...
Eki Tirtana Zamzani
Eki Tirtana Zamzani Mohon Tunggu... Guru - Pendidik yang mengisi waktu luang dengan menulis

Guru yang mengajar di kelas diperhatikan oleh 25-30 siswa, apabila ditambahi dengan aktivitas menulis maka akan lebih banyak yang memperhatikan tulisan-tulisannya. ekitirtanazamzani.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kisah Cinta yang Dirindukan

26 Juli 2018   01:38 Diperbarui: 26 Juli 2018   02:06 728
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suatu perkenalan yang dipertemukan dengan kegemaran yang sama yaitu menulis. Berawal dari bertukar informasi dalam penyusunan sebuah buku. Berawal dari saling sapa akhirnya merasakan kecocokan. Namun jarak dan waktu yang memisahkan kita. Pertemuan sebatas pada ruang aplikasi chatting yang berisi aksara dan ikon-ikon lucu.

Tentu kita punya rencana untuk bisa bertemu pada suatu saat ditempat yang sama. Entah itu bertukar buku atau sebatas makan siang atau makan malam di sebuah resto. Namun itu hanya sebatas angan-angan saja. Apabila Tuhan merestui maka kita bisa dipertemukan dengan cara-caraNya yang indah. Setelah itu kita bebas  bercerita tentang apa saja yang kita inginkan. Namun jika Tuhan berkehendak lain. Kita tidak bisa menuntut apa-apa. Harapan untuk bertemu yang pertama kali didunia nyata hanya sebatas mimpi.

Kisah kedua belum berakhir. Dihadapkan lagi pada kisah ketiga. Suatu perkenalan melalui keluarga. Kisah kedua yang masih sebatas angan-angan. Belum bisa meyakini kebenaranya untuk bisa bertemu. Akhirnya mencoba kisah ketiga.

Memang mudah untuk mendatangi suatu undangan dari suatu keluarga. Minggu pertama, Tuhan tidak menakdirkan kita untuk bertemu. Pergi kesana ditemani sanak keluarga sambil melakukan obrolan ringan dan memakan jamuan yang dihidangkan. Minggu berikutnya ada kesempatan untuk bertemu. Namun hanya sebatas melihat senyumannya dalam menyajikan suatu hidangan. Hal ini menyebabkan ikatan emosi diantara kita belum bisa tercipta. Hanya bisa menatap dari kejauhan sekali, dua kali, dan setelah itu berpamitan pulang.

Hubungan berlanjut melalui aplikasi chatting. Kita hanya sebatas bertanya kabar. Setelah itu kita sibuk dengan kesibukan masing-masing. Jika rindu telah tiba maka bisa melihat foto atau status-statusnya di media sosial. Awal-awal perkenalan biasanya belum banyak yang bisa dibicarakan. Nanti kalau sudah kenal lama tentu banyak bahan obrolan untuk diceritakan.

Salam

Mojokerto, 26-07-2018

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun